Setelah semua umat muslim yang ada di dunia ini menjalankan puasa selama sebulan penuh, kini tinggal menghitung hari lagi kita akan memasuki hari yang paling ditunggu-tunggu, yaitu Lebaran. Meskipun ada kesedihan yang dirasakan oleh umat muslim karena dengan hal itu berarti akan meninggalkan bulan suci Ramadhan, tetapi tetap disambut dengan suka cita. Lalu apa sih kira-kira yang dilakukan umat muslim ketika memasuki hari raya Lebaran?
Hari Raya Lebaran identik dengan shalat iedul fitri, sehingga setelah malam takbiran, paginya, umat muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah penutup di bulan suci Ramadhan yaitu shalat iedul fitri. Selain itu, di hari Lebaran juga identik dengan kegiatan mengunjungi sanak saudara untuk bersilaturahmi. Silaturahmi ini sangat bermakna karena merupakan kegiatan yang dapat mempertemukan saudara-saudara yang bisa saja tidak dapat bertemu selain di hari raya Lebaran ini. Sehingga, agar menciptakan suasana silaturahmi yang nyaman ketika Lebaran ini dan tidak merusak suasana karena hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan maka sebelumnya kita harus memperhatikan apa saja hal-hal yang tidak sepantasnya kita lakukan saat silaturahmi. Apa saja hal-hal tersebut? Inilah hal-hal yang yang harus dihindari saat silaturahmi, antara lain:
- Masuk ke dalam rumah tanpa izin
Dalam hal ini diartikan bahwa kita jangan masuk ke dalam rumah yang sekiranya hal itu harus meminta persetujuan dari tuan rumah. Misalnya saja, jika kita ingin buang air kecil kita jangan langsung nyelonong masuk begitu saja, tetapi kita harus meminta izin kepada tuan rumah sebagai bentuk kesopanan. Orang akan dilihat perilakunya dari kesopanan yang tertanam dalam diri.Â
- Sibuk masing-masing
Bersilaturahmi berarti kita seharusnya mencoba mengakrabkan dan berbaur dengan orang-orang yang ada dalam kunjungan kita bukan malah sibuk sendiri-sendiri. Apalagi kita sibuk sendiri dengan hal-hal dirasa kurang atau bahkan tidak penting, misalnya saja kita malah main handphone yang sebenarnya kita tidak ada kepentingan dengan handphone tersebut karena bingung untuk memulai pembicaraan. Padahal, sebenarnya bisa saja orang yang ada dalam kunjungan kita ingin memulai pembicaraan, tetapi tidak jadi karena melihat kita yang sibuk main handphone. Situasi tersebut menjadi tidak nyaman, sehingga sebaiknya dalam bersilaturahmi kita gunakan waktu yang ada untuk mengobrol walaupun hanya bertukar cerita maupun kesenangan, tetapi tetap menggunakan tata krama dan tidak menyinggung.
- Membicarakan tentang keburukan orang lain
Saat silaturahmi dalam momen lebaran pasti diwarnai dengan percakapan-percakapan, sehingga silaturahmi tersebut menjadi berkesan. Namun, dalam percakapan-percakapan tersebut kita harus memilah mana yang baik kita bicarakan saat silaturahmi. Jangan sampai kita membicarakan keburukan-keburukan pada diri orang lain yang kita ketahui karena sama saja kita menyebarkan aib orang tersebut dan membuat suasana silaturahmi tersebut menjadi tidak nyaman. Padahal, silaturahmi tersebut bertujuan untuk mempererat persaudaraan maupun mengakrabkan kembali hubungan yang tidak akrab sebelumnya, bukan untuk membicarakan hal-hal yang buruk orang lain yang tidak ada dalam silaturahmi tersebut atau bahkan ada di dalamnya.
- Mengorek-orek hal yang sensitif
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai manusia, rasa keingintahuan yang tinggi atau sering disebut dengan istilah kepo merupakan hal cukup wajar. Namun, kewajaran tersebut jangan sampai disalahartikan. Walaupun kepo menjadi hal yang wajar, tetapi kita harus tahu batasan-batasan mengenai hal-hal yang ingin kita ketahui. Jangan sampai karena terlalu kepo kita ikut campur dengan masalah pribadi seseorang yang akan membuat suasana menjadi tidak nyaman karena pertanyaan yang kita sampaikan.
Kata "kapan" sebenarnya biasa saja untuk diucapkan, tetapi karena terlalu kepo, pertanyaan tentang "kapan" menjadi tidak enak untuk didengar. Misalnya, "kapan kamu punya anak", hal tersebut cukup atau sangat sensitif ditanyakan kepada pasangan yang sudah menikah namun belum dikaruniai anak, sehingga kita harus berhati-hati dalam memilih pertanyaan untuk pasangan yang belum dikaruniai anak. Yang hanya dapat kita lakukan adalah mendoakan yang terbaik saja jangan sampai menyelidiki lebih dalam dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih sensitif.
- Membanding-bandingkan satu dengan yang lainnya
Membanding-bandingkan satu dengan yang lainnya memang sudah biasa dilakukan meskipun tidak sedang dalam rangka silaturahmi lebaran. Hal itu dilakukan di hari biasa saja membuat suasana menjadi tidak nyaman apalagi saat momen lebaran yang hanya satu tahun sekali, akan menjadi sangat tidak nyaman. Sehingga kita harus pandai dalam bertutur kata dan menahan diri untuk tidak berkata yang tidak baik.
Misalnya, membandingkan kesuksesan anak, padahal kita tahu bahwa rezeki atau kesuksesan tersebut sudah diatur oleh Allah SWT dan tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama. Â
- Bercanda yang berlebihan
Memang saat silaturahmi suasana akan lebih asik dan menarik jika dibumbui dengan canda tawa. Namun, tidak jarang juga hal yang menjadi bahan bercandaan merupakan hal yang sensitif dan akan menyinggung orang yang bersangkutan. Misalnya saja, karena sudah terlarut dalam suasana bercanda tanpa sadar mengucapkan hal-hal yang menyangkut fisik seseorang dalam silaturahmi tersebut.Â
Niat hati mau menghibur dan membuat suasana menjadi lebih hidup, tetapi karena hal yang dibecandakan merupakan hal yang sensitif sehingga malah membuat suasana silaturahmi menjadi tidak nyaman. Karena beberapa atau bahkan semua orang, hal yang menyangkut tentang fisik merupakan hal yang sensitif untuk dijadikan bahan bercandaan. Bercanda boleh asalkan sewajarnya saja atau tahu batasan-batasan dalam bercanda.
Gunakan waktu saat silaturahmi untuk hal-hal yang baik sehingga bisa mempererat tali persaudaraan dan mengikat kembali benang silaturahmi yang sempat terputus. Jangan sampai tali silaturahmi yang sudah terikat malah terputus karena hal-hal di atas. Dan jangan berpatok bahwa apabila kita melakukan kesalahan akan termaafkan apabila kita meminta maaf, karena sesungguhnya perasaan tersebut akan berbeda dengan sebelumnya ketika kita tidak melakukan kesalahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI