Mohon tunggu...
Rizki Losari
Rizki Losari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya bermain badminton saya orang yang menyukai hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media Sosial sebagai Alat Strategis dalam Membangun Opini Publik dan Meraih Kemenangan Politik

26 Desember 2024   20:21 Diperbarui: 26 Desember 2024   20:19 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: https://vt.tiktok.com/ZS6My6jXL/
Sumber: https://vt.tiktok.com/ZS6My6jXL/

Sumber: https://images.app.goo.gl/XbZ8X1GPeKjyghvY7 
Sumber: https://images.app.goo.gl/XbZ8X1GPeKjyghvY7 

Strategi ini terbukti efektif dalam menarik perhatian dan dukungan dari pemilih muda. Generasi milenial dan Gen Z, yang dikenal sebagai pengguna aktif media sosial, merasa lebih terhubung dengan Prabowo melalui konten-konten yang relevan dan menghibur. Mereka melihat Prabowo sebagai sosok yang memahami dan menghargai budaya digital yang mereka anut. Selain itu, penggunaan Bahasa gaul dan tren populer dalam video-video Tiktok juga membantu memperkuat citra “Gemoy” dan membuat Prabowo lebih relatable bagi pemilih muda. Strategi kampanye yang kreatif dan inovatif berhasil membentuk opini publik yang positif terhadap Prabowo-Gibran. Penggunaan media sosial Tiktok memungkinkan mereka untuk berinteraksi langsung dengan pemilih muda, membangun hubungan yang lebih personal, dan menciptakan kesan bahwa mereka memahami dan menghargai budaya digital yang dianut oleh generasi milenial dan Gen Z. Penggunaan Tiktok dan kolaborasi dengan influencer berhasil meningkatkan partisipasi pemilih muda dalam pemilu 2024. Pemilih muda merasa lebih terhubung dengan Prabowo-Gibran melalui konten-konten yang relevan dan menghibur, sehingga mereka lebih termotivasi untuk menggunakan hak suara mereka.

Penggunaan Media Sosial seperti tiktok oleh para aktor politik, memiliki keterkaitan yang erat dengan beberapa teori komunikasi. Terdapat beberapa teori komunikasi yang relevan dan alasan mengapa teori-teori ini releban dengan penggunaan media sosial sebagai media kampanye aktor politik.

  • Teori Agenda Setting, menyatakan bahwa media memiliki kemampuan untuk mempengaruhi agenda publik dengan menentukan isu-isu apa yang dianggap penting. Dalam konteks kampanye Prabowo-Gibran, penggunaan Tiktok memungkinkan mereka untuk mengatur agenda politik dengan menyoroti isu-isu dan pesan-pesan yang mereka anggap penting. Dengan memanfaatkan tren dan tantangan yang populer di Tiktok, mereka berhasil menarik perhatian publik dan membentuk opini tentang isu-isu tertentu. Penggunaan Tiktok oleh tim kampanye Prabowo-Gibran memungkinkan mereka untuk mengatur agenda politik dengan cara yang lebih efektif dan menarik bagi pemilih muda. Mereka dapat menyoroti isu-isu yang relevan dan penting bagi generasi milenial dan Gen Z, serta membentuk opini publik tentang kandidat mereka. Lain halnya dengan penggunaan Teori Agenda Setting dalam konteks kampanye Anies Baswedan-Cak Imin, penggunaan Tiktok memungkinkan mereka untuk mengatur agenda politik dengan menyoroti isu-isu dan pesan-pesan yang mereka anggap penting. Dengan melakukan Live streaming di Tiktok, Anies Baswedan-Cak Imin dapat mengatur agenda politik dengan cara yang lebih efektif dan menarik bagi pemilih muda. Mereka dapat menyoroti isu-isu yang relavan juga dan penting bagi generasi milenial dan Gen Z, serta membentuk opini publik tentang kandidat mereka.
  • Teori Uses and Gratifications berfokus pada bagaimana individu menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Dalam konteks kampanye politik, pemilih menggunakan media sosial untuk mencari informasi, hiburan, dan interaksi sosial. Tiktok, sebagai platform yang sangat populer di kalangan anak muda, memenuhi kebutuhan ini dengan menyediakan konten yang informatif, menghibur, dan interaktif. Tim kampanye Prabowo-Gibran memanfaatkan Tiktok untuk memenuhi kebutuhan pemilih muda akan informasi dan hiburan. Dengan menciptakan konten yang menarik dan relevan, mereka berhasil menarik perhatian dan dukungan dari generasi milenial dan Gen Z. Penggunaan Bahasa gaul dan tren populer dalam video-video Tiktok juga membantu memperkuat citra “Gemoy” dan membuat Prabowo lebih relatable bagi pemilih muda. Sama halnya juga Anies Baswedan dan Cak Imin memanfaatkan Tiktok untuk memenuhi kebeutuhan pemilih muda akan informasi dan hiburan. Dengan melakukan Live Streaming, mereka dapat berinteraksi langsung dengan audiens, menjawab pertanyaan, dan menyampaikan pesan politik mereka secara real-time. Hal ini membantu membangun hubungan yang lebih personal dan dekat dengan pemilih muda, serta meningkatkan partisipasi mereka dalam proses politik.

Media sosial telah merubah wajah komunikasi politik di Indonesia, terutama dalam pemilu 2024. Platform seperti Tiktok, Instagram, dan Twitter memungkinkan politisi untuk menjangkau generasi muda dengan cara yang lebih kreatif, relevan, dan interaktif. Strategi seperti penggunaan video pendek, kolaboorasi dengan influencer, dan pemanfaatan tren populer terbukti efektif dalam membangun citra, opini publik, dan meningkatkan partisipasi pemilih.

Namun, meski media sosial membuka peluang besar untuk demokrasi, tantangan seperti penyebaran hoaks, polarisasi masyarakat, dan eksploitasi isu sensitive tetap menjadi ancaman yang perlu ditangani. Untuk memastikan media sosial tetap menjadi alat positif dalam demokrasi, diperlukan literasi digital yang lebih baik lagi dan regulasi yang tepat.

Kemenangan Prabowo Subianto juga Gibran Rakabuming Raka daalam pemilu 2024 menunjukkan betapa strategisnya media sosial dalam kampanye politik modern. Dengan memanfaatkan pendekatan yang inovatif seperti citra politik “Gemoy” mereka berhasil menarik perhatian dan dukungan generasi muda. Di masa depan, komunikasi politik berbasis media sosial akan terus menjadi medan pertempuran penting bagi para aktor politik untuk membangun koneksi dengan publik.

Daftar Pustaka

Fatih, Ismail Zaky Al. “Peran Media Sosial Dalam Kampanye Politik Di Indonesia Lima Tahun Terakhir: Antara Demokrasi Dan Manipulasi Informasi.” COMSERVA : Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, vol. 4, no. 7, 26 Nov. 2024, pp. 2227–2237, https://doi.org/10.59141/comserva.v4i7.2611. Accessed 26 Dec. 2024.

Jain, M, et al. “PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP DEMOKRASI PANCASILA.” Journal of Science and Social Research, no. 3, 2024, pp. 1227–1231. Accessed 26 Dec. 2024.

Khatimah, Khusnul, et al. “Desember 2024 (128-143) ISSN (Print.” Pengaruh Media Sosial... |, vol. 7, no. 2, Dec. 2024, pp. 2714–7657. Accessed 26 Dec. 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun