Mohon tunggu...
rizki abdillah
rizki abdillah Mohon Tunggu... -

saya hanya manusia biasa yang masih membutuhkan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akhir Penantian

18 Juli 2014   07:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:00 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya udah ayo kita pulang," katanya dengan senyuman yang membuat hatiku terbang entah kemana. Langsung aja aku ambil sepeda motor, dan memboncengnya. Ini serasa mimpi, mana mungkin aku bisa gonceng seorang bidadari, kataku dalam hati.

Begitu sampai di perumahan, aku langsung nanya ke dia,"Rumah kamu blok apa?", "Blok w-5," jawabnya polos. "Wah, itu belakang rumah aku," kataku dengan semangat 45. Diapun kaget ngelihat diriku, seketika itu mataku dan dia berhadapan lagi, aku ngerasa saat itu ada sebuah lagu cintanya shyaru khan di film india jikalau ada 2 orang yang sedang jatuh cinta berhadapan. "Zir lihat depan dong," kata Melati. Langsung aja ketika itu ada seorang pedagang, jualan gorengan.

Untungnya aku cekatan, dan aku berhasil menghindari tabrakan yang akan terjadi. Dan langsung aja aku antar dia ke rumahnya. ketika sampai rumah dia ngomong ke aku, "Lucu ya tadi ngelihat wajahmu, Zir," katanya sambil ketawa. Gue juga ikut-ikut aja ketawa. "Terima kasih ya udah nganterin aku pulang," katannya, dan ingin masuk rumah. Tapi gak tahu apa yang sedang ngerasuki tubuh gue, tangan gue tiba-tiba mencegahnya dan guepun langsung ngomong, "Boleh gak aku minta nomermu?", diapun langsung memberi gue nomernya.

"Makasih ya, ntar kalau aku sms di balas ya," pinta gue, diapun langsung mengangguk kecil, dan masuk langsung ke rumah. Gak tahu kenapa, tubuh gue ada yang nyetrum untuk tetap semangat.

Malam harinya gue langsung sms dia, dan dia juga nanggepin sms gue, rasanya ini semua seperti mimpi. Gue seperti menemukan jati diri gue yang sebenarnya. Gue rajin belajar, ibadah terus, hari-hari gue selalu ceria, gue gak tahu, gue ini kenapa.

Hari-haripun berlanjut seperti itu. Entah kenapa gue dan Melati lebih akrab dari sebelumnya. Satu hari gak ketemu dia, hati ini seperti kosong gak ada isinya. Gue selalu menunggu saat yang pas untuk ngungkapin isi hati gue, berhari-hari gue tunggu, berbulan-bulan juga gue tunggu, hingga akhirnya gue, dia, dan teman-teman sudah naik kelas XII. Akhirnya penantian guepun berujung dengan hal manis, gue langsung sms dia,serta ngajak jalan-jalan, alasannya sih biar dia lebih mengetahui lingkungan sekitar. Akhirnya diapun menerima ajakan gue dengan senang hati. "Ntar aku ke rumahmu ya, siapin dirimu ya..,"kata gue ketika nelpon dia,"iya," jawabnya.

Guepun dandan serapi mungkin, walaupun wajah nggak terlalu ganteng amat, penampilan gue sangat menarik dan fungky. Gue langsung pamit ke ortu dan langsung berangkat ke rumahnya. Gue gak tahu akhir-akhir ini gue selalu dekat sama dia, dan hati gue sejuk, serta lebih semangat dari sebelumnya.

Ketika udah sampai rumahnya, gue sms dia dan nunggu didepan rumah. "Ikzir ya? ayo masuk dulu Melati masih ganti baju," kata papanya Melati, "Iya, om,"kata gue. langsung gue masuk ke rumahnya, dan ngobrol-ngobrol sama papnya. "Kamu mau lanjut kuliah dimana? dan ngambil jurusan apa?," tanya papanya Melati, "Saya akan melanjutkan kuliah di Universitas Gajah Mada(UGM) om, jurusan Hubungan Internasional(HI)," jawabku tenang sambil menunggu Melati. Hingga akhirnya ada suara orang melangkah.

Langsung seketika itu gue ngerasa sedang mimpi atau nggak, yang penting, sekarang yang ada di depan gue, entah apa, gue kagum, dn gue semakin cinta, sungguh cantik banget, "Zir, ayo jalan-jalan, kok malah bengong ngelihatin aku sih," katanya seraya membuyarkan lamunanku, tapi gue gak bisa gerak gara penampilannya yang begitu menawan. "Eh kok malah bengong lagi sih," ujarnya sambil menarik tanganku, "Pa, aku berangkat dulu ya," pamit Melati ke papanya, guepun juga pamit. "Saya pamit juga om," kataku.

Setelah sampai taman dan bermain, gue duduk dibangku taman dan gue agak kaku. Tanpa pikir panjang gue ungkapin isi hati gue ke dia. "Mel, aku gak tahu ini perasaan apa yang ada dalam hatiku, aku gak paham, tapi setelah aku analisis lebih lanjut, ternyata aku cinta kamu, aku sayang kamu, dan aku gak bisa membohongi diri ini,ketika kamu datang dan berada didekatku, aku menemukan jati diriku yang sebenarnya aku nyaman, mau nggak kamu jadi pacarku untuk yang pertama dan yang terakhir di hati ini," kata gue sambil memandangnya, serta menggenggam tangannya.

"Aku gak mau," kata Melati, "Kenapa?," tanya gue, "Karena... gue hanya mau menjadi pendamping hidupmu, dan gak ada yang memisahkan cinta kita, kecuali maut yang menjemputnya," katanya berbinar-binar. Gue langsung sangat senang... guepun langsung memeluknya dengan erat, dan gue berjanji nggak akan pernah menyakitinya, serta selalu melindungnya setiap waktu. Akhir dari penantian panjang guepun telah usai. Taman tadipun langsung berubah menjadi lautan bunga karena perasaan senang gue seperti duniapun senang melihat kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun