Mohon tunggu...
Rizki Nugroho
Rizki Nugroho Mohon Tunggu... -

Informatic Engineering |cervenpiksi.wordpress.com | fictional narrative | fairytale |fantasy |rizkinug9494@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Part 1] Dunia Aneh di Pojok Kantin Sekolah

22 Oktober 2016   15:23 Diperbarui: 23 Oktober 2016   20:09 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“OK, surat ini nanti aku sampaikan ke guru” tanggapku dengan mengacungkan jempol ke arah Lia.

Bel masuk sudah berbunyi, semua siswa mulai memasuki kelas begitupun juga Lia yang terlihat bergegas menuju ke kelasnya.

Pada hari itu aku pertama kalinya duduk sendirian mengikuti pelajaran tanpa sosok Daniel disebelahku.

Sudah 3 mapel yang telah terlewati, aku memainkan polpen dengan jemari tangan ku memutar-mutarnya dikala merasa bosan. Pada saat asik bermain, polpen itu terjatuh ke bawah meja. Dengan badan membungkuk lekas aku mengambil dan menggapai polpen itu.

Setelah mendapatkan polpen tersebut, aku mulai beranjak memposisiskan duduk ku kembali ke posisi semula. Tapi apa yang ku lihat (?) Aku melihat pancaran berwarna hijau terang terlihat seperti batu terpancar di kolom meja Daniel.

Tanpa pikir panjang aku mengambil batu tersebut, aku mulai memandangi dan menggengam batu yang berbentuk segilima itu di sela-sela pahaku. Karena aku bermaksud untuk merahasiakan apa yang kutemukan  ke teman-teman yang lain.

Batu tersebut kusimpan di kantong celana ku sebelah kanan, sembari berpikir batu apa ini (?) dan milik siapa (?) .

Lambat laun jam di dinding menunjukan pukul 14.30 pertanda bel pelajaran telah usai dan siswa pun sudah diperbolehkan pulang meninggalkan kelas.

Keadaan lama-kelamaan mulai sepi, aku masih duduk didalam kelas dimana didalam kelas tersebut tinggal aku sendiri.

Aku mencoba mengeluarkan batu itu lagi dari dalam kantong celanaku, dengan tangan kananku yang agak sedikit gemetar aku coba mengambilnya.

Saat aku memandangi nya, batu itu malah memancarkan sinarnya lebih terang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun