Dalam pemeriksaan pajak kelapa sawit, ukuran sampel yang memadai diperlukan untuk menguji keakuratan data transaksi. Misalnya, sampel dapat mencakup laporan penjualan CPO, penggunaan pupuk, dan biaya transportasi. Sampling audit memberikan dasar untuk menilai risiko penyajian material dalam laporan keuangan.
Dalam konteks Dilthey, ukuran sampel adalah representasi simbolis dari keseluruhan populasi. fiskus tidak hanya memilih sampel berdasarkan hitungan matematis, tetapi juga mempertimbangkan pengalaman dan pemahaman atas risiko auditee. Keputusan fiskus untuk menggunakan formula ini menunjukkan upaya mencapai keseimbangan antara kebutuhan praktis dan pemahaman mendalam terhadap populasi yang diaudit.
SA 320 (materialitas)
Persamaan  :Â
Materialitas digunakan untuk menentukan ambang batas dalam evaluasi kesalahan penyajian. Dalam konteks kelapa sawit, fiskus dapat menetapkan materialitas berdasarkan variabel seperti pendapatan total, luas lahan, atau volume produksi. Misalnya, materialitas dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah perbedaan nilai PPN yang dilaporkan signifikan. Materialitas adalah tolok ukur fiskus untuk menentukan apa yang signifikan dalam laporan keuangan. Dalam perspektif hermeneutis Dilthey, angka ini bukan sekadar nilai matematis, melainkan refleksi pengalaman fiskus dalam mengevaluasi risiko penyajian material. Logaritma melambangkan tingkat kompleksitas dan akurasi fiskus saat menilai signifikansi.
SA 330 (Respons terhadap Risiko)
- Persamaan : Â
Risiko yang teridentifikasi mencakup manipulasi laporan keuangan, seperti markup biaya operasional atau underreporting pendapatan. Nilai f(2)=12 mencerminkan tingkat risiko residual yang harus dikelola, misalnya, dengan menguji catatan kontrak penjualan CPO dan biaya produksi.