Blind kembali jadi “tersangka” pada gol kedua City. Posisi Iheanacho yang tadinya offside pada sebuah serangan City dalam kotak penalty MU menjadi on side akibat keterlambatan Blind naik. Singkat cerita Blind sudah merusak performa gemilangnya dalam 3 laga awal MU. Ajaib jika Blind masih menempati posisi Chris Smailing di laga MU berikutnya.
Terlepas dari “kontribusi Blind” dalam dua gol City, performa MU memang tidak lebih baik daripada City. Dominasi penguasaan bola City beberapa kali berujung pada serangan-serangan yang membuat jantung fans MU berdegup kencang. Kekhilafan Mourinho terbayar di babak kedua kala The Special One mengubah komposisi pemain.
Masih dalam formasi 4-2-3-1, keluarnya Mkhitaryan dan Lingard berganti dengan Rashford dan Herrera. Masuknya dua nama ini membuat Pogba maju menjadi salahsatu dari tiga gelandang menyerang bersama Rooney dan Rashford serta Hererra menjadi double pivot bersama Fellaini. Rotasi ini membuat serangan MU kian tajam di babak kedua dan beberapa kali memberikan ancaman ke gawang Claudio Bravo yang tampak gugup dalam laga debutnya di Liga Inggris.
Duet Herrera dan Fellaini juga cukup mampu membentengi pertahanan MU dari serangan-serangan City.
Posisi Pogba yang berada tepat di belakang Ibra dan menggeser Rooney ke sisi sayap sekaligus menguatkan lini tengah MU karena dalam pergerakannya formasi 4-2-3-1 MU berubah menjadi 4-3-3 dimana Ibra, Rashford dan Rooney jadi trio penyerang yang disokong trio Pogba Fellaini dan Herrera.
Meski pada akhirnya bisa mengimbangi City di babak kedua, MU tidak sampai menyamakan skor dan harus pasrah dengan hasil akhir kalah 1-2. Apakah taktik Guardiola lebih baik daripada Mourinho dengan kemenangan ini? Rasanya hasil laga bisa berbeda jika Mou tidak bereksperimen mengubah komposisi starter awal.
Perubahan strategi yang ditawarkan Mourinho bisa jadi direncanakan untuk mengantisipasi absennya Sergio Aguero yang diakui Mourinho justru menyulitkannya menyusun taktik.
“Dengan absennya Aguero kami harus berpikir ulang menganalisa permainan yang akan diterapkan City” ujar Mourinho.
Sayangnya alih-alih menurunkan tim terbaik yang sudah teruji untuk meladeni City yang “pincang” tanpa Aguero, Mou justru memainkan tim berbeda yang kemudian terbukti ikut-ikutan membuat MU pincang di babak pertama, babak dimana semua gol City lahir dan MU tidak mampu menampilkan permainan terbaik mereka.
Mou salah strategi dan MU pun kalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H