Tiga minggu telah berlalu, aktifitas dimalam hari sebagai fotografer keliling di Taman Kota masih aku jalankan,
Ini adalah pekerjaan terbaikku, aku sangat menikmatinya. Mengenal dan di kenal banyak orang, bertutur sapa dengan pekerja malam lainnya merupakan bonus lebih dari hanya bekerja mencari uang.
Berdiri di samping ayunan, aku melayani permintaan ibu-ibu untuk memfotokan dirinya dengan anaknya yang kira-kira berusia 3 tahun di atas ayunan.
Sembari aku merapikan hasil jepretanku barusan, dari arah kejauhan aku mendengar suara yang terdengar tidak jelas meneriakki namaku.
“Dika . Dikaa, Mas mas tukang foto disitu ..., !” panggilnya dengan berjalan ke arahku.
Tak kusangka yang memanggil itu adalah Ami, cewek yang tiga minggu ini aku cari.
Memakai baju warna ping dengan corak batik dikedua lengan, bersepatu selop dan tidak lupa lesung pipinya yang masih menempel manis dia sudah berada didepanku.
“Dik, Dika, Mas foto,, Mas!!!” ucap dia sambil melambai-lambaikan telapak tangannya di depan wajah ku.
“Ami, ini benar Ami (?)” kataku yang masih tidak percaya.
“Iya benar ini aku, hmmmmm” jawab Ami sambil melirik ke arah lain.
Dengan tinggi badan sebahuku aku terus memandanginya, ini seperti mimpi lama yang kesampaian.