Putri Mandalika hidup kembali membawa sebuah sirkuit megah. Ia adalah salah satu legenda penting yang dipercaya ada di antara masyarakat Suku Sasak. Kali ini, sepertinya ia ingin melanjutkan hidupnya yang tak sempat menua.
Di tanah ayahnya dulu berkuasa, 1,2 hektar di antaranya berdiri arena balap berstandar internasional dalam kurun waktu dua tahun meski dihajar pandemi. Pertamina Mandalika International Street Circuit menurut saya setidak-tidaknya menempati bagian pusat kerajaan Tonjeng Beru.
Tempat ini konon jadi saksi dimana banyak pangeran datang untuk meminang putri anggun dan baik hati yang tersohor seantero Pulau Lombok. Meski sang putri moksa, wilayah ini tetap punya banyak sekali pesona. Sebelum dibangun sirkuit, daerah ini telah menjadi daerah super prioritas atau DSP Mandalika.
Semua orang yang tertarik datang untuk berlibur, berolahraga, atau bahkan bekerja tak perlu berebut karena disiapkan tempat terbaiknya. Mandalika tetap pada keanggunannya, semua orang diterima dengan tangan terbuka.
Termasuk juga Valentino Rossi, pembalap yang  pernah berlaga di Indonesia semasa awal karirnya. Dalam satu wawancara, di Indonesia aja ia mengingat di tahun kedatangan pertamanya juga kapan saja waktu kunjungan berikutnya. Tentu saja, sirkuit baru di Lombok Tengah ini juga menyita perhatiannya.
Putaran Penutup di Sirkuit Mandalika
Bukan hanya mendengar nama, The Doctor -julukan untuk Rossi- mengaku sudah melihat citra sirkuit Mandalika sejak belum sepenuhnya rampung. Lintasan balap sepanjang 4,3 km ini dekat sekali dengan pantai. Tempat yang menimbulkan binar di matanya, sebab pantai jadi salah satu destinasi yang sering disinggahi bersama Novello, pasangannya.
Teman-teman saya dan juga banyak tokoh di Indonesia mengunggah ucapan menggugah di hari terakhir Rossi beradu di arena. Saya yang hanya tau nama besarnya selama ini jadi tahu, bahwa ia kawan bertumbuh banyak orang.
Jadi saya yakin, bukan hanya Mandalika, satu Indonesia saya rasa mau bertepuk tangan bangga jika ia menyelesaikan 17 tikungan di sana. Beberapa lap saja, toh menurutnya tantangan besar balapan di Indonesia adalah suhunya ditambah sirkuit ini berada di pesisir. Hanya pembalap pemberani yang bisa berhasil melaju di sana.
Untuk nostalgia, hadirkan saja dua sosok untuknya. Satu, Ahmad Jayadi, pembalap Indonesia yang pernah berkompetisi dengannya di Sentul dulu dalam dua seri, satunya lagi tentu saja Komeng. Ingat, memori Rossi sebagai pebalap sudah terlatih fokus dan tajam, dua sosok ini bisa membangkitkan banyak cerita yang ingin dikenangnya bersama teman seperjalanan.
Berkenalan dengan KendaraanÂ
Selepas menjajal sirkuit atau menonton junior dan anak asuhnya berlaga, perlu ada satu lagi yang ia kenal saya rasa. Kendaraan. Motor dengan CC besar jadi dia ahli luar dalam. Tapi bagaimana dengan cidomo atau perahu cadik?
Ini penting! Ia harus berkenalan lebih dulu sebelum keluar area sirkuit supaya lebih tenang saat menyeberang ke Gili Trawangan. Di sana cidomo adalah kendaraan utama selain sepeda. Lagian, kalau di antara kita ada yang hapal mati spesifikasi motor yang pernah ia pakai, boleh dong gantian?
Kalau pun belum ada, ini jadi kesempatan yang tepat untuk membangun museum di area Mandalika. Siapapun yang datang bisa mengenal Wonderful Indonesia lewat perjalanan transportasinya, sekaligus mendalami kendaraan yang dipakai para pebalap Indonesia atau dunia, milik Rossi salah satunya.
Tentu jangan sampai seperti gudang atau bengkel tua. Selain penataan visual yang apik, sediakan pemandu terlatih yang paham sejarah dan bagaimana setiap kendaraan bekerja. Informasi yang terbaca jelas juga jadi kuncian, agar setiap yang datang bukan cuma untuk berfoto saja. Dengan begini, menanti waktu race tiba lebih menyenangkan untuk anak-anak sampai dewasa menjelang senja.
Saya optimis sih bisa, pembangunan area utama Sirkuit Mandalika sudah jadi buktinya. Infrastruktur standar kompetisi dunia berhasil dirampungkan kurang dari dua tahun. Pit  lane-nya? Selesai dalam tiga  minggu saja!
Menikmati Hari-hari Panjang di Mandalika
Sebagai pegunjung seperti Rossi, ada banyak hal yang pastinya dibutuhkan agar liburan menjadi nyaman. Tenang saja, urusan penginapan, pemandu, kendaraan, sampai tempat makan serahkan saja pada penduduk lokal.
Hotel-hotel berbintang banyak berada di sekitar pantai selatan Lombok atau wilayah sirkuit Mandalika berada. Area ini sudah diperhitungkan oleh Dorna dan ITDC sebagai daerah paling minim dari resiko bencana alam seperti gempa bumi dan pasang tinggi.
Wilayah KEK Mandalika, terutama, dikelilingi banyak bukit-bukit kecil yang menjaganya dari banyak potensi bencana. Jika tak ingin pantai, dekat dengan Taman Nasional Gunung Rinjani pun sudah dibangun penginapan yang bersih dan memadai untuk beristirahat.
Selain dijaga alam, sebanyakan 191 usaha pariwisata di Provinsi NTB sudah tersertifikasi Protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability). Sertifikasi ini menandakan setiap pelaku usaha dapat menjalankan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan ketat dalam keadaan pandemi, sekaligus menjaga keselarasan lingkungan.
Mendengarkan Mesin Lain
Terbiasa mendengar banyak suara seperti, mesin motor, teriakan penonton, atau keriuhan lainnya membuat Rossi mungkin mudah terbawa rindu. Maka banyak desa di Mandalika-Lombok menyimpan bebunyian yang belum pernah didengarnya. "Berisik" ini hadir dari kayu yang saling ditabrakan dengan tangan.
Hasilnya selembar kain tenun atau songket dengan warna cerah dan motif tegas yang juga tercetak di antara tikungan 16 dan 17 Sirkuit Mandalika. Bentuk aslinya di sini bisa dimiliki. Saking khasnya kain ini, setiap kabupaten di Pulau Lombok punya sentra kainnya sendiri.
Daerah penghasil kain terdekat hanya berjarak 25 menit dari Sirkiuit Mandalika, Desa Adat Sade namanya. Selain kain, pengunjung yang masuk ke desa ini akan disambut dengan rumah adat khas Suku Sasak yang didominasi oleh kayu dan bambu. Rumah-rumah ini masih ditempati oleh warga setempat yang beraktivitas sebagai penenun atau pedagang.
Daerah Lombok Timur menyimpan desa penenun lainnya, yakni Desa Pringgasela. Desa ini awalnya berisi prajurit dari kerajaan Selaparang dan keluarganya. Tak hanya menghasilkan tenun, di desa ini tersimpan kain tenun berusian 850-an tahun. Bahkan alat tenun dari desa ini sudah disimpan museum di Jepang dan Belanda.
Melepas Karir di Luar Arena
Jika terus menerus di sirkuit Mandalika, Rossi bisa berpotensi ingin menang lagi dan lagi. Jadi biarkan ia mendekat saja ke deretan pantai cantik di sekitar Mandalika. Tentu saja, Pantai Seger harus dicobanya.
Pantai ini bermakna besar untuk masyarakat Suku Sasak secara turun temurun. Kalau siapapun datang di Februari atau Maret bertepatan dengan seri MotoGP 2022, mungkin Putri Mandalika benar-benar akan menyambut dalam wujud nyale (cacing laut) seperti yang selama ini dipercaya oleh warga. Cacing ini bisa dicoba hidup-hidup, hitung-hitung tabungan proteinnya untuk energi menjelajah Pulau Lombok.
Ada perayaan besar lainnya di Lombok, di bulan ketiga dalam penanggalan kalender Hijriyah.Warga Lombok terutama yang beragama Islam dan Masyarakat Adat Sasak Bayan punya tradisi Mulud Adat. Tradisi ini dilakukan dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Rangkaian acaranya berlangsung selama 2-3 hari dan ditutup dengan makan bersama dengan warga satu desa.Â
Orang-orang yang punya ambisi, biasanya juga punya rasa penasaran yang tinggi. Maka para atlet paralayang bisa membawa para adrenaline junkie dari banyak titik untuk terbang. Siap-siap saja, mulai dari barisan bukit dan gunung, sawah, hingga pantai berair jernih terlihat megah dari atas sana. Jauh lebih tenang dari naik helikopter atau balon udara.
Mungkin pemandangan di Pulau Lombok serupa apa yang sering Rossi lihat di Tavulia. Kampung halaman dan rumah masa kecilnya. Ini bisa mengobati rindunya selama liburan. Eits, tapi tunggu sampai kaki menapak sendiri di punggung Gunung Rinjani. Di sini, ada banyak sekali jenis berbeda yang dalam satu sapuan pandang dari dekat.
Tak perlu sampai ke puncak, cukup mendaki bukit-bukit sesuai sisi yang dimau saja. Ada Bukit Timbanuh yang menyimpan banyak vegetasi langka. Dari sini kita bisa melihat Gunung Rinjani dari sisi sebelah selatan. Jalur yang lebih landai ada Sabana Dandaun yang hanya berada diketinggian 1350 mdpl, namun tepat di menghadap tegak lurus ke puncak Rinjani.
Mandalika-Lombok punya banyak sekali cara agar liburan jadi tak biasa, kan? Bukan hanya mendekat ke alam, ajang bergengsi dan perayaan budaya yang terus dilestarikan memberi kesempatan mengeksplorasi tubuh dan pikiran. Â Berkunjung khusus ke sini bisa jadi solusi mengurangi rutinitas menunduk atau membungkuk seperti Valentino Rossi saat sedang balapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H