Meski kemudian hanya bertahan selama setahun karena meninggal akibat penyakit kanker, Tito masih sempat menghadiahkan trofi juara La Liga bagi Barcelona di akhir musim 2012/2013.
Pengganti Tito adalah seorang Argentina, Gerardo Tata Martino.
Berharap koneksi Argentina dengan sang mega bintang Lionel Messi akan membawa klub pada performa terbaik ternyata tidak berjalan sesuai harapan.
Gerardo Tata Martino “hanya” memenangkan titel Piala Super Spanyol yang jelas gengsinya tidak sebanding dengan pendahulu-pendahulunya.
Sampai kemudian mantan bintang Barcelona Luis Enrique hadir di ruang ganti Barca dan memberikan kembali kejayaan Barca seperti era Pep Guardiola.
Kisah kursi kepelatihan Barcelona sesungguhnya dapat menjadi petunjuk mengenai sosok seperti apa yang pantas menggantikan Enrique.
Bukan cuma itu, riwayat sejarah kepelatihan di Barca terutama sejak era Johan Cruyff dan semakin menguat dalam 10 tahun terakhir menunjukkan kriteria utama untuk orang yang akan menduduki kursi pelatih Barcelona.
Kriteria yang dimaksud adalah orang Belanda dan atau mantan pemain bintang Barcelona.
Dua kriteria ini berada pada mereka yang sukses menghadirkan cerita sukses kala menangani Barcelona.
Tanpa mengesampingkan pencapaian Bobby Robson, Pria Inggris yang menghadirkan Cup Treble Copa Del Rey, Super Copa dan Winner Cup, kinerja manager asal Belanda dan atau mantan pemain bintang Barcelona sejak era Cruyff terbilang memuaskan.
Tercatat beberapa manager pada kriteria tersebut yang sudah sukses menghadirkan senyum bagi fans Barca.