“Tak ada yang mengetahui kapan seseorang akan mengalami kesenangan dan kesedihan. Terkadang, perasaan tersebut datang tanpa bisa di prediksi oleh dirinya sendiri. Bahkan, perasaan tersebut bisa saja berubah secara cepat”.
Seiring dengan perjalanan hidup, manusia akan selalu dihadapkan dengan berbagai macam kondisi, dan kondisi tersebut akan di respon oleh perasaan manusia, baik perasaan senang, bahagia, sedih, atau kecewa. Oleh karena itu, yang perlu dipahami oleh manusia adalah tahapan dari perasaan tersebut, supaya ketika dihadapkan dengan kondisi tersebut manusia dapat mengatasinya dengan baik.
Nah, pada tulisan saya kali ini, saya akan sedikit membahas bagaimana tahapan kesedihan didalam hidup manusia. Sebab, kesedihan adalah salah satu fase yang banyak dibenci dan tidak diinginkan oleh manusia. Saya akan mencoba membahas apa saja fase kesedihan tersebut dan bagaimana cara melewatinya dengan baik. Silahkan disimak dengan baik, ya!
Apa itu kesedihan?
Kesedihan merupakan bentuk emosi yang terdapat di dalam diri manusia yang sering ditanda dengan bentuk kekecewaan dan ketidakterimaan terhadap kondisi yang mengarahkan pada hal negatif. Kesedihan juga dapat terjadi ketika manusia mengalami keadaan yang tidak diinginkan oleh dirinya sehingga menimbulkan rasa cemas, sedih, kecewa, bahkan depresi. Terkadang, kesedihan ditandai dengan tangisan atau kemarahan sebagai bentuk dari luapan emosi manusia. Bisa juga, kesedihan tersebut dipendam oleh manusia yang mengakibatkan manusia merasakan pesimis dan murung terhadap kondisi yang dialaminya.
Tahapan Kesedihan
Pada tahun 1969, Elisabeth Kübler-Ross yang merupakan seorang Psikiater Swiss-Amerika menuliskan dalam bukunya On Death and Dying, bahwa fase kesedihan manusia terdiri atas 5 fase, yaitu:
Denial (Penolakan), Anger (Kemarahan), Bargaining (Tawar Menawar), Depression (Depresi), dan Acceptence (Penerimaan). Fase tersebut tidak serta merta terjadi secara beruntun, dan fase tersebut bisa saja terjadi secara acak atau tidak terprediksi.
1. Denial (Penolakan)
Ketika seseorang dihadapkan oleh keadaan yang tidak diinginkan di hidupnya, seseorang akan merasa tidak percaya dan akan mengalami penolakan di dalam dirinya. Contohnya, apabila ada keluarga atau kerabat terdekat meninggal, respon yang banyak dialami oleh manusia adalah tidak percaya akan hal tersebut. Seseorang akan menolak bahwa keadaan kematian akan terjadi begitu cepat, seseorang juga akan menolak kalau hal itu akan terjadi pada dirinya.
“Kok bisa sih temen gua meninggal dengan cepet”
“Apa apaan ini baru saja kemarin gua ketemu sama dia”