Mohon tunggu...
Rizki Putri
Rizki Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate Student of Marine Transportation Engineering at Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berhentilah! Ini Tanda Seseorang Terjebak Victim Mentality

6 Juli 2024   21:23 Diperbarui: 6 Juli 2024   21:27 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Victim Mentality (dokpri elemen by canva)

Mentalitas korban (victimhood atau victim mentality) menjadi fenomena psikologis yang sering kali tidak disadari oleh individu yang terjebak di dalamnya. Ini terjadi ketika seseorang cenderung melihat dirinya sebagai korban dari keadaan atau orang lain, daripada mengambil kontrol atas hidupnya sendiri.

Memahami Victim Mentality

Istilah "victim mentality" menggambarkan cara berpikir di mana ketika seseorang selalu menganggap dirinya sebagai korban di berbagai situasi. Kondisi ini juga menyebabkan seseorang meyakini bahwa situasi buruk yang terjadi akan selalu menimpa dirinya. Bahkan ketika orang datang dan mencoba menawarkan solusi, orang dengan victim mentality mungkin memberikan daftar alasan mengapa solusi tersebut tidak akan berhasil.

Penyebab Victim Mentality

Apa yang menyebabkan seseorang memiliki victim mentality? Penyebab umumnya meliputi:

1. Pengalaman trauma masa lalu dimana pola pikir ini dikembangkan sebagai coping mechanism

2. Beberapa situasi negatif di mana seseorang tidak memiliki rasa kendali

3. Rasa sakit emosional yang berkelanjutan yang membuat tidak berdaya lalu menyerah

4. Pernah mengalami pengkhianatan terhadap kepercayaan 

5. Mengalami mythomania, yaitu kondisi yang membuat seseorang melakukan kebohongan terus-menerus meski tidak ada tujuan khusus.

Tanda-Tanda Victim Mentality

Terdapat sejumlah tanda umum dari victim mentality adalah sebagai berikut:

1. Enggan mencari solusi dari permasalahan: mereka sering kali berpikir bahwa tidak ada jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.

2. Rendah diri: ketika dihadapkan oleh suatu masalah, orang dengan mentalitas korban cenderung menunjukkan sikap rendah diri dan menganggap dirinya tidak mampu melakukan sesuatu. Selain itu, seseorang yang memiliki victim mentality akan selalu pesimis dan berpikiran buruk mengenai dirinya.

3. Menghindari tanggung jawab: victim mentality biasanya lebih memilih untuk menyalahkan dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain.

4. Marah, tidak percaya diri, selalu berpikir negative, dan frustrasi dengan keadaan

Mereka menganggap bahwa dunia tidak berpihak padanya dan segala permasalahan yang dialami disebabkan oleh keadaan.

Orang dengan victim mentality intinya selalu merasa seolah-olah segala sesuatunya berlawanan dengan dirinya dan memiliki sikap negatif dalam menghadapi sebagian besar situasi.

Apakah Victim Mentality Bersifat Permanen?

Penting untuk diingat bahwa victim mentality bukanlah sesuatu yang tidak bisa diubah. Dengan kesadaran akan pola pikir ini dan dengan usaha yang tepat, seseorang dapat memutus siklus dan mulai mengambil kendali atas hidup mereka sendiri. Langkah pertama adalah mengenali pola pikir ini dalam diri sendiri, dan kemudian mencari bantuan profesional jika diperlukan untuk mengatasi akar penyebabnya.

Jadi, jika Anda merasa terjebak dalam victim mentality atau mengenal seseorang yang mungkin mengalaminya, penting untuk mengambil langkah-langkah positif untuk mengubahnya. Ingatlah bahwa kenyataannya adalah bahwa hidup tidak akan pernah berhenti memberikan tantangan, dan jika terus merasa seolah-olah apa pun yang  dilakukan tidak membawa perubahan, maka Anda akan terus berjuang keras selama sisa hidup Anda.

Cara Menghentikan Victim Mentality

Jika Anda mengidentifikasi semua tanda dan gejala victim mentality, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara menempatkan diri dalam kerangka berpikir yang lebih baik.  Berikut adalah beberapa kiat untuk membantu mengatasinya:

1. Belajar bertanggung jawab: ambil tanggung jawab atas apa yang dapat dikendalikan.

2. Mencintai diri sendiri: maafkan diri sendiri atau orang lain yang telah menyakiti, identifikasi tujuan pribadi yang ingin dicapai, memperlakukan diri dengan kebaikan, pilih untuk meninggalkan situasi atau menerimanya.

3. Mengelola emosi dengan baik: kembangkan kecerdasan emosional, berlatihlah bersyukur atas apa yang sudah dimiliki, mulailah mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kepercayaan.

4. Menghubungi psikologi: temukan bantuan dari terapis yang dapat membantu mengatasi trauma masa lalu.

Victim mentality bisa sangat merugikan bagi seseorang karena dapat menghambat perkembangan pribadi dan mengurangi rasa kontrol atas hidup. Ingatlah bahwa perubahan apa pun yang dapat Anda lakukan untuk mengeluarkan diri dari victim mentality akan menjadi langkah pertama untuk mencapai pertumbuhan pribadi yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun