Mohon tunggu...
Rizkia Ramadhani
Rizkia Ramadhani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya Rizkia seorang pengajar pada salah satu SLB Negeri di Kota Yogyakarta sekaligus terapis untuk Anak Berkebutuhan Khusus.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektivitas Video

10 Desember 2022   13:48 Diperbarui: 10 Desember 2022   13:52 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrac

This article aims to observe the effectiveness of learning videos during a pandemic in learning self-development for mentally retarded students in class V at SLB Negeri 2 Yogyakarta. This type of research is a qualitative descriptive research that is used to obtain information related to the effectiveness of learning videos during a pandemic in learning self-development at SLB Negeri 2 Yogyakarta. Subjects or respondents in this study were school principals, educators, and parents of students. This study uses data collection techniques by conducting interviews, observation and documentation. The data analysis technique is an Interactive Analysis Model which consists of data collection/data collection, data reduction/data reduction, data display/data presentation, and drawing conclusions (drawing conclusions). The results of the study show that learning videos during a pandemic in self-development learning for mental.

Keyword : pandemic, learning videos, self-development

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha yang melibatkan pendidik dan peserta didik dalam suatu waktu dengan tujuan agar mencapai tujuan yang bermartabat. Dengan kata lain pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan             dengan            memberikan pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, pelatihan, dan bimbingan. Usaha ini ditunjang oleh suatu komunikasi verbal secara langsung bertatap muka antara pendidik dan peserta didik. Begitupun pendidikan pada anak berkebutuhan khusus (ABK), yang membutuhkan banyak pembelajaran, pelatihan, dan bimbingan yang dilakukan secara langsung bertatap muka.

Pertengahan bulan Desember 2019, dunia diguncang dengan adanya berita penyebaran virus yang berasal dari Wuhan. WHO (World Health Organization) menamakan virus tersebut dengan COVID 19 (Coronavirus Disease 2019), dengan sifatnya yang mudah menular dan cepat beradaptasi di segala kondisi, membuat virus tersebut dapat merebak dengan cepat. Pada tahun 2020 tepatnya di bulan Februari, menjadi awal mula COVID 19 masuk ke Indonesia dan dalam waktu yang cukup singkat merebak dengan cepat dan menjangkiti warga Indonesia.

Kepanikan yang terjadi membuat Negara cepat mengambil keputusan, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) yang memutuskan pembelajaran untuk dilakukan secara dalam jaringan (Daring) atau via online. Proses pendidikan yang dulu memakai teknik tatap muka, karena adanya kondisi darurat bencana COVID membuat para pelaku pendidikan mau tidak mau harus beralih dengan menerapkan proses pembelajaran berbasis Daring (dalam jaringan). Tentu ini menjadi persoalan baru dimana kebiasaan yang selama ini dilakukan harus berubah menjadi online.

Pemberlakuan pendidikan berbasis online merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan baik SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Tidak terkecuali bagi SLB atau pendidikan khusus bagi ABK juga harus menjalani pendidikan berbasis online. Pandemi COVID 19 ini menimbulkan tantangan baru dan lebih besar terhadap pendidikan ABK. Keterbatasan yang dialami oleh peserta didik ABK mulai dari kognitif, pendengaran dan hambatan lainnya membuat mereka pun harus penyesuaian lebih dalam proses belajar. Belum lagi jika orangtua pekerja yang kurang memiliki waktu untuk membimbing saat pembelajaran daring, kurang mampu memainkan peran sebagai pendidik dan kurang bisa memahami kebutuhan putra putri mereka yang berkebutuhan khusus.

Perhatian pada anak berkebutuhan khusus jangan sampai terabaikan di masa pandemi seperti sekarang ini, agar layanan pendidikan yang sudah mereka dapatkan dan karakter kemampuan yang telah terbentuk tidak "memudar" atau bahkan "menghilang". Pentingnya pendidikan anak berkebutuhan khusus sebagai hak anak antara lain tertuang dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan Anak, yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berprestasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Salah satu implementasi dari hak tersebut, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pembelajaran dalam rangka pengembangan pribadinya.

Pada awal pandemi, terjadi ketidakefektifan sistem dalam pembelajaran, hal ini karena adanya peralihan, adaptasi dan pembiasaan yang dilakukan baik dari peran pendidik maupun peserta didik serta peran orangtua. Oleh karena itu, pendidik anak berkebutuhan khusus harus tetap mencari inovasi pembelajaran menyampaikan materi pembelajaran  yang menyenangkan dan bermanfaat bagi peserta didik di masa pandemic COVID 19. Salah satu cara yaitu dengan memanfaatkan teknologi secara maksimal seperti membuat media pembelajaran. Menurut Rusman (2012), media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dan dengar termasuk teknologi perangkat keras. Sejalan dengan itu, Azhar Arsyad (2013) menyatakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam belajar.

Salah satu media pembelajaran yang dipilih oleh pendidik yaitu dengan membuat video pembelajaran. Menurut Rusman dkk (2012 ), video merupakan gambar gerak yang disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk. Sari, Siagian ( 2013) menyatakan bahwa media video adalah segala sesuatu yang menyangkut bahan (software) dan perangkat keras/alat (hardware), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera, penekanan media video pembelajaran terdapat pada visual dan audio yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pembelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat pembelajar, dapat menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif Kelebihan penggunaan media video ini, peserta didik diharapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain peserta didik dapat menerima materi mata pelajaran. Rusman (2012) menyatakan media jenis ini juga dapat digunakan untuk menyajikan bagian- bagian dari suatu proses dan prosedur secara utuh sehingga memudahkan peserta didik dalam mengamati dan menirukan langkah- langkah suatu prosedur yang harus  dipelajari.

Dengan media ini peserta didik akan dipermudah dalam memahami materi, karena video dapat diputar berulang-ulang, sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kemampuan media video ini juga dapat memanipulasi ruang dan waktu, objek yang besar dan jauh dapat dihadirkan melalui media video ini. Media video pembelajaran yang dibuat oleh pendidik ini sendiri dapat meningkatkan kemampuan tunagrahita, khususnya dalam pembelajaran pengembangan diri

Video pembelajaran yang diunggah pada media sosial dan menjalin komunikasi yang lebih erat kembali melalui Whatsapp Group (WAG) peserta didik tunagrahita sangatlah diperlukan dalam proses transfer dan penyajian materi pembelajaran. Peserta didik ttunagrahita yang mengalami hambatan dalam intelektual, sangatlah cocok diberikan pembelajaran melalui video pembelajaran. Hal ini karena anak tunagrahita sangat bergantung pada visual dan pengulangan materi . Akan tetapi, video pembelajaran haruslah tetap dibuat dan susun sesuai dengan kebutuhan mereka. Materi yang diberikan juga disederhanakan, menggunakan bantuan gambar-gambar yang menarik dan tidak menggunakan kata atau kalimat yang sederhana.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan informasi terkait optimalisasi video pembelajaran di masa pandemi dalam pembelajaran pengembangan diri di SLB Negeri 2 Yogyakarta. Subjek atau responden pada penelitian ini adalah kepala sekolah, pendidik, dan orangtua peserta didik. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu dengan Analysis Interactive Model terdiri dari data collection/ pengumpulan data, data reduction/ reduksi data, data display/ penyajian data, dan conclutions (penarikan kesimpulan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efektivitas video pembelajaran di SLB Negeri 2 Yogyakarta adalah upaya memanfaatkan teknologi dengan membuat media pembelajaran berupa video pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar secara daring di masa pandemi. Penggunaan video pembelajaran yang  bertujuan untuk meningkatkan kemampuan belajar pengembangan diri peserta didik tunagrahita kelas V.

Pelaksanaan pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan video pembelajaran pada peserta didik tunagrahita kelas V untuk mengetahui informasi dan keefektifannya dalam proses belajar mengajar terutama di masa pandemi yang mengharuskan pembelajaran dilakukan secara daring.

Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, guru terlebih dahulu membuat grup melalui whatsapp untuk melakukan koordinasi dengan orangtua peserta didik. Guru menjelaskan model pembelajaran secara daring  yang akan dilakukan selama pandemi . Hal ini bertujuan agar orangtua lebih siap untuk mendampingi putra putri mereka dalam proses belajar nantinya.

Pada pelaksanaan pembelajaran, pendidik menyapa peserta didik di whatssapp group dan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Kemudian pendidik memberikan link materi video pemeblajaran yang dapat diakses oleh peserta didik dan orangtua. Link tersebut merupakan link yang akan terhubung pada video pembelajaran yang sudah diunggah pendidik pada kanal Youtube. Media video dipilih karena mudah dipahami dan menarik bagi peserta didik,serta video dapat dilihat dan diputar ulang oleh peserta didik dimanapun dan kapanpun.

Pemanfaatan dan efektivitas video pembelajaran ini sudah mulai diterapkan para pendidik di SLB Negeri 2 Yogyakarta di masa pandemi. Hal ini juga mendapatkan dukungan dari kepala sekolah dan orangtua peserta didik, karena kondisi yang belum memungkinkan untuk peserta didik datang ke sekolah ataupun pendidik yang melakukan home visit ke rumah peserta didik. Untuk itu, para pendidik membuat video pembelajaran agar dapat diakses orangtua dan peserta didik di rumah atau dimanapun yang tetap disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan pembelajaran dan kesesuaian pada masa pandemi ini. Hasilnya, motivasi belajar peserta didik tetap terjaga, peserta didik rajin mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan sesuai dengan materi yang diberikan pada video pembelajaran serta prestasi belajar peserta didik juga tetap baik.

KESIMPULAN

Pelaksanaan pembelajaran dengan media video pembelajaran di masa pandemi dalam meningkatkan pembelajaran pengembangan diri kelas V di SLB Negeri 2 Yogyakarta merupakan upaya memfasilitasi peserta didik dalam proses transfer ilmu dan pembelajaran yang masih dilakukan secara daring. Video pembelajaran yang digunakan merupakan video pembelajaran yang dapat diakses secara mandiri oleh peserta didik melalui link yang dibagikan oleh pendidik. Adapun media yang digunakan pendidik dalam alternatif pembelajaran adalah media video tentang mengenal benda tajam, fungsi dan bahayanya serta tutorial 6 langkah cuci tangan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran, orangtua merasa sangat terbantu karena video yang dikemas dengan narasi guru saat menjelaskan dengan bahasa yang sangat sederhana sehingga peserta didik dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu, motivasi belajar peserta didik tetap terjaga, peserta didik rajin mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan sesuai dengan materi yang diberikan pada video pembelajaran serta prestasi belajar peserta didik juga tetap baik dan meningkat.

REFERENSI

Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran; Edisi Revisi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Op.Cith. 10

Bungin, M. Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bambang Prasetyo & Lina Miftanul Jannah (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo.

Dian Maya Sari, Sahat Siagian. (2013). Pengembangan Media Video Pembelajaran Pangkas Rambut Lanjutan Berbasis Komputer Program Studi Tata Rias Rambut". (Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013), h. 7.

Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers, Hal 170- 222.

Sugiyono (2010:335). Metode Penelitian. Bandung: Alfabet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun