"Hilang? Maksutnya?", entah apa yang dipikirkan Sam. Walau belum begitu mengenal Orin, tapi ia rasa...kepedulian terhadap gadis itu tiba-tiba muncul denga kuat setelah malam di mana ia melihat sorot mata Orin yang begitu sendu.
      Si bapak bercerita bahwa mungkin saja Orin pergi karena kakak tirinya. Semenjak ayah dan ibu tiri Orin sering pergi ke luar kota, kelakuan Mawar -sang kakak tiri- begitu kasar. Ia sering memperlakukan Orin dengan begitu kasar dan jahat.
      Sam mengangguk paham. Mungkin saja...gadis itu pergi ke gedung kesenian untuk menghilangkan kesedihannya. Mungkin saja! Sam harus kembali ke sana! Tak lupa ia ucapkan terimakasih kepada lelaki tua itu dan berajak pergi. Sayangnya, ia tidak menyadari gelagat aneh si bapak tua...
***
      Dugaan Sam benar. Dalam gedung yang luas itu, ia bisa melihat seorang perempuan cantik yang tengah meliukkan tubuhnya dengan begitu indah. Mengayunkan kaki dan tangannya sesuai iringan musik seorang diri.
      "Tarian kamu bagus", puji Sam sambil berjalan mendekati Orin. Suaranya terdengar begitu jelas di tengah gedung yang memag hanya ada mereka berdua.
      Orin menghentikan tariannya dengan kaget dan langsung menatap Sam.
      "Minum dulu", Sam menyodorkan sebotol minuman yang sudah ia bawa sedari tadi untuk Orin.
      "Terima kasih", tolak Orin lembut. Perempuan itu melepas selendangnya dan duduk di lantai sambil meluruskan kaki.
      "Kenalin, aku.."
      "Sam. Aku tahu kok. Kamu anak SMA Berlia. Iya kan?" Sam tercengang. Bagaimana ia bisa tahu?.