Mohon tunggu...
rizki abdillah
rizki abdillah Mohon Tunggu... -

saya hanya manusia biasa yang masih membutuhkan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akhir Penantian

18 Juli 2014   07:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:00 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sayang, ini foto kita waktu SMA dulu ya?" tanyaku pada istriku yang telah menjadi bagian hidupku dari semenjak SMA, "Iya, gak terasa kita juga udah punya anak," jawab istriku.

Pikiranku pun melayang pada saat itu.. masa-masa SMA. Akupun tidak bisa melupakannya. Kejadian disaat pertama kali aku mulai mengenal duniaku. Dia datang bagaikan jelangkung yang datang tak diundang, pulangpun tak diantar.

Sungguh aku masih ingat saat pertama kali bertemu. Kau masuk pada semeser akhir kelas XI. Yah, saat itu kau pindah ke sekolah SMA baru dan juga rumah karena pekerjaan kedua orang tuamu yang dipindahkan di salah satu perusahaan di daerah Sidoarjo.

Saat pertama kali kamu memperkenalkan diri, kamu merasa malu, mungkin saat itu kamu masih canggung dengan kami.

"Perkenalkan, nama saya Melati, sebelumnya saya bertempat tinggal didaerah Jepara," katamu yang tidak berekspresi sama sekali. Dan ketika pak guru menyuruhmu duduk, kamu dudk tepat 2 meja didepanku. Akupun jadi terinspirsi olehmu, yang walau saat itu aku belum kenal kamu banyak. Melihatmu, aku seprti ingin menjadi juara kelas, yang rasanya hanya dalam mimpi aku bisa juara.

Saat istirahatpun tiba,"Zir, lo udah ditunggu sama anak-anak di kantin lho," kata sahabatku, Fatih,"Oh iya ayo ke sana," kataku. Saat aku nyapa sahabat-sahabatku yang lainnya, ada Bondan, Satria, Arif, Wahyu, mata gue tertuju pada seorang cewek. Yah itu Melati. Aku selalu melihatmu, memandangimu walaupun kau tak melakukan hal yang sama kepadaku, batinku dalam hati.

Kelihatannya dia tampak ceria bersama teman-temannya yang baru. Wah, senyum itu yang gak bisa gue lupain. Walaupun gue sama teman-teman gue, tapi rasanya hati gue melayang dan tertuju pada sosok cewek itu.

Bel pulangpun udah berbunyi. Saat itu gue melewati ruang guru terus dipanggil Bu Maryam, guru pelajaran matematikaku,"Zir, kamu langsung pulang ke rumah ya?," tanya beliau, "Nggak bu, saya mau ke GOR buat latihan futsal, emang ada apa bu?," tanyaku, "Kamu bisa nganter Melati nggak? teman sekelasmu yang baru itu, soalnya ibu nggak bisa ngantar, ibu ada rapat mendadak di Kabupaten,", "Dia emang siapa ibu?", "Oh iya, dia itu keponakan ibu Zir,", "Tapi saya gak tahu rumahnya bu,", "Rumahnya dia itu dekat sama rumahmu, masak kamu gak tahu," kata Bu Mryam. Langsung seketika wajahku berubah 180 derajat, kok aku gak ahu ya.. Kataku dalam hati. Mungkin aku jarang ada dirumah kali.

"Gimana zir, bisa nggak? kamu kan pakai sepeda motor, antar dia bentar, kemudian kamu latihan futsal," jelas Bu Maryam sekali lagi. Akupun gak bisa nolak. "Ya udah makasih ya Zir, dia mungkin lagi nunggu di taman sekolah. Kamu murid ibu yang baik deh... Ya udah saya tinggal rapat dulu ya," kata Bu Maryam. Akupun memberi hormat pada beliau.

Langsung aja gue nyari melati untuk nganterin dia pulang. "Melati, kenalin aku Ikzir," sapaku pertama kali saat aku nemuin dia. "Oh iya aku Melati, oh iya kamu lihat Bu Maryam nggak?," tanyanya, "Bu Maryam ada rapat, jadi..." belum selesai ngomong, Melati langsung motong, "Ya udah aku pulang dulu ya.."kata Melati, dan langsung pergi ninggalin aku. Nggak tahu apa yang lagi ngerasuki driku, tiba-tiba tanganku langsung megang tangannya dan seketika itu mataku dan matanya saling berhadapan, aku langsung merasa tegang, entah kenapa hatiku berdegup cepat, nggak karuan kayak biasanya. "Bu, Maryam minta aku buat nganterin kamu," langsung aja aku jelasin maksud kedatanganku, "Makasih, tapi aku bisa pulang sendiri kok,aku juga gak mau ngerepotin kamu," katanya pelan dengan suara yang menyentuh hatiku, "Kamu sama sekali nggak ngerepotin kok, kalau kamu gak mau baru itu ngerepotin aku," kataku memohon, "Gak apa-apa kok aku bisa pulag sendiri," katanya menolak ajakanku.

Akupun berpikir apa ya alasan yang cocok dan pas biar dia mau ikut denganku. Akupun terus berpikir, hingga akhirnya aku menemukan alasan dan langsung aja aku ngomong, "Kamukan baru disini, masak aku tega ngebiarin kamu pulang sendiri, apalagi kamu cewek, aku takut kamu diapa-apain orang," jelasku agar dia mau pulang bareng aku.

"Ya udah ayo kita pulang," katanya dengan senyuman yang membuat hatiku terbang entah kemana. Langsung aja aku ambil sepeda motor, dan memboncengnya. Ini serasa mimpi, mana mungkin aku bisa gonceng seorang bidadari, kataku dalam hati.

Begitu sampai di perumahan, aku langsung nanya ke dia,"Rumah kamu blok apa?", "Blok w-5," jawabnya polos. "Wah, itu belakang rumah aku," kataku dengan semangat 45. Diapun kaget ngelihat diriku, seketika itu mataku dan dia berhadapan lagi, aku ngerasa saat itu ada sebuah lagu cintanya shyaru khan di film india jikalau ada 2 orang yang sedang jatuh cinta berhadapan. "Zir lihat depan dong," kata Melati. Langsung aja ketika itu ada seorang pedagang, jualan gorengan.

Untungnya aku cekatan, dan aku berhasil menghindari tabrakan yang akan terjadi. Dan langsung aja aku antar dia ke rumahnya. ketika sampai rumah dia ngomong ke aku, "Lucu ya tadi ngelihat wajahmu, Zir," katanya sambil ketawa. Gue juga ikut-ikut aja ketawa. "Terima kasih ya udah nganterin aku pulang," katannya, dan ingin masuk rumah. Tapi gak tahu apa yang sedang ngerasuki tubuh gue, tangan gue tiba-tiba mencegahnya dan guepun langsung ngomong, "Boleh gak aku minta nomermu?", diapun langsung memberi gue nomernya.

"Makasih ya, ntar kalau aku sms di balas ya," pinta gue, diapun langsung mengangguk kecil, dan masuk langsung ke rumah. Gak tahu kenapa, tubuh gue ada yang nyetrum untuk tetap semangat.

Malam harinya gue langsung sms dia, dan dia juga nanggepin sms gue, rasanya ini semua seperti mimpi. Gue seperti menemukan jati diri gue yang sebenarnya. Gue rajin belajar, ibadah terus, hari-hari gue selalu ceria, gue gak tahu, gue ini kenapa.

Hari-haripun berlanjut seperti itu. Entah kenapa gue dan Melati lebih akrab dari sebelumnya. Satu hari gak ketemu dia, hati ini seperti kosong gak ada isinya. Gue selalu menunggu saat yang pas untuk ngungkapin isi hati gue, berhari-hari gue tunggu, berbulan-bulan juga gue tunggu, hingga akhirnya gue, dia, dan teman-teman sudah naik kelas XII. Akhirnya penantian guepun berujung dengan hal manis, gue langsung sms dia,serta ngajak jalan-jalan, alasannya sih biar dia lebih mengetahui lingkungan sekitar. Akhirnya diapun menerima ajakan gue dengan senang hati. "Ntar aku ke rumahmu ya, siapin dirimu ya..,"kata gue ketika nelpon dia,"iya," jawabnya.

Guepun dandan serapi mungkin, walaupun wajah nggak terlalu ganteng amat, penampilan gue sangat menarik dan fungky. Gue langsung pamit ke ortu dan langsung berangkat ke rumahnya. Gue gak tahu akhir-akhir ini gue selalu dekat sama dia, dan hati gue sejuk, serta lebih semangat dari sebelumnya.

Ketika udah sampai rumahnya, gue sms dia dan nunggu didepan rumah. "Ikzir ya? ayo masuk dulu Melati masih ganti baju," kata papanya Melati, "Iya, om,"kata gue. langsung gue masuk ke rumahnya, dan ngobrol-ngobrol sama papnya. "Kamu mau lanjut kuliah dimana? dan ngambil jurusan apa?," tanya papanya Melati, "Saya akan melanjutkan kuliah di Universitas Gajah Mada(UGM) om, jurusan Hubungan Internasional(HI)," jawabku tenang sambil menunggu Melati. Hingga akhirnya ada suara orang melangkah.

Langsung seketika itu gue ngerasa sedang mimpi atau nggak, yang penting, sekarang yang ada di depan gue, entah apa, gue kagum, dn gue semakin cinta, sungguh cantik banget, "Zir, ayo jalan-jalan, kok malah bengong ngelihatin aku sih," katanya seraya membuyarkan lamunanku, tapi gue gak bisa gerak gara penampilannya yang begitu menawan. "Eh kok malah bengong lagi sih," ujarnya sambil menarik tanganku, "Pa, aku berangkat dulu ya," pamit Melati ke papanya, guepun juga pamit. "Saya pamit juga om," kataku.

Setelah sampai taman dan bermain, gue duduk dibangku taman dan gue agak kaku. Tanpa pikir panjang gue ungkapin isi hati gue ke dia. "Mel, aku gak tahu ini perasaan apa yang ada dalam hatiku, aku gak paham, tapi setelah aku analisis lebih lanjut, ternyata aku cinta kamu, aku sayang kamu, dan aku gak bisa membohongi diri ini,ketika kamu datang dan berada didekatku, aku menemukan jati diriku yang sebenarnya aku nyaman, mau nggak kamu jadi pacarku untuk yang pertama dan yang terakhir di hati ini," kata gue sambil memandangnya, serta menggenggam tangannya.

"Aku gak mau," kata Melati, "Kenapa?," tanya gue, "Karena... gue hanya mau menjadi pendamping hidupmu, dan gak ada yang memisahkan cinta kita, kecuali maut yang menjemputnya," katanya berbinar-binar. Gue langsung sangat senang... guepun langsung memeluknya dengan erat, dan gue berjanji nggak akan pernah menyakitinya, serta selalu melindungnya setiap waktu. Akhir dari penantian panjang guepun telah usai. Taman tadipun langsung berubah menjadi lautan bunga karena perasaan senang gue seperti duniapun senang melihat kita.

Dan sekarang gue bisa menikmati hasil dari kesabaran gue menunggu, dan hasil akhirnya penantian itu, gue bisa memilikinya. Selamanya sampai ajal menjemput salah satu diantara kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun