PENDAHULUANÂ
Etika adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang prinsip-prinsip moral dan
nilai-nilai yang mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi dengan orang lain serta
lingkungan sekitarnya. Etika mencakup berbagai konsep seperti kebaikan, keadilan, kesetiaan, dan tanggung jawab sosial (Utsman, 2018).
Selain itu, etika juga dapat diartikan sebagai panduan atau standar perilaku yangdianggap baik dan benar dalam suatu konteks tertentu, seperti etika bisnis, etika kedokteran, dan etika jurnalistik. Etika memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai dan norma-norma sosial yang mengatur hubungan antarindividu, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan.Etika juga studi tentang tindakan manusia dan nilai-nilai moral yang mendasarinya.
Etika membahas masalah-masalah seperti apa yang dianggap benar dan salah, bagaimana
seseorang seharusnya bertindak dalam situasi tertentu, dan bagaimana memutuskan antara
berbagai pilihan moral. Etika juga mencakup topik seperti hak asasi manusia, keadilan sosial,
tanggung jawab sosial, dan kebijakan publik yang mengatur perilaku manusia. Etika dapat
diterapkan pada berbagai bidang, termasuk bisnis, ilmu pengetahuan, teknologi, politik, dan
agama (Abu Huraerah, 2017).
Sementara etika belajar adalah seperangkat norma atau aturan yang mengatur
perilaku atau tingkah laku dalam proses pembelajaran. Etika belajar mencakup nilai-nilai
yang berkaitan dengan integritas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan sikap positif lainnya yang diperlukan dalam mengembangkan potensi diri dan memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Beberapa contoh etika belajar yang umum meliputi menghormati hak kekayaan intelektual orang lain, menghindari kecurangan dan
plagiarisme, mematuhi jadwal kuliah atau waktu belajar, berpartisipasi aktif dalam diskusi
kelas, dan mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Etika belajar merupakan bagian
penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik dan memberikan manfaat jangka
panjang bagi perkembangan pribadi dan profesional seseorang (T. M. Soh, Tuan., Arsad,
2010).
Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang berbasis pada ajaran dan prinsip-
prinsip Islam. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan, mengajarkan, dan memahamkan siswa tentang ajaran agama Islam, serta membantu mereka mengembangkan karakter yang baik dan mengarahkan mereka untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat (Priatmoko, 2019).
A. Kedudukan etika dan akhlak dalam Islam
Etika dan akhlak adalah dua konsep yang saling terkait dalam konteks moralitas dan perilaku manusia. Etika adalah studi tentang prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku manusia dan interaksi sosial. Etika mencakup pemikiran dan pemahaman tentang apa yang baik dan buruk, benar dan salah, serta keadilan dan kesetaraan dalam perilaku dan tindakan manusia. Sementara itu, akhlak mengacu pada tingkah laku atauperilaku yang baik atauKedudukan etika dan akhlak dalam Islam Etika dan akhlak adalah dua konsep yang saling terkait dalam konteks moralitas danperilaku manusia. Etika adalah studi tentang prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku manusia dan interaksi sosial. Etika mencakup pemikiran dan pemahaman tentang apa yang baik dan buruk, benar dan salah, serta keadilan dan kesetaraan dalam perilaku dan tindakan manusia. Sementara itu, akhlak mengacu pada tingkah laku atau perilaku yang baik atau buruk daalm kehidupan sehari-hari. Akhlak berkaitan dengan norma-norma moral dan nilai-nilai yang dipraktikkan oleh individu atau masyarakat dalam menjalankan tindakan atau keputusan (Abu Huraerah, 2017).
Dalam konteks Islam, etika dan akhlak sangat penting karena merupakan bagian
integral dari agama dan budaya. Islam memandang etika dan akhlak sebagai panduan yang memungkinkan individu untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah, dan bersikap adil dan
berbudi luhur dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran, kerendahan hati, kasih sayang, danburuk daalm kehidupan sehari-hari. Akhlak berkaitan dengan norma-norma moral dan nilai-nilai yang dipraktikkan oleh individu atau masyarakat dalam menjalankan tindakan atau keputusan (Abu Huraerah, 2017).
Dalam konteks Islam, etika dan akhlak sangat penting karena merupakan bagian
integral dari agama dan budaya. Islam memandang etika dan akhlak sebagai panduan yang memungkinkan individu untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah, dan bersikap adil dan
berbudi luhur dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran, kerendahan hati, kasih sayang, dan keadilan dalam perilaku manusia. Dalam Islam, etika dan akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting. Etika dan akhlak dalam Islam tidak hanya berlaku dalam hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga dalam hubungan antar sesama manusia.
Etika dalam Islam meliputi norma-norma dan nilai-nilai yang berkaitan dengan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Etika ini bertujuan untuk memperbaiki perilaku manusia agar menjadi lebih baik dan berakhlak mulia. Contohnya, etika berbicara dengan sopan dan santun, tidak berbohong, mematuhi janji, menghormati orang tua dan tetangga, dan berperilaku ramah terhadap semua makhluk ciptaan Allah.Sementara itu, akhlak dalam Islam adalah perwujudan dari etika yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak meliputi sikap dan perilaku yang harus dijaga oleh
seorang Muslim dalam semua aspek kehidupannya, baik dalam urusan ibadah maupun
dalam hubungan sosial. Akhlak yang baik di antaranya adalah kejujuran, keikhlasan, kasih
sayang, keadilan, kesabaran, dan kesederhanaan (Ridwan, 2018).
Dalam Islam, etika dan akhlak memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Allah SWT
berfirman dalam Al-Quran, "Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat keindahan bentuk
tubuhmu atau kekayaanmu, tetapi Dia melihat hati dan amalmu." (HR. Muslim). Oleh karena
itu, seorang Muslim diharapkan untuk memperbaiki akhlak dan etikanya agar dicintai dan diridhai oleh Allah SWT serta menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya.
B. Etika Belajar dalam Pemikiran Ulama Klasik
Etika Belajar dalam Pemikiran Ulama Klasik Sebuah judul kitab mengakar kuat di pesantren pada umumnya: Ta'lm alMuta'allim Thariqat al-Ta'allum, karya Syekh Al-Zarnuji. Sebagai sesuatu yang salaf, kitab tersebut cenderung memahaminya sebagai sebuah garis
final. Tidak hanya pada semangat dan pesan moral di dalamnya, tetapi juga pada tata-cara
dan metodologinya. Adalah sesuatu yang wajar jika kemudian karya monumental alZarnuji
itu menjadi sebuah rujukan dalam menata proses belajar mengajar di pondok pesantren. Ia
memenuhi segala kriteria yang diinginkan, yaitu Islami, salaf, dibawa dan ditradisikan oleh
sistem pembelajaran di pondok pesantren (Ridwan, 2018).
Terlepas, dari pro-kontra kelayakannya sebagai metodologi pendidikan, Ta'lim al
muta'alim dalam cermin besarnya telah memberikan sebuah nuansa tentang pendidikan
ideal, yaitu sebuah pendidikan yang bermuara pada pembentukan moral. Sebetulnya, dalam
khazanah Islam banyak kitab-kitab yang memiliki kecenderungan sama dengan Ta'lim al
muta'alim , dan lebih dahulu dibanding kitab yang ditulis oleh alZarnuji itu. Sebut saja misalnya, al-Targhib fi al-Ilmi karya Ismail al-Muzani (w. 264 H), Bidayat al-Hidayah dan Minhaj al-Muta'alim karya Imam al-Ghazali (w. 505 H.). Namun, Ta'lim al muta'alim jauh lebih mengakar di kalangan pondok pesantren dibanding kitab-kitab tentang etika mencari ilmu yang lain, sekalipun periode penyusunannya jauh lebih dahulu dibanding Ta'lim al muta'alim (Angdreani et al., 2020).
KESIMPULANÂ
Berdasarkan konteks penelitian etika belajar perspektif pendidikan islam klasik di atas
dapat ditarik kesimpulan yakni dalam konteks Islam, etika dan akhlak sangat penting karena
merupakan bagian integral dari agama dan budaya. Islam memandang etika dan akhlak
sebagai panduan yang memungkinkan individu untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah,
dan bersikap adil dan berbudi luhur dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, Islam
menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran, kerendahan hati, kasih
sayang, dan keadilan dalam perilaku manusia.
Etika siswa yang ditawarkan oleh Imam al-Zarnuji memang tidak semuanya dapat
diterapkan dan kondusif dalam konteks kehidupan zaman sekarang. Ada beberapa yang
tampaknya sulit untuk diterapkan, misalnya larangan berbicara banyak dalam konteks
pembelajaran. Padahal konsep pembelajaran modern menuntut siswa untuk banyak
berbicara, baik dalam rangka mengemukakan pendapat, menyanggah pendapat,
mengkritisi suatu pengetahuan dan lain sebagainya. Namun demikian, untuk sebagian
besar, etika siswa yang dikemukakan oleh Imam al-Zarnuji dalam kitabnya itu masih tetap
relevan dan dapat diaplikasikan dalam konteks pembelajaran dewasa ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H