Mohon tunggu...
Rizka Febriana
Rizka Febriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hallo nama saya Rizka febriana biasa dipanggil ikaa, alamat saya dari lombok timur, hobi saya memasak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Perkembangan Psikososial Erikson

1 November 2024   08:12 Diperbarui: 1 November 2024   08:19 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Erik Erikson merumuskan teori perkembangan psikososial yang menyatakan bahwa perkembangan diatur berdasarkan delapan tugas perkembangan yang diklasifikasikan berdasarkan usia. Pada setiap usia, bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa, menegosiasikan tugas-tugas perkembangan target yang khusus untuk periode perkembangan tersebut.

Erikson percaya bahwa kita menyadari apa yang memotivasi kita sepanjang hidup. Kita membuat pilihan yang sadar dalam hidup, dan pilihan ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan sosial dan budaya tertentu, bukan kebutuhan biologis semata. 

Erikson  menjabarkan delapan tahap, yang masing-masing memiliki  tugas psikososial utama yang harus diselesaikan atau krisis yang harus diatasi. Erikson percaya bahwa kepribadian kita terus terbentuk sepanjang rentang hidup kita saat kita menghadapi tantangan-tantangan ini.  Berikut ini adalah ikhtisar dari setiap tahap:
Masa Bayi: Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan


Masalah dalam membangun kepercayaan

Erikson (1982) percaya bahwa ketidakpercayaan mendasar dapat mengganggu banyak aspek perkembangan psikososial dan membuatnya lebih sulit untuk membangun cinta dan persekutuan dengan orang lain. Pertimbangkan implikasi untuk membangun kepercayaan jika seorang pengasuh tidak tersedia atau kesal dan tidak siap untuk merawat seorang anak. 

Atau jika seorang anak lahir prematur, tidak diinginkan, atau memiliki masalah fisik yang membuatnya kurang menarik bagi orang tua. Dalam keadaan ini, kita tidak dapat berasumsi bahwa orang tua akan merawat anak dengan cara yang mendukung pengembangan kepercayaan. 

Seperti yang akan Anda baca nanti, adalah mungkin untuk mengerjakan ulang model mental hubungan awal yang tidak aman, tetapi hubungan yang dekat dan penuh perhatian dengan pengasuh utama membuatnya jauh lebih mudah bagi bayi untuk menegosiasikan tugas perkembangan pertama ini.


Masa Balita: Otonomi vs. Rasa Malu dan Keraguan

Saat anak mulai berjalan dan berbicara, minat pada kemandirian atau otonomi menggantikan perhatian pada kepercayaan. Jika bayi telah membangun ikatan yang aman dengan pengasuh, mereka dapat menggunakan dasar yang aman itu untuk menjelajahi dunia dan membangun diri mereka sebagai pribadi yang mandiri, dengan tujuan dan minat mereka sendiri. 

Tugas balita adalah mengerahkan keinginannya, dan menguji batas-batas apa yang dapat disentuh, dikatakan, dan dieksplorasi. 


Anak Usia Dini: Inisiatif vs. Rasa Bersalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun