Dua kekalahan tersebut tidak menggoyahkan keyakinan Barcelona pada identitas gaya bermain tiki taka. Pengganti Pep Guardiola tetap mempertahankan identitas tiki taka pada gaya permainan Barcelona. Tiki taka lantas dimatangkan lewat modifikasi dari Luis Enrique yang langsung menyabet treble winner La Liga, Copa Del Rey dan Liga Champions musim 2014/2015.
Kehebatan tiki-taka juga mempengaruhi timnas Spanyol yang dihuni praktisi-praktisi tiki-taka untuk menguasai Eropa dan dunia. Timnas Spanyol yang banyak dihuni punggawa Barcelona memenangkan Piala Eropa 2008 dan 2012 serta menjadi juara Piala Dunia 2010. Serunya, meski selalu gagal di Piala Konfederasi, Vicente Del Bosque tidak pernah meninggalkan konsep tiki taka pada gaya bermain Spanyol.
Keteguhan Barcelona pada gaya bermain mereka yang disebut tiki----taka menjadi contoh betapa pentingnya untuk konsisten menjadi diri sendiri. Seperti Barcelona yang memahami identitas bermain seperti apa yang paling cocok bagi dirinya, setiap orang juga harus bisa memahami karakter seperti apa yang pas baginya.
"Barcelona hari ini tidak lahir dalam beberapa tahun terakhir tetapi lahir pada awal tahun 1990-an lewat Johan Cruyff. Ini membutuhkan waktu sekitar 20 tahun sampai pada momen hari ini dan kita harus menghargainya" ujar Juergen Klinsmann, legenda sepakbola Jerman pada USSoccer mengakui proses panjang tiki-taka menjadi identitas gaya bermain milik Barcelona.
Menjadi diri sendiri pun membutuhkan waktu dan proses. Keberhasilan dan kegagalan adalah bagian dari proses pematangan diri. Keberhasilan mengajarkan apa yang dapat dilakukan untuk meraih sukses. Sebaliknya, kegagalan menunjukkan perbaikan apa yang harus dilakukan untuk mencegah kegagalan dan meraih sukses.
Tiki taka menjadi identitas permainan Barcelona sejak Cruyff memproklamirkannya sejak 1979. Identitas diri itu tidak lantas membuahkan keberhasilan. Ada proses pematangan disana. Kekalahan tiki-taka Barcelona dari gaya bermain defensif  yang diusung Jose Mourinho bersama Inter Milan dan Di Matteo bersama Chelsea menunjukkan pada Barcelona bahwa mereka harus mematangkan tiki-taka dimana Luis Enrique melakukannya lewat unsur umpan-umpan panjang yang sebelumnya seperti tabu dilakukan dalam gaya tiki taka.
Modifikasi tanpa mengubah dasar tiki-takanya. Berubah menjadi lebih matang dengan tetap menjadi diri sendiri. Tiki-taka mengajarkan kepada kita untuk berani menjadi diri sendiri. Mudah untuk mengucapkannya tetapi butuh komitmen kuat untuk menjalaninya.
Menjadi diri sendiri saat berada diatas angin tentu mudah untuk melakukannya, tetapi lain cerita jika kondisinya tidak menguntungkan. Konsisten menjadi diri sendiri, inilah yang bisa dipelajari dari kisah titaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H