Mohon tunggu...
RIZKI FEBY WULANDARI
RIZKI FEBY WULANDARI Mohon Tunggu... Editor - Mencoba menyelaraskan kata dan laku.

Menorehkan segala ambisi dan luka di atas tinta, bukan bermaksud apa-apa. Hanya saja terdapat kelegaan di sana. Pelajaran yang tercatat tidak akan musnah meski waktu menggerusnya.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku Mengaku Menyerah dengan Rencanaku: Menerima Takdir Terbaik dari-Mu

11 November 2022   11:49 Diperbarui: 11 November 2022   11:57 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ada satu lagi pesan teruntuk penjaga hati kesucian. Jangan pernah menjadikan perjuanganmu dalam penjagaan hati untuk menutup akses pada seseorang yang pernah keliru di masa lalu. Tidak ada seorangpun yang sempurna. Beruntunglah kamu yang bisa menjaga diri, tapi jangan menghakimi seorang dari masa lalunya yang kelam. Asalkan dia sudah berada dalam pintu gerbang pertaubatan.

Tulisan ini, mewakili perasaan perempuan teruntuk jodoh di masa mendatang. Hasil renungan yang mendalam dibingkai ketakutan pada Tuhan. Maafkan daku yang mengizinkan seorang masuk ke dalam hati dan menyita keseluruhan ruangan di dalamnya bahkan tak jarang melebihi kecintaan pada-Nya.

Maafkan, jika berkali air mata menetes untuk seorang yang belum halal. Kau tahu apa yang kami, perempuan khawatirkan??? Siapa jodoh di masa mendatang. Menerka mengira sesuatu yang singgah ini untuk selamanya.

Diri ini sekarang merasakan menjadi mahasiswa sebenarnya karena sudah memasuki semester akhir, perkuliahan tidak bisa disambil hahahihi, tanggungjawab di luar perkuliahan mulai dari keluarga, masyarakat, dan sebagainya juga mulai terasa.

Nahasnya, banyak mahasiswa yang gagal karena terlena karena waktu menjelma menjadi fatamorgana yang melimpah. Padahal, kewajiban yang harus terjalankan lebih banyak daripada waktu yang tersedia.

Tulisan ini bukan untuk apa-apa hanya saja ingin merefleksikan kegelisahan dalam hati. Alibi karena terkadang terbesit pikiran merasa iri dengan teman yang memiliki doi.

Tapi tenang akan ku yakinkan dirimu bahwa aku bisa jaga diri. Meskipun maafkan daku yaa pernah menangisi seorang dengan tidak tahu diri, dan itu bukan kamu, jodohku.

Maafkan hati yang pernah sakit karena berharap tidak pada illahi robbi. Maafkan daku yang menyerah dan membuka hati sebelum kau datang menghampiri.

Kau tahu, betapa beruntungnya daku? Tuhan maha penyayang tidak ingin membiarkanku berlama-lama dalam jurang kemaksiatan.

Setelah menyadari segala hal yang terjadi sama sekali tidak mendekatkan diri pada sang Robbi. Diri ini memang sedikit lugu, tapi insting baik buruk masih tercium selalu.

Setelah tersadarkan perempuan polos ini sedang berusaha mengisi kesendiriannya dengan cara menikmati setiap detik penantian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun