Ancaman diatas, termasuk faktor penentu yang harus dibenahi oleh pemerintah.Karena durasi puncak peluang demografi terjadi pada tahun 2030 – 2040. Kalau kesempatan ini tidak digunakan sebaik mungkin maka potensi Indonesia menjadi negara gagal sangat mungkin terjadi kedepannya. (Fasli, 25/8)
Sejatinya peluang demografi sedang berjalan, telah dimulai dari tahun 2010 hingga tahun 2015 ini, jumlah usia produktif tanggung beban kerja nonproduktif di bawah 50%. Diprediksi, tahun 2040 komposisi penduduk produktif dan nonproduktif seimbang, yakni 50 banding 50. Puncak peluang demografi, yaitu 100 produktif menanggung 44 nonproduktif prediksi terjadi pada tahun 2030. Maka sebab itu, pemerintah sebaiknya cepat perhatikan kualitas utama perkembangan sumberdaya manusia pada sektor pendidikan dan kesehatan.
Peluang Bonus Demografi
Dari ancaman diatas, pemerintah sebaiknya segera mungkin mengambil langkah-langkah strategis dan cerdas untuk memanfaatkan momentum langka seabad sekali ini. Karena kalau tidak, maka akan kehilangan peluang yang luar biasa. Peluang demografi menjadi pilar peningkatan produktivitas suatu negara dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumberdaya produktif.
Ketika angka nonproduktif dan lansia menurun, tentu pertumbuhan pendapatan perkapita untuk memenuhi kebutuhan penduduk usia anak-anak dan lansia dapat dialihkan pada program peningkatan mutu pendidikan maupun kesehatan. Sementara data lain BPS hasil sensus penduduk tahun 2010 angka rasio ketergantungan adalah 51,3%. Bonus demografi tertinggi biasanya didapatkan angka ketergantungan berada di rentang antara 40-50%, yang berarti bahwa 100 orang usia produktif menanggung 40-50 orang usia tidak produktif.
Meningkatnya jumlah usia produktif tentu saja menjadi dambaan suatu negara. Pasalnya, peningkatan produktivitas ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Apakah Indonesia mampu mengambil keuntungan dari bonus demografi ini ?. Tentu, disikapi dengan bijak dan tegas, bahwa pemerintah dari sekarang menyusun langkah agar optimal sehingga kedepan tidak mengalami turbulensi keadaan.
Menurut Endang Srihadi, Peneliti Bidang Sosial The Indonesian Institute (2010) dalam Lailatul Maniroh (10/12/2012), untuk meraih keuntungan peluang demografi, ada empat prasyarat yang harus dipenuhi. Pertama, penduduk usia muda yang meledak jumlahnya itu harus mempunyai pekerjaan produktif dan bisa menabung. Kedua, tabungan rumah tangga dapat diinvestasikan untuk menciptakan lapangan kerja produktif. Ketiga, ada investasi untuk meningkatkan modal manusia agar dapat memanfaatkan momentum jendela peluang yang akan datang. Keempat, menciptakan lingkungan yang memungkinkan perempuan masuk pasar kerja.
Faktor penentu lain adalah, seperti penanganan anak di usia sekolah, peningkatan etos kerja, pendidikan kewirausahaan, dan penekanan kompetensi soft skills, peningkatan derajat kesehatan, pemberdayaan perempuan, perbaikan regulasi pendidikan. Peluang ini secara otomatis dapat menurunkan angka lansia, apabila pemerintah mampu pergunakan kesempatan ini secara optimal.
Masih menurut Lailatul Maniroh (10/12/2012) bahwa pemerintah telah menetapkan konsep bagus yang akan mengintegrasikan tiga elemen utama, yaitu pertama, mengembangkan potensi ekonomi.Kedua, memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara global.Ketiga, memperkuat kemampuan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan komunikasi teknologi nasional untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi.Keempat, pemerintah memantapkan strategi “full participation” dalam rangka meningkatkan produktivitas penduduk usia produktif. Tentu saja harapan besar bagi kemajuan bangsa berpeluang mendapatkan bonus demografi yang akan mengantarkannya menjadi negara adidaya (big state).
Rusdianto