Mohon tunggu...
RIZKI FEBY WULANDARI
RIZKI FEBY WULANDARI Mohon Tunggu... Editor - Mencoba menyelaraskan kata dan laku.

Menorehkan segala ambisi dan luka di atas tinta, bukan bermaksud apa-apa. Hanya saja terdapat kelegaan di sana. Pelajaran yang tercatat tidak akan musnah meski waktu menggerusnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemulihan Jiwa

13 April 2023   08:31 Diperbarui: 13 April 2023   08:45 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lama ga nulis, tertelan rutinitas yang monoton yang menyebalkan. Biasanya kemarin-kemarin aku nulis karena stagn gatau apa yang harus ditulis di skripsi trus jadinya melampiaskan pada tulisan lainnya.

Menulis adalah cara aku untuk kembali pulih, menuangkan segala uneg-uneg kegelisahan pada tulisan. Sebenarnya gunanya untuk apa sih?

Hanya sebatas pengen mengarsipkan cerita hidup yang biasa ini, namun tidak lupa mengapresiasi keberhasilan kecil diri dengan memaknainya secara seksama. Bukan kah jalan hidup setiap orang berbeda dan sangat unik. Tak bisa dibedakan satu sama lainnya. Ada seorang yang mengatakan juga, bahwa hidup kita adalah sebuah konten.

Konten dinilai bukan dari seberapa bagus, menarik, likes terbanyak atau apalah. Konten baru bisa dikatakan baik saat ia berdampak. Membawa perubahan bagi sekitar menjadi lebih baik. Tulisan ini lahir juga bukan atas dasar kisah hidup ku lebih menarik atau lebih dramatis dari kawan-kawan.

Aku hanya ingin memaknainya dengan memberi sedikit goresan dengan tinta, yang mana hal ini bisa di abadikan dan dibaca ulang setelah beberapa bulan bahkan tahun ke depan. Setelah pergantian fase kehidupan, hal ini tentu menjadi sebuah pelajaran tersendiri.

Fase ini aku berada pada fase terbarukan dengan kehidupan selepas perkuliahan, hitam-putih menjadi hal yang sangat samar, tidak jelas dan mengambang, tidak tegas. Untuk diriku yang masih terlena kehidupan saklek yang selama ini membentuk. Nyatanya, kehidupan selepaas perkuliahan yaitu dalam dunia pekerjaan dan masyarakat, lebih keras dari yang terbayang.

Jika tidak benar-benar pandai dan paham akan peran dan prioritas akan kacau karena pikiran tersita akan hal remeh yang mengecewakan. Meskipun mengagetkan tapi seperti biasa aku sendiri merupakan ppribadi yang haus akan tantangan. Jadi senang melewati fase ini dan optimis untuk ke depan.

Mindblowing pertama yaitu, sekarang banyak sekali prang memasang dua muka. Sebenarnya aku masih belum paham betul, hanya saja yang bisa aku tangkap dari maksud mereka ialah, tidak menginginkan perpecahan terjadi saat hal ini diketauhi satu dengan yang lainnya.

Berbeda pandang dengan saya yang semisal terjadi kesalahan, yaudah bilang langsung ke orangnya. Kasihan orangnya jika kita hanya menggunjing di belakang, kita kesal, orang yang digunjingku tak akan ada perubahan.

Kedua, yaitu berusaha mengelola emosi. Jangan sampai emosi jelek yang sedang kita rasakan sekarang menyrempet karir keprofesionalan kita.

Ketiga, jangan menyia-nyiakan peluang. Bukan hanya sekadar menerima dan tidak menolak kesempatan yang ada, akan tetapi memberikan yang terbaik dari yang kita mampu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun