Memupuk kerjasama dan toleransi. Anak-anak belajar untuk saling menghormati dan  menunggu giliran, menciptakan sikap saling menghargai di antara teman-teman.
3. Egrang
Permainan ini mengajarkan sikap jujur, menerima kekalahan, dan menghargai lawan. Permainan ini juga mengandung nilai-nilai multikultural kemandirian, yaitu Anak-anak belajar untuk tidak bergantung pada orang lain dan menjadi percaya diri dalam menggunakan Egrang.
4. Congklak
Penghargaan terhadap Keberagaman, yaitu melalui variasi dalam cara bermain dan budaya yang berbeda, Congklak mengajarkan pemain untuk menghargai perbedaan.
5. Bentengan
Kerjasama, yaitu pemain dari berbagai latar belakang belajar untuk bekerja sama dalam kelompok, memperkuat solidaritas dan rasa saling menghargai.
Proses penanaman nilai-nilai multikultural dalam permainan tradisional.
Permainan tradisional yang hampir punah dan sudah jarang dilakukan anak- anak perlu dikenalkan kembali pada mereka. Permainan tradisional yang memiliki segudang manfaat dari mulai permainan fisik motorik kasar sampai jenis permainan yang dapat dimainkan dengan duduk bersama teman. Dalam permainan tradisional selain dapat melatih fisik anak juga terdapat nilai-nilai multikultural yang harus diketahui anak. Karena permainan tradisional jarang dimainkan anak di lingkungan sekitar, maka guru di sekolah memeberitahukan dan mengajarkan berbagai macam permainan tradisonal disekolah sebagai pembelajaran tentang kearifan lokal.
Penanaman nilai multikultural dalam permainan tradisional yang dimainkan di sekolah tidak lepas dari peranan guru di sekolah. Penanaman nilai multikultural pada permainan tradisonal dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.Jika dilihat dari hakikat multikulturalisme dan pembelajaran pendidikan anak usia dini dapat diimplikasikan jika kegiatan yang dirancang pada anak dilakukan melalui pembiasaan, praktek langsung melalui kegiatan bermain.
Kesimpulan