2. Rendah diri: ketika dihadapkan oleh suatu masalah, orang dengan mentalitas korban cenderung menunjukkan sikap rendah diri dan menganggap dirinya tidak mampu melakukan sesuatu. Selain itu, seseorang yang memiliki victim mentality akan selalu pesimis dan berpikiran buruk mengenai dirinya.
3. Menghindari tanggung jawab: victim mentality biasanya lebih memilih untuk menyalahkan dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain.
4. Marah, tidak percaya diri, selalu berpikir negative, dan frustrasi dengan keadaan
Mereka menganggap bahwa dunia tidak berpihak padanya dan segala permasalahan yang dialami disebabkan oleh keadaan.
Orang dengan victim mentality intinya selalu merasa seolah-olah segala sesuatunya berlawanan dengan dirinya dan memiliki sikap negatif dalam menghadapi sebagian besar situasi.
Apakah Victim Mentality Bersifat Permanen?
Penting untuk diingat bahwa victim mentality bukanlah sesuatu yang tidak bisa diubah. Dengan kesadaran akan pola pikir ini dan dengan usaha yang tepat, seseorang dapat memutus siklus dan mulai mengambil kendali atas hidup mereka sendiri. Langkah pertama adalah mengenali pola pikir ini dalam diri sendiri, dan kemudian mencari bantuan profesional jika diperlukan untuk mengatasi akar penyebabnya.
Jadi, jika Anda merasa terjebak dalam victim mentality atau mengenal seseorang yang mungkin mengalaminya, penting untuk mengambil langkah-langkah positif untuk mengubahnya. Ingatlah bahwa kenyataannya adalah bahwa hidup tidak akan pernah berhenti memberikan tantangan, dan jika terus merasa seolah-olah apa pun yang  dilakukan tidak membawa perubahan, maka Anda akan terus berjuang keras selama sisa hidup Anda.
Cara Menghentikan Victim Mentality
Jika Anda mengidentifikasi semua tanda dan gejala victim mentality, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara menempatkan diri dalam kerangka berpikir yang lebih baik. Â Berikut adalah beberapa kiat untuk membantu mengatasinya:
1. Belajar bertanggung jawab: ambil tanggung jawab atas apa yang dapat dikendalikan.
2. Mencintai diri sendiri: maafkan diri sendiri atau orang lain yang telah menyakiti, identifikasi tujuan pribadi yang ingin dicapai, memperlakukan diri dengan kebaikan, pilih untuk meninggalkan situasi atau menerimanya.
3. Mengelola emosi dengan baik: kembangkan kecerdasan emosional, berlatihlah bersyukur atas apa yang sudah dimiliki, mulailah mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kepercayaan.