Mohon tunggu...
Rizki Dzakwan Syarof
Rizki Dzakwan Syarof Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, NIM 21107030119

Wong luar kampung yang kadang semangat-kadang mutung

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Performa Lautaro Menurun, Inter Rindukan Duet Lini Depan

1 Maret 2022   16:15 Diperbarui: 1 Maret 2022   16:20 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
karikatur Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez (sumber: instagram.com/caricaturella)

Tim sepakbola Inter Milan yang dinahkodai oleh Simone Inzaghi, telah memainkan 26 pertandingan dengan raihan 55 poin. Dalam beberapa laga terakhir, penyerang mereka yakni Lautaro Martinez belum mencatatkan namanya di papan skor. Apakah Lautaro hilang dari Lukaku atau Lukaku dari Lautaro?

Lautaro Martinez bermain dengan Inter Milan dimulai sejak musim panas 2018, dimana saat itu diumumkan bahwa Lautaro telah menandatangani kontrak berdurasi 5 tahun dengan Nerazzurri untuk bermain di Serie A.

Musim pertama Lautaro di Italia tidak berlangsung baik, ia memainkan pertandingan yang begitu banyak, tetapi pemain Argentina itu harus berjuang dan beradaptasi dengan gaya bertahan dan fisik tim Serie A yang tentu berbeda. Dengan itu, pada musim pertamanya itu, Lautaro hanya mencetak 9 gol dalam 35 pertandingan yang dimainkan bersama Inter Milan.

Musim kedua di Inter Milan adalah puncak kariernya, dimana Lautaro membangun hubungan chemistry dengan rekan satu timnya di Inter yaitu Romelu Lukaku. Dengan itu, pada musim kedua El Toro mampu mencetak 21 gol di semua kompetisi dalam 49 pertandingan yang telah dimainkan, termasuk satu gol melawan AC Milan dalam kontribusi pertamanya di Derby della Madonnina.

Menurut rekan satu timnya itu, sejak Lukaku mendarat di Inter Milan, chemistry-nya sudah terbentuk dengan nya.

"Itu semua dimulai sejak hari pertama saya di Inter Milan," ungkap Lukaku seperti dikutip dari Goal.com

Lukaku membagikan ceritanya, salah satu faktor krusial yang membuatnya bisa berkolaborasi apik dengan Lautaro adalah komunikasi dan saling berbagi peran.

"Saya bisa berbahasa Spanyol. Ini membantu kami untuk mengetahui area kanan dan kiri lapangan," ucap Lukaku.

"Saya menanyakan kepada Lautaro apa yang ia inginkan dari tandemnya. Lalu saya mengatakan padanya agar bergerak dengan cepat di dekat saya ketika saya menguasai bola," kata Lukaku menambahkan.

"Itu sangat membantu karena saya harus bermain sebagai target man. Kami bergerak secara dinamis untuk mencari ruang kosong," ujar pemain asal Belgia tersebut.

Faktor lain yang membuat Lukaku bisa bermain apik bersama Lautaro dalam berkolaborasi di lapangan hijau adalah mereka sering menonton video analisis pertandingan bersama sang pelatihnya dulu di Inter, Antonio Conte.

"Cara kami bekerja pada saat latihan adalah dengan menonton video analisis. Itu membuat kami tidak melakukan kesalahan yang sama," kata Lukaku.

"Ketika kami melakukan analisis pertandingan, Conte akan membantu kami mencari area dimana seharusnya kami menembak atau mengumpan," kata Lukaku.

Lukaku juga mengatakan bahwa, ia masih ingin terus berkembang dan menjadi lebih baik lagi di Inter Milan.

Tetapi tak seperti yang diharapkan, Lukaku berseragam Inter Milan hanya berjalan 2 musim. Pada bursa transfer musim panas lalu, Nerazzurri memberanikan untuk mengambil keputusan dengan menjual Romelu Lukaku ke Chelsea pada harga 113 juta euro atau sekitar Rp2,2 triliun. Angka tersebut membuat Lukaku menjadi pemain termahal yang pernah dijual Inter.

Menurut kabar yang beredar, Inter Milan memiliki alasan kuat untuk melepas penyerangnya yakni Romelu Lukaku ke Chelsea pada musim panas lalu.

Dilansir BolaSport.com dari Football Italia, Inter Milan saat itu sedang mengalami krisis keuangan yang cukup besar karena pandemi COVID-19.

Beppe Marotta dan Piero Ausilio selaku direktur Inter Milan, menyampaikan klub membutuhkan dana segar pada bursa transfer kala itu.

Saat musim panas itu, Inter Milan setidaknya harus mendapatkan uang sebanyak 80 juta euro atau sekitar Rp1,4 triliun.

Dengan itu, Inter Milan harus menjual beberapa nama pemain yang sudah tidak mereka inginkan, untuk mendapatkan keuntungan. Nerazzurri juga harus melakukan pemotongan tagihan gaji pemain sebesar 20 persen.

Namun, dengan upaya diatas saja tidak cukup. Inter Milan harus merelakan penyerangnya itu pergi, karena memiliki nilai jual yang fantastis, serta Lukaku sendiri yang tidak keberatan jika harus hengkang dari klub Italia tersebut. Langkah itu diambil, guna memperbaiki kondisi finansial klub yang sedang memburuk.

Berbeda dengan nasib Romelu Lukaku,  FC Internazionale Milano mengumumkan telah terjadi kesepakatan untuk memperpanjang kontrak Lautaro Martinez. "Pemain asal Argentina itu akan berada di klub hingga 30 Juni 2026," begitu pernyataan dari Inter Milan di situs resmi mereka yang dikutip Sky Sports.

Ditinggal oleh Lukaku, pasti memiliki kekecewaan tersendiri bagi Lautaro Martinez. Pasalnya kedua pemain tersebut sama-sama sudah membangun hubungan chemistry mereka dengan sangat sempurna saat membela Inter Milan.

Dengan itu, kini posisi yang ditinggal Lukaku telah ditempati oleh mantan penyerang Roma, yakni Edin Dzeko.

Dalam sebuah wawancara bersama La Gazzetta dello Sport, mantan striker Inter Milan, Giampaolo Pazzini menilai jika Edin Dzeko merupakan salah satu penyerang dengan karakter nomor 9 murni, tidak seperti Romelu Lukaku yang memiliki tipe petarung.

“Edin adalah seorang target man yang tidak seperti Lukaku, yang tidak hanya melihat ke belakang. Dia juga suka masuk ke dalam untuk mendikte tempo menyerang, mencari kombinasi di saluran,” ujar Pazzini.

“Dia bermain dengan cara membuka ruang untuk rekan satu timnya. Dan kemudian dia mencetak gol. Apalagi yang bisa Anda minta?,” tambah Pazzini.

Datangnya Edin Dzeko dari AS ROMA menghambat perkembangan Lautaro sebagai penyerang yang mengandalkan permainan tim, alih-alih membuat Lautaro menjadi gacor, penyerang asal Argentina itu malah sama sekali tidak mencetak gol dalam 12 pertandingan terakhir pada musim 2021/2022 ini.

Entah apa yang membuat Lautaro seperti kehilangan mesin golnya. Mungkin perlu beradaptasi lebih lama lagi, dengan duet barunya di Inter yakni Edin Dzeko yang memiliki karakter berbeda, sehingga dapat menciptakan suatu chemistry walaupun tak sama seperti Lukaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun