Mohon tunggu...
Nature Pilihan

Menjaga Nafas Pertanian Indonesia

22 Januari 2019   07:00 Diperbarui: 22 Januari 2019   07:33 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semakin mahal dan langkanya tenaga kerja pertanian menyebabkan bengkaknya beban produksi pertanian di tingkatan petani, terlebih dengan trend perubahan lapangan pekerjaan yang lebih banyak terserap di sektor industry dan jasa, menyebabkan langkanya buruh tani yang ada di desa, kalau ada pun sudah dalam kondisi umur yang tua, sehingga untuk masa selanjutnya perlu digantikan oleh sesuatu yang lebih efektif dan efisien.

Tenaga kerja tersebut dapat digantikan dengan alat mesin pertanian (alsintan) yang lebih efektif dan efisien, menurut Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian I Ketut Kariyasa menjelaskan, penggunaan traktor roda 2 dan roda 4 mampu menghemat penggunaan tenaga kerja dari 20 orang menjadi 3 orang/hektar (ha). Selain itu, biaya pengolahan tanah menurun sekitar 28 persen.

Tantangan yang muncul ketika sata bertanya dengan petani di Indonesia adalah tidak tepatnya alsintan dalam penggunaan di lahan dikarenakan kondisi lahan pertanian yang beragam, ada yang rata (dataran rendah), ada pula yang tidak rata lahannya, karena berada di dataran tinggi. Kondisi tekstur tanah juga menyebabkan tidak tepatnya penggunaan alsintan sehingga beberapa bantuan dari Kementerian Pertanian tidak tepat guna.

Hal ini perlu dibenahi dengan disesuaikannya bantuan alsintan dengan kondisi lahan yang beragam, serta pentingnya pendampingan pada kelompok tani yang mendapatkan bantuan berupa alsintan.

Distribusi Pangan

Harga pangan di Indonesia cenderung tidak stabil dan mengarah pada kerugian petani. Karena memang sifat produk pertanian yang musiman dan tidak tahan lama, menyebabkan harusnya dilakukan penanganan segera ketika masa panen tiba, beberapa efek dari hal ini adalah adanya masa panen raya yang menyebabkan harga turun drastis, sementara di saat panen sedikit, harga bisa naik dengan drastis. Terkadang hal tersebut juga disebabkan adanya oknum-oknum yang biasa disebut mafia pangan yang bermain demi keuntungan pribadi, namun sangat merugikan petani. Mafia pangan akan terus ada dikarenakan panjanganya rantai pasok pertanian di Indonesia.

Pemotongan rantai pasok dan stabilitas harga menjadi kunci dalam penjagaan distribusi pangan di Indonesia. Sudah banyak muncul Start Up di bidang pertanian yang berfokus pada pemotongan rantai pasok, yaitu dengan sistem penjualan online, hal ini tentu sangat menguntungkan bagi petani, karean harga jualnya bisa ditentukan oleh petnni, serta memudahkan akses dari konsumen tersebut. Kedepan, sistem-sistem distribusi pangan yang mudah dengan harga yang ramah harus terus digalakan demi menjawab tantangan distribusi pangan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun