"Abang" aku memanggilnya untuk menghentikan semua ini. Tapi tetap saja ia pergi menjauh meninggalkanku. Dan pegangan tanganku mulai lepas. Ia menjauh berjalan mundur meninggalkan aku.
"Abang" aku berusaha memanggilnya untuk kembali. Tapi hanya senyuman yang ia berikan. Kulihat ia mengambil tas ranselnya, baret hijaunya dan senjata laras panjangnya. Aku tak mengerti apa yang dia lakukan.
"Abang" aku terus memanggilnya. Tapi apa yang ia balas.? hanya lambaian tangan dan senyuman yang ia berikan. Lama-kelamaan wajahnya terus memudar dari hadapanku. Tetesan airmataku mulai jatuh tak tertahankan. Dan sekejap ia hilang tak kelihatan lagi dari pandanganku. Aku mulai menangis sejadi-jadinya..
"Aaabbaaaaaaaaaaaaanngg" aku berteriak sekencang-kencangnya.
Dan..
"Aaaghhh ternyata aku mimpi" gumamku yang masih merasakan pedihnya mimpi itu. "Tapi..kenapa aku harus mimpi seperti itu..??" "Agh mungkin karna aku sangat merindukan kehadirannya". Aku menangis dan terus menangis mengingat mimpi itu. Ku ambil sebuah foto yang letaknya tak jauh dari kasurku. Kupandangi wajahnya dan ku belai rambutnya dengan lembut dalam fotony. "Kenapa kamu harus pergi.?" gumamku dalam hati. Airmataku terus menetes dan jatuh tepat di atas fotonya. "Kamu tau gak aku rindu akan hadirmu disini sayang". Ku peluk foto manisnya, seakan ingin merasakan kehadirannya.
^^NaLuRi^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H