Cepat ia menuju saklar lampu, menyalakannya. Sontak terkejut saat melihat Galang tengah berbaring dengan kedua tangan memegangi leher, tubuhnya kaku dengan mata melotot. Wajahnya memerah tampak menahan nafas.
"Lang, kamu kenapa?" tanya Anton panik. Ia menggoyang-goyangkan tubuh Galang, namun lelaki itu sama sekali tak bergerak. Mulutnya rapat, tubuhnya kaku dan juga dingin. Hanya matanya yang melotot sampai memerahlah yang menjadi simbol bahwa Galang membutuhkan pertolongan sekarang.
Anton berlari keluar, memanggil seluruh penghuni kos untuk membantunya. Dalam beberapa menit kamar Galang dipenuhi oleh banyak orang.
"Kenapa? Galang kenapa?"
"Kok bisa gitu?"
"Kesurupan dianya itu."
"Anton panggil Ustad Halim di masjid, barangkali dia bisa bantu," ucap Pak Rudi sang pemilik kos yang kini mencoba memegangi tubuh Galang. Membisiki ayat-ayat di sana, namun seketika tubuh Galang yang dingin berubah menjadi panas.
Anton pergi, tak berapa lama ia kembali. Membawa seorang lelaki tua dengan kopiah dan sarung yang bersandar di pundak.
"Apa yang terjadi?" tanya Ustad Halim begitu masuk ke dalam kamar kos Galang.
"Tidak tahu Pak Ustadz, begitu saya masuk Galang sudah seperti ini."
"Boleh keluar dahulu sebagian? Agar di sini tidak terlalu pengap."