Mohon tunggu...
Rizki Muhammad Iqbal
Rizki Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Suka makan ikan tongkol

Hari ini adalah besok pada hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dibunuh Kehidupan

23 Oktober 2019   00:07 Diperbarui: 23 Oktober 2019   00:39 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menunggu reda pada tiap jeda

Aku menatap senja di balik gedung-gedung tua

Tak satupun dari mereka yang singgah menetap tuk menatap

Mereka hingar bingar ditelan persepsi

Sedangkan aku dikoyak asumsi

Mereka dikejar waktu

Aku terburu sayu

Aku adalah kebekuan yang merasa bergerak

Aku adalah sekantung kacang tanah sebelum berbuah

Aku adalah hampa  yang merasa sia-sia

Aku hidup tanpa makna

Aku hidup dipayungi degup derita

Mereka datang membawa berita

Aku pulang membawa duka

Aku adalah kemalangan yang tak didengarkan

Sampah pun aku anggap sebagai teman

Kususuri jalan-jalan kota,

gedung-gedung tua,

beton-beton abadi,

dan tanah yang termarjinalkan oleh serakahnya pembangunan kota

Aku hidup dalam seonggok daging payah,

yang lemah dikoyak pasrah,

sambil menengadah  ke langit yang pemurah,

tentang sayup-sayup keringat basah dan hati yang resah

Aku mati bersamamu, kebenaran yang tak pernah terbelakan

Dari seorang anak yang bahagia, meski dia punah  sebelum berbuah. 

Kuungkap hidupnya dalam jeda dan rangkaian diksi murni,

sajak yang layu akan tangismu

-Iqbal RM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun