Mohon tunggu...
Rizki Mubarok
Rizki Mubarok Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Seorang Melankolis Muda yang Gemar Bertualang dalam Sakralitas Peradaban Semu

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Industri Kreatif Jadi Incaran Gen Z, FOMO atau Fakta?

13 Juli 2024   01:05 Diperbarui: 13 Juli 2024   01:16 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perkembangan zaman membuat banyaknya perubahan di kalangan masyarakat, khususnya di dunia maya. Yap, digitalisasi menjadi salah satu bidang yang bertransformasi dengan cepat. Perkembangan ini kemudian mengubah habits sosial yang lebih senang berinteraksi di sosial media. Selain itu, banyak orang yang berlomba lomba membuat sosial media mereka dengan se estetik mungkin. Belum, ditambah di dunia bisnis sekarang promosi modern sedang di gencar gencarnya, bahkan sudah jarang sekali tradisional promosi menjadi pilihan bagi para pebisnis.

Jika melihat dari segmentasi umur, pemain utama di bidang sosial media adalah Gen Z. Yaps, social media menjadi ladangnya para Gen Z untuk mengexplore banyak hal, dari mulai mencari tempat rekomendasi untuk date/hangout, meniru influencer kesukaan mereka, berinteraksi dg koneksi maya, curhat, dsb. Oleh karena itu, mereka lebih senang menghabiskan waktu mereka untuk membuka gadget dibandingkan berinteraksi scr bertatap muka.

Bagi gue pribadi, karena gue juga gen Z jadi its okay aja sih. Karena ada beberapa faktor yang membuat Gen Z sangat sangat menggunakan media sosial sebagai ladang utama mereka, seperti ruang lingkup sosial mereka lebih banyak di sosmed dibandingkan di dunia nyata. Selain itu, mereka lahir dan besar di dunia digitalisasi. Apalagi, rata rata Gen Z adalah "alumni" covid yang mengharuskan mereka melakukan segala aktivitas di dunia maya.

Di samping sifatnya yang gampang baper, mudah insecure, gengsian dan FOMO. Gen Z ini menurut gua mereka lebih percaya diri di sosial media dibandingkan di dunia nyata. Selain itu, mereka lebih kreatif dan adaptif terhadap zaman. Contoh saja di Instagram, kebanyakan mereka ingin tampilan feed nya terlihat rapi dan estetik. Bagi sebagian orang hal itu mungkin terlihat seperti alay padahal untuk membuat seperti itu perlu daya kreativitas dan jiwa seni. 

Selain itu di page sosmed yang lain seperti tiktok. Mereka akan banyak berperan sebagai video editor untuk keseharian mereka atau untuk membagikan pengalaman atau mungkin rekomendasi tempat dll. Dengan lagu sad atau happy, mereka membuat video sebagaimana yang mereka suka.

Nah hal tersebutlah yang membuat mereka akan lebih senang bekerja di industri kreatif yang kerjanya tidak membuat mereka stress. Dengan jam dan aturan sebebasnya, Gen Z akan lebih senang mengerjakan project mereka dibandingkan harus ada preassure yang membuat ia tidak bisa mengerjakan pekerjaan mereka dengan maksimal. Nah oleh karena itu, pekerjaan yang paling banyak di sukai oleh Gen Z adalah pekerja industri kreatif dengan lanyard yang terpasang di leher mereka.

Akan tetapi yang menjadi pertanyaan nya, apakah Industri kreatif hanya faktor FOMO akibat sudah banyaknya content creator atau mungkin passion Gen Z yang memang berada di Industri Kreatif?

Gua coba ambil sedikit mengutip berita dari CNBC Indonesia, bahwa media dan hiburan menjadi industri yang paling banyak di gandrungi oleh Gen Z. Fleksibilitas dan Kreatif lah yang membuat para Gen Z senang berada disini. Selanjutnya, Morning Consult menyebut bahwa 57 persen Gen Z ingin menjadi influencer. Hal ini di dorong oleh faktor meningkatnya popularitas Tiktok, Youtube, Instagram dan lain-lain.

Alright, gua ngambil kesimpulan begini. Sebenarnya industri kreatif benar benar jadi ladangnya buat Gen Z. Karena gua liat potensi Gen Z yang hidup di zaman digitalisasi, membuat daya kreatif mereka lebih oke dibandingkan generasi sebelumnya. Memang, secara etos kerja, Gen Z lebih suka mengeluh, lebih gampang insecure dan labil. Akan tetapi, mereka akan lebih cepat berkembang di industri kreatif dibandingkan di industri lainnya. Sebab, karakter Gen Z itu tidak mau mengerjakan pekerjaan yang sangat berat. Prinsip work life balance sangat di pegang erat. Sehingga mereka akan lebih senang jika mereka diberi kebebasan dalam bekerja.

Akan tetapi, Gen Z yang memang FOMO biasanya mereka hanya karena ingin terlihat keren. Yups, validasi. Engagement itu penting kalo di dunia digital marketing. Makanya personal branding mereka a.k.a gengsi untuk diakui di dunia entertaint adalah sesuatu yang mutlak. Gaya hidup menjadi nomor satu. Sedangkan yang lain, skip dulu. Ya begitulah realitanya

Anyway, mau FOMO atau emang lo suka di dunia kreatif. Kejar terus aja jika passion lo disana. Tapi yang perlu di ingat, industri kreatif itu fleksibel. Sama kayak mood Gen Z :)

Jadi, kalo saran gua mah, Industri kreatif itu jangan jadi pekerjaan utama sih. Karena sometimes lo ga tau perputaran digital secepat apa dengan kondisi seperti apa. Kalo cuma FOMO di industri kreatif, mending jangan deh. Tapi kalo lo yakin bisa adaptasi dengan percepatan digital. Dengan keadaan finansial elo (karena jarang anak muda yg bisa punya rumah itu bro --salary nya tentatif) gua saranin lo tabrak terus. Itu industri menjanjikan banget buat para Gen Z selagi usia lo belum nyampe 30 tahun keatas.

Terakhir, sebagai Gen Z juga. Gue ngeliat emang Industri kreatif jadi ladang inceran Gen Z banget sih dibandingkan korporat, F&B, dsb. Cuma emang lo harus punya USP (keunikan) yang membuat personal branding lo lebih dilirik orang/perusahaan. Karena di Industri kreatif --ya namanya juga kreatif, anak anaknya harus cepat adaptasi dan harus banyak ide. Kalo ide lo stagnan terus, yasudah bisa bisa digeser oleh yang lain sih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun