Banyak pihak yang berusaha membaca akan posisi yang diambil PDI Perjuangan dalam pemerintahan Prabowo Subianto mendatang, menjadi oposisi atau bergabung dalam koalisi. Langkah Keputusan partai sangat bergantung pada pilihan yang diambil sang ketua umum, yaitu Megawati Soekarnoputri. Setiap Ketua umum Partai Politik di Indonesia memang memiliki kekuasaan yang sangat besar, tetapi dalam konteks PDI Perjuangan, kekuasaan ketua umum sangatlah besar dan absolut (jika dibandingkan partai lainnya), sulit untuk diintervensi apalagi dikudeta. Megawati adalah ketua umum partai politik terlama berkuasa sepanjang sejarah republik berdiri.Â
Di usianya yang ke 77 tahun masih diminta kembali untuk menjadi ketua umum PDI Perjuangan periode 2025-2030. Hal tersebut disampaikan pada rapat kerja nasional atau Rakernas partai Mei 2024 yang lalu. Usulan tersebut banyak dinilai sebagai upaya meredam panasnya persaingan suksesi ketua umum setelah Megawati. Kebanyakan dari publik hanya mengetahui bahwa ketua DPR RI saat ini, yaitu Puan Maharani calon paling kuat dan satu-satunya kandidat pengganti Megawati.Â
Padahal selain Puan, ada anak Megawati lainnya, yaitu Prananda Prabowo yang juga aktif di kegiatan internal partai. Budaya organisasi PDI memang hanya menghendaki anak keturunan Soekarno untuk menjadi pemimpin partai (suka tidak suka, itulah kenyataannya). Mengingat usia yang sudah tidak muda lagi, Megawati tentu harus menyiapkan salah satu anaknya unyuk menjadi ketua umum berikutnya.Â
Puan dan Prananda sebagai kandidat calon ketua umum orang-orang loyalisnya masing-masing di kepengerusan partai atau parlemen. Misal nama seperti Bambang Pacul adalah loyalisnya Puan, sedangkan Hasto adalah loyalisnya Prananda. Menariknya di sini adalah kepengurusan PDI Perjuangan periode 2019-2024 yang seharusnya berakhir tahun ini, justru diperpanjang 1 tahun lagi hingga 2025. Selain perpanjangan periode, terdapat juga pergantian dan penambahan struktural baru yang dilihat oleh pengamat bahwa orang-orangnya Prananda banyak yang masuk.Â
Banyak pengamat menilai jika yang mejadi suksesi ketua umum adalah Puan Maharani, bisa dipastikan PDI Perjuangan akan bergabung ke pemerintahan Prabowo. Namun, jika Prananda yang disiapkan sebagai pengganti Megawati, kemungkinan besar PDI Perjuangan akan di luar pemerintahan (oposisi). Dari sudut pandang pemerintahan Prabowo, PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pileg dan berhak menduduki kursi ketua DPR RI akan sangat merepotkan jika menjadi oposisi.Â
Oleh sebab itu, banyak mata sedang menyorot keputusan apa yang akan diambil oleh Megawati. Apakah akan tetap menjadi ketua umum di periode berikutnya atau akan mewariskan ke salah satu anaknya?Â
Mengingat usianya yang hampir 80 tahun dan memiliki gaya komunikasi yang kurang diterima netizen di sosial media, sangat direkomendasikan untuk Megawati 'lengser' ke 'prabon' dengan anggun dan penuh kehormatan sebelum sesuatu yang lebih buruk bisa saja terjadi pada partainya. Masalahnya memilih untuk mewariskan kursi ketua umum pada salah satu anaknya masih menjadi pertimbangan tersendiri. Melihat rekam jejak seorang Megawati dalam berpolitik, banyak pengamat berkesimpulan bahwa beliau adalah tipe orang yang sekali hatinya terluka, sembuhkan akan butuh waktu yang lama. Perseteruan antara Megawati dan SBY saja sejak 2004 masih belum selesai hingga sekarang.
 Apalagi permasalahan Megawati dengan Jokowi di Pilpres 2024 yang lalu. Jika dibandingkan masalah dengan SBY, perseteruan dengan Jokowi jauh lebih meninggalkan luka yang dalam di hati Megawati. Oleh sebab itu, berdasarkan latar belakang psikologis ibu ketua umum, rasanya PDI Perjuangan siap 'lapar' 10 tahun mendatang (oposisi). Prananda Prabowo berpeluang besar menjadi ketua umum PDI Perjuangan.
Memilih menjadi opsisi tentu tidak mudah, terutama bagi poros Puan dan para loyalisnya. Masalah yang sudah jelas ada di depan mata adalah kursi ketua DPR RI. Ketika PDI Perjuangan memutuskan menjadi oposisi, apapun caranya Undang-Undang MD3 (UU tentang MPR, DPR, DPD, DPRD) harus diubah, terutama ketentuan ketua DPR RI adalah hak partai pemenang pemilihan legislatif. Dengan begitu otomatis Puan Maharani semakin terancam posisinya sebagai kandidat ketua DPR RI di era pemerintahan Prabowo.Â
Oleh sebab itu, berdasarkan aspek eksistensi partai di waktu yang akan datang, Puan Maharani cukup layak untuk menjadi ketua umum PDI Perjuangan jembatan penghubung antara Megawati dengan Presiden Prabowo. Lantas mengapa ada perpanjangan masa jabatan pengurus partai hingga 2025? Serta mengapa beberapa rotasi kepengurusan justru banyak masuk para loyalisnya Prananda?Â
Setelah mengalami kekalahan di Pemilihan Eksekutif (Pilpres) kemarin, tentu PDI Perjuangan tidak ingin lagi kalah di pemilihan eksekutif lainnya, yaitu Pilkada. Jika tiba-tiba PDI Perjuangan masuk pada mode kooperatif terhadap pemeang pilpres 2024, hal itu dapat membuat kegamangan atau kendornya semangat mesin partai di daerah-daerah beserta konstituennya. Oleh karena itu, untuk menyongsong Pilkada 2024 mendatang, PDI Perjuangan cenderung mengaktifkan mode oposisi dengan menempatkan orang-orangnya Prananda di banyak sendri kepengerusan partai.Â
Namun, di sisi lain juga memberi kode pada pemerintahan prabowo bahwa itu hanya sampai 2025 saja. Tahun 2025 PDI Perjuangan dengan kepengurusan baru diproyeksi akan didominasi oleh loyalisnya Puan dan cenderung bergabung ke Pemerintahan Prabowo.
Tanda-tanda strategi 'langkah siput' dengan terlambat masuk ke pemerintahan Prabowo dapat dilihat dari salah satu orang terdekat Megawati, yaitu Panda Nababan. Opung Panda adalah politisi senior PDI Perjuangan yang tidak terlalu terikat dengan poros Puan maupun Prananda. Dalam banyak kesempatan, opung Panda sangat menegaskan bahwa Megawati hanya bermasalah dengan Jokowi dan keluarganya, namun tidak dengan Prabowo.Â
Bahkan opung Panda sering mengungkit jasanya dulu ketika diminta Luhut Pandjaitan untuk memperjuangkan Hashim (adik prabowo) agar tidak ditahan oleh Kejaksaan Agung. Pesan tersirat dari opung Panda Nababan sebagai politisi senior PDI Perjuangan terhadap Prabowo secara pribadi adalah mengingatkan Prabowo agar tidak membuat PDI Perjuangan menjadi pesakitan sebagai oposisi karena opung Panda penuh ada sejarah membantu adiknya Prabowo dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H