Mohon tunggu...
rizkiirwanto
rizkiirwanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Motivasi tanpa aksi,hanyalah halusinasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika belajar presfektif pendidikan islam klasik

14 Desember 2024   18:06 Diperbarui: 14 Desember 2024   18:06 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam Islam, etika dan akhlak memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Allah SWT
berfirman dalam Al-Quran, "Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat keindahan bentuk
tubuhmu atau kekayaanmu, tetapi Dia melihat hati dan amalmu." (HR. Muslim). Oleh karena
itu, seorang Muslim diharapkan untuk memperbaiki akhlak dan etikanya agar dicintai dan diridhai oleh Allah SWT serta menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya.

B. Etika Belajar dalam Pemikiran Ulama Klasik

Etika Belajar dalam Pemikiran Ulama Klasik Sebuah judul kitab mengakar kuat di pesantren pada umumnya: Ta'lm alMuta'allim Thariqat al-Ta'allum, karya Syekh Al-Zarnuji. Sebagai sesuatu yang salaf, kitab tersebut cenderung memahaminya sebagai sebuah garis
final. Tidak hanya pada semangat dan pesan moral di dalamnya, tetapi juga pada tata-cara
dan metodologinya. Adalah sesuatu yang wajar jika kemudian karya monumental alZarnuji
itu menjadi sebuah rujukan dalam menata proses belajar mengajar di pondok pesantren. Ia
memenuhi segala kriteria yang diinginkan, yaitu Islami, salaf, dibawa dan ditradisikan oleh
sistem pembelajaran di pondok pesantren (Ridwan, 2018).

Terlepas, dari pro-kontra kelayakannya sebagai metodologi pendidikan, Ta'lim al
muta'alim dalam cermin besarnya telah memberikan sebuah nuansa tentang pendidikan
ideal, yaitu sebuah pendidikan yang bermuara pada pembentukan moral. Sebetulnya, dalam
khazanah Islam banyak kitab-kitab yang memiliki kecenderungan sama dengan Ta'lim al
muta'alim , dan lebih dahulu dibanding kitab yang ditulis oleh alZarnuji itu. Sebut saja misalnya, al-Targhib fi al-Ilmi karya Ismail al-Muzani (w. 264 H), Bidayat al-Hidayah dan Minhaj al-Muta'alim karya Imam al-Ghazali (w. 505 H.). Namun, Ta'lim al muta'alim jauh lebih mengakar di kalangan pondok pesantren dibanding kitab-kitab tentang etika mencari ilmu yang lain, sekalipun periode penyusunannya jauh lebih dahulu dibanding Ta'lim al muta'alim (Angdreani et al., 2020).

KESIMPULAN 

Berdasarkan konteks penelitian etika belajar perspektif pendidikan islam klasik di atas
dapat ditarik kesimpulan yakni dalam konteks Islam, etika dan akhlak sangat penting karena
merupakan bagian integral dari agama dan budaya. Islam memandang etika dan akhlak
sebagai panduan yang memungkinkan individu untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah,
dan bersikap adil dan berbudi luhur dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, Islam
menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran, kerendahan hati, kasih
sayang, dan keadilan dalam perilaku manusia.
Etika siswa yang ditawarkan oleh Imam al-Zarnuji memang tidak semuanya dapat
diterapkan dan kondusif dalam konteks kehidupan zaman sekarang. Ada beberapa yang
tampaknya sulit untuk diterapkan, misalnya larangan berbicara banyak dalam konteks
pembelajaran. Padahal konsep pembelajaran modern menuntut siswa untuk banyak
berbicara, baik dalam rangka mengemukakan pendapat, menyanggah pendapat,
mengkritisi suatu pengetahuan dan lain sebagainya. Namun demikian, untuk sebagian
besar, etika siswa yang dikemukakan oleh Imam al-Zarnuji dalam kitabnya itu masih tetap
relevan dan dapat diaplikasikan dalam konteks pembelajaran dewasa ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun