Mohon tunggu...
Rizka salsabila
Rizka salsabila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Raden Wijaya dalam Mendirikan Kerajan Terbesar di Nusantara

13 November 2024   05:34 Diperbarui: 13 November 2024   07:49 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/ssdecmedia

Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk untuk tinggal di tempat baru. Penduduk berdatangan dari Tumapel dan Daha. Raden Wijaya bersiap untuk merebut kembali kekuasaan dari Jayakatwang. Rencana Raden Wijaya tertolong oleh pasukan Mongol yang datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara) yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan

*komplikasi-

Persekutuan sementara pun terbentuk antara Raden Wijaya dan pasukan Mongol yang dipimpin oleh panglima Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing. Mereka bersama-sama menyerbu Kediri dan berhasil mengalahkan Jayakatwang. Pasukan Kediri runtuh, dan Jayakatwang akhirnya tewas dalam serangan gabungan tersebut.

pinterest.com/ssdecmedia
pinterest.com/ssdecmedia

*Klimaks-

Namun, setelah kemenangan ini, Raden Wijaya tahu bahwa waktunya untuk berpisah dengan Mongol telah tiba. Dengan cerdik, ia mengatur serangan balik terhadap pasukan Mongol, yang tidak menduga akan dikhianati oleh sekutu mereka sendiri. Pasukan Mongol terdesak, dan banyak dari mereka tewas dalam pertempuran. Sisanya dipaksa mundur dan akhirnya kembali ke negeri asal mereka.

*Resolusi-

Dengan berhasil mengusir pasukan Mongol, Raden Wijaya bukan hanya menyelamatkan tanah Jawa dari ancaman asing, tetapi juga berhasil membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang kuat dan cerdik.

Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan Majapahit tetap berpusat di Trowulan, yang kini berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Kebahasaan :

1. Menggunakan kalimat lampau : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun