Mohon tunggu...
Bung Rizma
Bung Rizma Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Football Blogger - www.pengamatbola.id dan channel YouTube Bung Rizma

Blogger Pengamat Sepakbola sejak 2012 di blog www.pengamatbola.id. Analis Bola dalam program Football Insight di Berita Satu TV selama 5 tahun (2014 - 2019). Top ten Football Analyst di UC News tahun 2017. Analis di website sponsor salahsatu klub Liga Indonesia pada tahun 2015 dan 2019. Untuk kerjasama hubungi WA 081282126529 Saya pernah rutin tampil sebagai Analis dalam Program Football Insight yang tayang di Berita Satu TV selama 5 tahun (2014 - 2019) Semua ulasan saya bisa dibaca di Blog pengamatbola.id atau ditonton di channel YouTube Bung Rizma

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Skema 4-2-3-1 MU Tidak Berjalan Sesuai Rencana

19 September 2016   14:42 Diperbarui: 19 September 2016   14:58 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang membayangkan Manchester United (MU) dibawah asuhan Jose Mourinho akan mengalami tiga kekalahan beruntun dalam kurun waktu satu minggu. Apalagi jika melihat skuad MU di setiap lini belakang, tengah dan depan berisikan pemain-pemain baru pilihan Mourinho yang langsung jadi starter. Eric Bailly langsung jadi penghuni tetap barisan belakang dan memaksa Daley Blind dan Chris Smailing bergantian mendampingi mantan pemain Villareal itu.

Adapun Paul Pogba langsung menyegel posisi di lini tengah meski Anders Herrera bermain cukup baik di lini tengah bersama Fellaini. Kemudian di lini depan MU tidak ada yang bisa mencegah Zlatan Ibrahimovic mematenkan statusnya sebagai penyerang utama pilihan Mourinho musim ini. Ketiga pemain baru tersebut (empat dengan Henrikh Mkhitaryan) adalah pemain-pemain pilihan Mourinho, bukan pemain yang terpaksa diterima The Special One. Artinya kehadiran mereka di Old Trafford memang merupakan bagian dari strategi permainan yang akan diusung Jose Mourinho bersama MU.

Pertanyaannya, mengapa kemudian MU sampai kalah 3 kali beruntun dalam kurun waktu seminggu?

Kekalahan dari Man City bisa dianggap sebagai buah rotasi pemain yang gagal dari Mourinho. Keputusannya memainkan Jesse Lingard dan Henrikh Mkhitaryan untuk mengisi posisi Martial dan Juan Mata diakuinya tidak berjalan dengan baik. Kedua pemain ini langsung digantikan setelah turun minum dan permainan MU pun membaik meski sudah terlambat.

Perubahan komposisi pemain kembali diperlihatkan Mourinho kala bertandang ke Rotterdam menghadapi Feyenoord di laga perdana Europa League. Matteo Darmian mengisi posisi Valencia, Rojo mengisi posisi Shaw dan Smailing menggantikan Blind untuk berduet dengan Bailly. Di lini tengah, Herrera dan Schneiderlin menggantikan duet Pogba Fellaini sebagai double pivot. Pogba sendiri didorong kedepan menjadi salahsatu dari trio gelandang serang bersama Martial dan Juan Mata di belakang Rashford yang mengisi posisi Ibra sebagai penyerang tunggal.

Hasilnya? MU tetap kalah 0-1

Usai kekalahan tersebut, Mourinho menilai perubahan komposisi pemain jadi kunci dua kekalahan beruntun saat itu. “Kami akan kembali ke tim biasanya tanpa banyak perubahan” ujar The Special One merujuk pada laga selanjutnya melawan Watford. Benar saja, MU menurunkan komposisi yang tidak banyak berubah dari komposisi yang memenangkan 3 laga awal. Di lini belakang hanya menegaskan posisi Smailing sebagai duet baru untuk Bailly. Lini tengah kembali dihuni duet Fellaini dan Pogba di belakang trio gelandang serang Rooney, Rashford, Martial mensupport Ibra sebagai penyerang tunggal (perubahan hanya terjadi pada posisi Rashford yang menggantikan Juan Mata).

Hasilnya? Meski sudah kembali pada komposisi awal, MU kalah lagi bahkan dengan skor telak 1-3.

Apa yang salah dengan strategi Mourinho?

Dengan formasi 4-2-3-1, konsep permainan yang diusung Mourinho bersama MU sebenarnya menjanjikan performa gemilang. Masih berdirinya David De Gea di bawah mistar gawang sudah jadi satu poin plus skema ini. Kiper ini adalah alasan mengapa kinerja Moyes dan Louis Van Gaal tidak sampai buruk-buruk amat. Kinerjanya tetap cemerlang meski performa MU tidak begitu bagus beberapa musim terakhir. Di depan David De Gea, komposisi Valencia, Bailly, Smailing/Blind dan Shaw sesuai konsep yang diinginkan The Special One. Bailly adalan tipikal bek “beringas” yang siap adu fisik untuk mengamankan pertahanan dipadu dengan Smailing/ Blind yang lebih taktikal di lini pertahanan. Keduanya diapit Valencia dan Shaw yang dipandang punya kemampuan untuk maju membantu penyerangan. 

Di lini tengah, duet Fellaini dan Pogba adalah duet yang diinginkan Mourinho karena Pria Portugal itu mengkombinasikan kemampuan bertahan Fellaini dan kemampuan Pogba membangun serangan. Dengan keduanya punya kekuatan fisik, Mou mengharapkan lini tengah yang kuat namun mumpuni untuk menginisiasi serangan dari tengah. Apalagi Fellaini dan Pogba juga bisa sesekali maju sampai ke dalam kotak penalty untuk menuntaskan serangan dari lini kedua. 

Duet gelandang yang komplit ini seharusnya bisa membuat trio gelandang serang di depannya bekerja dengan tenang. Kecepatan Martial/Rashford atau eksplositas Juan Mata adalah senjata Mourinho disisi sayap. Tepat di belakang Ibra, sang Kapten Wayne Rooney disiapkan menjadi second striker sesuai janji Mou bahwa Rooney tidak akan bermain terlalu jauh lagi dari kotak penalty. Kombinasi tembok sekokoh Ibra untuk memantulkan bola kepada bomber sekelas Rooney di belakangnya yang diapit sayap-sayap tajam adalah gambaran ideal untuk komposisi penyerangan MU. Begitulah, pola 4-2-3-1 Mourinho sejatinya mengusung konsep pertahanan yang baik sekaligus ketajaman dalam penyerangan.

Formasi 4-2-3-1 Mourinho adalah formasi yang dipersiapkan agar MU kuat dalam bertahan dengan keberadaan duet Bailly Smailing/Blind serta Fellaini di lini tengah namun tetap kreatif dan tajam dalam situasi menyerang dengan keberadaan Valencia dan Shaw di sayap melapis Martial dan Juan Mata/Rashford serta tajam di lini tengah dengan keberadaan Pogba dan Rooney di lini kedua mensupport striker sekelas Ibrahimovic.

Namun rencana tinggal rencana.

Konsep permainan MU tidak berjalan dengan lancar karena kesalahan-kesalahan individu. Blind, Lingard dan Mkhitaryan jadi tersangka pada kekalahan perdana dari City. Lini tengah MU yang dihuni Herrera dan Schneiderlin jadi tersangka berikutnya usai “mengawali” gol kemenangan Feyenoord. Pada kekalahan ketiga dari Watford, Luke Shaw jadi tersangka di mata Mourinho. "Pemain Watford menerima bola dan Luke Shaw seharusnya melakukan pressing bukan menunggu” kata Mourinho menyoroti gol kedua Watford.

The Special One sendiri menganggap skema 4-2-3-1 yang diusung beserta konsep yang dinginkannya masih layak untuk terus dimainkan. Toh, skema itu pula yang membuat MU mengawali 3 pekan awal Liga Inggris dengan sapu bersih kemenangan plus catatan dua kali clean sheet.  "Itu bukanlah berhubungan dengan taktik melainkan sebuah sikap mental. Sebuah kesalahan individu di luar rencana kami dan latihan kami” tegas Mourinho merujuk pada kesalahan individu Shaw.

Pernyataan diatas bisa dianggap sebagai bentuk kepercayaan diri Mourinho bahwa selama tidak ada kesalahan individu dalam skema permainan yang diusungnya maka taktik pilihannya sudah tepat. Menarik ditunggu apakah skema yang sama masih akan digunakan Mourinho pada laga-laga berikutnya, dengan harapan tidak ada lagi kesalahan-kesalahan individu dari pemain MU seperti halnya keluhan Mourinho pada kinerja wasit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun