Mohon tunggu...
Rizki Alawiya
Rizki Alawiya Mohon Tunggu... Lainnya - Awardee LPDP, Magister pendidikan Universitas Mataram

Menulis saja. Mungkin sederhana dalam pikirmu, tapi bermakna buat orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wanita, Lanjut Kuliah (S2) Dulu atau Menikah Dulu?

23 Oktober 2020   12:20 Diperbarui: 2 Juni 2021   09:12 3176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita, Lanjut Kuliah (S2) Dulu atau Menikah Dulu? | Koleksi pribasi Alawiya

Sebagai wanita, kita seringkali dihadapkan pada permasalahan usia pernikahan, terlebih ketika kita sudah lulus S1. Usia dua puluhan ke atas adalah usia dimana pertanyaan ‘kapan menikah?’ adalah pertanyaan sangat lazim yang kadang membuat seorang wanita badmood dibuatnya. Bahkan, sebelum lulus kuliah, saat-saat semester akhir adalah godaan besar ketika menerima undangan resepsi pernikahan dari teman atau kakak tingkat, hingga waktu terasa begitu mendesak untuk segera menemukan pasangan hidup dan bersanding dipelaminan.

Disatu sisi, ketika sedang sendiri, kita begitu bersemangat ingin melanjutkan S2, apalagi melihat public figure yang mungkin menjadi idola kita, seperti Maudy Ayunda, Gita Gutawa, Cinta Laura, dan lainnya. Mereka seolah menjadi wanita sempurna, cantik, terkenal, sangat menomorsatukan pendidikan, sehingga kita ingin menjadi seperti mereka.

Baca juga: Ketika Stereotip (Masih) Menjadi Penghalang bagi Pendidikan Perempuan

Lalu bagaimana saya harus mempertimbangkan, apakah lanjut kuliah atau menikah dulu?

Ada beberapa pertimbangan yang mungkin bisa jadi pandangan sebelum mengambil keputusan ini, karena antara pendidikan dan menikah adalah dua hal berbeda yang masing-masing tentu harus dipertanggungjawabkan.

1. Finansial

Mau tidak mau, ketika tekad kita sudah kuat ingin kuliah atau menikah, kita harus memastikan pemasukan kita. Contoh saja ketika kita memutuskan lanjut kuliah dulu, apakah biayanya sudah ada, atau minimal pemasukan bulanan yang kita gunakan untuk biaya semester dan biaya hidup kita. 

Jika orang tua menjamin ini, masih ringan, tapi jika sudah menanggung diri sendiri, maka pastikan hal ini. Jangan sampai nanti tertatih-tatih ditengah jalan yang bikin kuliahmu jadi terbengkalai. 

Alih-alih mau selesaikan kuliah cepat lalu menikah, yang ada kuliah terlantar karena kurang biaya. Maka saran penulis carilah beasiswa yang saat ini banyak tersedia untuk jenjang S2, contohnya beasiswa LPDP yang menanggung semuanya, seperti biaya kuliah, belanja bulanan, buku, dan penelitian. Lain kali penulis akan share ya karena penulis juga merupakan awardee LPDP.

Lalu, bagaimana jika saya memilih menikah lalu kuliah?

Jika calon suami sudah bekerja dan memberi dukungan untuk kuliah, silakan menikah saja. Tapi ingat, dukungan disini bukan hanya tentang materi, bukan hanya tentang biaya kuliah karena kalau menggunakan beasiswa tak perlu pusing, tapi dukungan moril juga, karena nanti suamipun akan kena dampak dari keputusan ini. Apa dampaknya? Nanti ada dipoint berikutnya.

2. Pengasuhan anak

Jika ternyata keputusanmu adalah menikah sebelum lanjut S2 dan ternyata diberikan rejeki anak, maka harus mempertimbangkan juga kesehatan mental anak. Berusaha untuk terus membersamai anak. 

Baca juga: Pendidikan Perempuan Terbentang Luas, Bagai Permadani Tanpa Batas

Kamu harus meluangkan waktu untuk bisa bermain dengan anak. Jangan sampai, sehari semalam kamu sibuk belajar dan mengerjakan tugas lalu melupakan peranmu sebagai ibu dan istri.

Saran penulis, jika memang sedang banyak tugas atau kuliah, pastikan anak ditemani dulu oleh ayahnya sebagai orang terdekatnya. Jika tidak memungkinkan, beralihlah ke neneknya, atau adik kita atau anggota keluarga lain untuk menjaga hubungan emosi anak. 

Jangan langsung diserahan ke orang lain (baca; baby sitter), nanti anak merasa tidak disayang. Nah, perlu juga nih untuk belajar parenting, bagaimana menjaga kedekatan emosi anak dan ibu saat ibu tak sepenuhnya di rumah.

Kadang juga sebagai ibu bagi anak pertama adalah hal yang agak sulit berpisah dengan anak, tapi inilah resiko memilih menikah dulu lalu lanjut S2. Seperti yang penulis katakana diawal, menikah dan kuliah adalah dua hal berbeda dan mempunyai tanggung jawab masing-masing, maka harus mempertanggungjawabkan apapun keputusannya.

Jika tidak menikah dulu, tentu tidak akan menemukan kendala pengasuhan anak.

3. Waktu bersama keluarga

Ketika memilih menikah lalu kuliah, ingat ada tanggung jawab baru sebagai istri dan ibu, maka pekerjaan kita lebih banyak lagi dari status sebelumnya sebagai anak dari orang tua kita.

Ketika menjadi istri dan ibu, kita punya tanggung jawab melayani anak dan suami dengan seabreg kebutuhannya. Maka terkadang, mungkin timbul konflik karena waktu untuk melaksanakan tanggung jawab itu harus terpotong atau berkurang karena tanggung jawab belajar kita, terlebih kuliah S2 tidak sama dengan kuliah S1 (tunggu saya share perbedaan kuliah S2 dan S1). 

Kembali lagi pada point 1, dukungan suami (moril dan materil) harus penuh agar kita juga bisa menjalankan beberapa peran dalam satu waktu, mahasiswi, istri, dan ibu.

Baca juga: Perempuan dalam Pendidikan: Perempuan dan Ibunda, Dua Sosok dalam Satu Raga

Setelah membaca 3 point diatas, bagaimana jika saya pilih kuliah S2 dulu, setelah lulus baru menikah?

Itu kembali lagi ke teman-teman semua, jika memang sudah bulat dengan keputusan itu, tetap harus menyiapkan mental, salah satunya terhadap pertanyaan teman maupun keluarga ‘kamu kapan menikah?’ sering-seringlah membaca atau menonton tokoh-tokoh idolamu yang menikmati pendidikannya agar kamu bisa tahan banting terhadap pertanyaan-pertanyaan itu.

Selamat mempertimbangkan!

Tidak ada yang salah ya apapun keputusan kamu, yang harus diingat, setiap keputusan dibarengi konsekuensi dan harus dipertanggungjawabkan.

Salam,

Dari penulis yang juga sebagai mahasiswi dan ibu dari seorang putra berusia 3 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun