Mohon tunggu...
Rusdianto Samawa Tarano Sagarino
Rusdianto Samawa Tarano Sagarino Mohon Tunggu... Dosen -

Membaca dan Menulis adalah Mutiara Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Neurotik Tama Lamong

30 Oktober 2015   14:19 Diperbarui: 30 Oktober 2015   14:38 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun, perlu juga diperhatikan bahwa masyarakat Sumbawa 99,4 % yang masih bertahan pada level tersebut sejak tahun 1940-an hingga 2000. Tetapi, pada kurun waktu 2000-2015 masyarakat sumbawa menganut agama lain sekitar 4 %. Dengan perbedaan angka porsentase ini tentu ada hal-hal yang harus di perhatikan, termasuk transmigrasi dan perpindahan dari kota ke desa yang mempengaruhi seluruh struktur sosial di Sumbawa.

Neurotik; Fenomena Sarjana Nganggur

Tradisi tama lamong dengan intrumen neurotik dalam proses pembentukan karakter melalui berpikir logis sehingga mudah menata sikap dan tindakan untuk memberikan jalan keluar pada fenomena sosial. Berdasarkan, hasil penelitian penulis bahwa penyebab terjadinya degradasi pada generasi sumbawa adalah pengangguran dan menikmati hidup santai tanpa pemasukan sementara lebih besar pengeluaran. Artinya, penyebab pengangguran itu lebih pada masalah tingkat pendidikan, akses dan jaringan kerja ekonomis.

Sementara, data menujukkan di Sumbawa sebesar 700 orang pertahun bergelar sarjana mengalami pengangguran output dari berbagai perguruan tinggi di seluruh provinsi Nusa Tenggara Barat maupun di luar itu. Angka tersebut di hitung dari jumlah menjadi mahasiswa baru hingga wisuda per angkatan pertahun. Fenomena pengangguran sarjana di sumbawa sangat membengkak yang terdiri dari berbagai disiplin keilmuannya, yakni hukum, pendidikan, agama, dan sosial politik.

Fenomena ini sangat berkaitan dengan pembentuk karakter neurotik tama lamong sebagai pembatas prilaku dan tindakan. Walaupun pengangguran, tentu sarjana memiliki kreatifitas lebih di bandingkan masyarakat kelas bawah. Namun, hasil penelitian mengungkapkan bahwa 70 % keluhan masyarakat kepada para sarjana lulusan perguruan tinggi adalah belum bisa memberikan sesuatu yang terbaik dan sangat lemah daya geraknya, bahkan tak jarang sarjana ikut bermain judi maupun prilaku seronok lainnya. Padahal harapan masyarakat sangat besar kepada mereka untuk memperbaiki struktur sosial yang telah rusak.

Oleh sebab itu, neurotik dan spiritualitas tradisi tama lamong perlu tertanam dalam karakter masyarakat Sumbawa. Tidak lagi bersifat individualistik dan fokus pada pembangunan sumberdaya manusia secara bersama. Terpenting saat ini pegangan bagi leader generation dan pemerintah sumbawa agar ada evaluasi kebijakan untuk transformasikan ke arah produktif dengan menggunakan kesempatan kekayaan kultural yang ada.

Hal yang harus di hindari oleh leader generation sumbawa adalah pendidikan individu tanpa karakter seperti negara (pemerintah) tanpa pemimpin. (Rusdianto, 2013:145). Begitu pula, Martin Luther King berkata kecerdasan plus karakter, itu adalah tujuan akhir dari generasi sebenarnya. Juga Munir Mulkhan (2014) bahwa mendidik masyarakat pada aspek kreatifitas dan moralitas, sama dengan menghidupkan manusia seribu abad.

Kalimat diatas, merupakan aupaya dini untuk antisipasi berbagai prilaku dan tindakan diluar rasionalitas. Maka baiknya pemerintah bersama masyarakat mulai bangkitkan kesadaran kreatifitas usaha yang produktif melalui tahapan kebijakan bersifat populis untuk memperbaiki kehidupan sosial ekonomi, politik, budaya dan usaha sehingga tercapai tujuan kesejahteraan dan bisa mengguranggi angka pengangguran maupun kematian usia produktif.

Rusdianto Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun