Setelah mengalami kekalahan di Pemilihan Eksekutif (Pilpres) kemarin, tentu PDI Perjuangan tidak ingin lagi kalah di pemilihan eksekutif lainnya, yaitu Pilkada. Jika tiba-tiba PDI Perjuangan masuk pada mode kooperatif terhadap pemeang pilpres 2024, hal itu dapat membuat kegamangan atau kendornya semangat mesin partai di daerah-daerah beserta konstituennya. Oleh karena itu, untuk menyongsong Pilkada 2024 mendatang, PDI Perjuangan cenderung mengaktifkan mode oposisi dengan menempatkan orang-orangnya Prananda di banyak sendri kepengerusan partai.Â
Namun, di sisi lain juga memberi kode pada pemerintahan prabowo bahwa itu hanya sampai 2025 saja. Tahun 2025 PDI Perjuangan dengan kepengurusan baru diproyeksi akan didominasi oleh loyalisnya Puan dan cenderung bergabung ke Pemerintahan Prabowo.
Tanda-tanda strategi 'langkah siput' dengan terlambat masuk ke pemerintahan Prabowo dapat dilihat dari salah satu orang terdekat Megawati, yaitu Panda Nababan. Opung Panda adalah politisi senior PDI Perjuangan yang tidak terlalu terikat dengan poros Puan maupun Prananda. Dalam banyak kesempatan, opung Panda sangat menegaskan bahwa Megawati hanya bermasalah dengan Jokowi dan keluarganya, namun tidak dengan Prabowo.Â
Bahkan opung Panda sering mengungkit jasanya dulu ketika diminta Luhut Pandjaitan untuk memperjuangkan Hashim (adik prabowo) agar tidak ditahan oleh Kejaksaan Agung. Pesan tersirat dari opung Panda Nababan sebagai politisi senior PDI Perjuangan terhadap Prabowo secara pribadi adalah mengingatkan Prabowo agar tidak membuat PDI Perjuangan menjadi pesakitan sebagai oposisi karena opung Panda penuh ada sejarah membantu adiknya Prabowo dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H