Manchester United (MU) harus merasakan kekalahan 1-2 dari Man City dalam derby Manchester. Kekalahan yang sebenarnya bisa dicegah jika Mourinho tidak “bereksperimen” dengan taktik yang diterapkannya. Meski punya rekor pertemuan yang tidak begitu baik kala beradu taktik dengan Pep Guardiola, Jose Mourinho bersama MU sesungguhnya memasuki laga derby dengan kondisi yang sedikit lebih diunggulkan.
Ketiadaan Sergio Aguero dan belum tercapainya clean sheet selama 3 laga awal Man City di Liga Inggris berbanding terbalik dengan kondisi MU. Anak asuh Mourinho menatap derby dengan modal ketajaman Zlatan Ibrahimovic yang sudah mencetak 3 gol dalam 3 laga awal MU. Rooney dkk juga sudah menjalani dua laga beruntun tanpa kebobolan. Singkat kata MU unggul secara psikologis dari sisi penyerangan dan pertahanan.
Maka ketika MU merasakan kekalahan 1-2 dalam derby perdana yang melibatkan Mourinho dan Guardiola, kekeliruan The Special One dalam menyusun strategi sulit disangkal sebagai penyebab utama kekalahan Rooney dkk. Blunder Mourinho terlihat dalam penyusunan starter awal dalam laga ketat nan prestisius sekelas derby Manchester.
Alih-alih mempertahankan the winning team yang sudah terbukti memberikan hasil positif, Mou justru mengubah susunan sebelas pemain awal. Meski masih memainkan pola 4-2-3-1, trio gelandang serang pendukung Ibra yang biasanya ditempati Juan Mata, Martial dan Rooney berganti dua personil dimana posisi Juan Mata digantikan Mkhitaryan dan Jesse Lingard menempati posisi Martial.
Penempatan Mkhitaryan yang dianggap lebih mampu bermain fisik daripada Juan Mata ditujukan untuk menahan penetrasi bek dan gelandang serang sayap City. Kenyataannya? Mkhitaryan kerap kehilangan bola dan beberapa kali mendapati area sayap yang dihuninya menjadi salahsatu ekspose serangan City di babak pertama.
Di sisi sayap yang lain, penempatan Lingard bahkan langsung membuat fans MU mengernyitkan dahi. Martial memang belum lagi mampu mengulang performanya musim lalu dalam tiga laga awal MU, tetapi dirinya sudah terlanjur jadi satu unit kesatuan dalam komposisi tiga gelandang menyerang di belakang Ibra.
Apalagi dalam jeda laga internasional, Martial mampu mencetak gol untuk timnas yang artinya menunjukkan bahwa anak muda Prancis ini tinggal tunggu panas saja. Makin mengherankan karena Mou bahkan tidak mencoba menempatkan Rashford di posisi Martial padahal pencetak gol kemenangan MU atas Hull City itu juga tengah on fire usai mencetak gol bersama timnas Inggris U-21.
The Special One, julukan Mourinho, harus mengakui keputusannya mengubah starter awal adalah sebuah blunder. Blunder Mou terbukti ketika dalam 45 menit babak pertama Lingard membuat MU seakan-akan hanya bermain dengan 10 orang. Lingard sama sekali tidak memberikan kontribusi pada permainan MU.
Entah mimpi buruk apa yang dialami Lingard hingga bermain sangat jelek.
Fans MU di dalam Stadion bahkan tertangkap kamera meneriaki anak muda ini saking seringnya melakukan kesalahan-kesalahan mendasar yang merugikan tim. Lingard mungkin harus “berterimakasih” kepada Daley Blind yang ikut jadi sorotan pada dua gol City ke gawang David De Gea.
Gol pertama City sangat nyata sekali memperlihatkan kelalaian Blind dalam mengantisipasi pergerakan De Bruyne saat menyambut umpan lambung Kolarov dari area pertahanan City. De Bruyne memotong bola dan menciptakan jalur masuk berhadapan dengan De Gea dalam kotak penalti. Parahnya, Blind menunjukkan reaksi pasrah dengan tidak bergerak cepat mengejar Bruyne. Luke Shaw yang berada di luar jalur lari Bruyne malah bela-belain berlari habis-habisan mengejar Bruyne yang terlanjur menaklukkan De Gea.