Mohon tunggu...
Rizki Adi Saputra
Rizki Adi Saputra Mohon Tunggu... Peternak - Penulis, Sosial Media Specialist, Peternakan

Suka nulis, bikin konten, dan ngutak ngatik komputer. Dia juga suka dengan ilmu peternakan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Potensi Ancaman Global: Lumpy Skin Disease yang Merugikan Peternakan

17 April 2023   17:33 Diperbarui: 18 April 2023   05:31 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sapi terserang Lumpy Skin Disease (LSD). (https://khalfani.co.id/) 

Di sisi lain, Eropa mencatat puncak jumlah wabah pada tahun 2016, kemudian mengalami penurunan tajam pada tahun 2017, dan stabil pada tahun-tahun berikutnya. Sementara itu, Asia mengalami tiga kali puncak jumlah wabah sepanjang periode tersebut.

Data ini menunjukkan bahwa wabah LSD masih menjadi masalah yang signifikan di Afrika, Asia, dan Eropa, meskipun tren dan tingkat keparahan wabah berbeda di setiap wilayah.

Oleh karena itu, tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat sangat penting untuk mengurangi dampak penyakit ini pada populasi hewan ternak dan mencegah penyebarannya lebih lanjut.

Dampak dan Ancaman Lumpy Skin Disease

Dampak yang terjadi akibat penyakit menyebabkan kerugian ekonomi yang besar dalam sektor industri peternakan, khususnya ruminansia dan bisnis pangan global. 

Selain itu, penyakit ini juga dapat mengganggu ketahanan pangan global dengan menurunkan jumlah dan produktivitas ternak, di antara lain yaitu: emasiasi (kurus), abortus (keguguran saat melahirkan), terjadinya mastitis pada ambing, kerusakan kulit, karkas, dan produksi susu serta berujung pada kematian walaupun rendah, namun jika tidak ditangani dengan baik maka akan merugikan peternak. 

Penurunan produktivitas ini berpengaruh terhadap produsen penghasil protein hewani, khususnya daging dan susu. Jika dibiarkan, terjadi kekurangan pasok terhadap kebutuhan konsumsi yang menyebabkan kelangkahan dan naiknya harga pangan olahan ternak serta kekurangan gizi akan protein hewani secara global.

Dalam kasus wabah LSD hewan ternak, beberapa kondisi dapat mempengaruhi nilai kelompok ternak setelah terkena wabah tersebut. Hewan ternak yang terdampak akan dilakukan pengelompokan menjadi dua kategori yang terdiri atas : terinfeksi (menunjukkan gejala klinis) dan tidak terinfeksi (tidak menunjukkan gejala klinis).

Untuk hewan ternak yang terinfeksi, ada empat kondisi yang saling eksklusif yang dapat terjadi. 

Pertama, hewan tersebut dapat mati, di mana nilai hewan secara keseluruhan hilang, dan akan menimbulkan kerugian oleh peternak. Kedua, hewan tersebut dapat dijual sebagai hewan hidup dengan nilai yang lebih rendah daripada sebelumnya. Ketiga, hewan tersebut dapat dipotong dan dijual sebagai daging dengan nilai yang lebih rendah dari sebelumnya. Dan keempat, hewan tersebut dapat dipelihara di peternakan dan sembuh dengan nilai hewan yang lebih rendah daripada jika hewan tersebut tidak terkena penyakit.

Penyebaran Lumpy Skin Disease 

Wabah LSD pada ternak biasanya terjadi secara musiman selama musim hujan dan musim gugur. Namun, wabah ini dapat terjadi kapan saja karena tidak ada daerah yang benar-benar bebas dari vektor yang menyebarkan penyakit ini, seperti nyamuk, lalat, dan caplak.

Selain itu, telah dilaporkan adanya penyebaran internasional dari penyakit ini yang disebabkan oleh perubahan kecepatan dan arah angin, yang merupakan bagian dari perubahan iklim. Ketika angin berubah, insekta yang membawa virus penyebab LSD dapat menyebarkan penyakit ini kembali ke daerah yang sebelumnya tidak terinfeksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun