Mohon tunggu...
Rizki Maulana
Rizki Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Instagram: materialism3

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Dari ECO Gifts, Anak Bali Mampu Mengubah Sampah Menjadi Mewah

6 Februari 2024   18:17 Diperbarui: 6 Februari 2024   18:19 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Produk Gantungan Kunci ECO Gifts

Nah dengan disepakatinya Goals ke-12 SDGs oleh PBB ini kemudian menjadi tanggung jawab setiap negara-negara di dunia termasuk Indonesia dalam Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik. 

Presiden bersama kementerian negara telah memerintahan setiap daerah di Indonesia untuk melindungi dan memberdayakan lingkungannya sebagai perwujudan dari otonomi daerah. 

Oleh karenanya, Bali sebagai daerah yang menjunjung tinggi budi leluhur sangat serius menanggapi kebijakan tersebut. Bentuk keseriusan itu dibuktikan melalui perda No. 1 tahun 2017 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Bali merupakan salah satu daerah wisata Indonesia yang cukup populer di kancah internasional. Turis-turis datang dari berbagai belahan dunia dengan harapan permasalahan hidupnya akan tenggelam di pesisir pantai atau terkubur di kaki gunung. 

Perpaduan antara struktur alam yang indah dengan taksu budaya serta etika sosial masyarakatnya yang menjunjung budi luhur menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan datang ke Bali.

Inilah yang membuat sektor pariwisata Bali menjadi terkenal di seluruh manca negara. Hal Ini dibuktikan dengan kunjungan wisatawan asing maupun wisatawan domestik ke Bali dari tahun ke tahun semakin meningkat, meski produksi sampah plastik di daerah ini juga turut meningkat. 

Organisasi Ligkungan Hidup Non Profit Systemic mengemukakan bahwa Bali mampu menghasilkan 829 ton sampah plastik setiap harinya, dan dari jumlah tersebut hanya sebagian kecil yang mampu didaur ulang.

Bagaimana mungkin Bali dengan tata alamnya yang indah justru terlihat sangat buruk disebabkan kumpulan sampah plastik yang merusak pemandangan. 

Fakta ini diperkuat oleh laporan seorang turis asing asal Amerika Serikat (AS) yang membagikan pengalaman buruknya saat akan snorkeling di Perairan Nusa Penida, Bali. Dia tetap diminta untuk masuk ke air, padahal di sekitarnya ada tumpukan sampah yang merusak keindahan.

Insiden ini tentu membawa pengaruh negatif bagi sektor pariwisata Bali yang akan memicu depresiasi ekonomi nasional. Parah banget kan? Padahal sekedar botol bekas air meneral yang sengaja dibuang di tepi pantai, eh ternyata memiliki dampak negatif yang begitu besar.

Inilah yang menjadi tantangan Bali untuk mencapai sustainable environmental agar istilah "Bali Bebas Plastik" dapat terealisasi bukan hanya sekedar fiksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun