Mohon tunggu...
Itashiro Desuka
Itashiro Desuka Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Biasa saja, nothing special

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Kenali Kepribadian "Berprestasi" pada Anak

24 Juli 2014   10:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:23 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebenarnya banyak aspek yang digunakan untuk mengenali kepribadian seseorang, misalnya teori temperamen Hippocrates lebih dari 2400 tahun yang lalu, teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya.

Namun kali ini saya ingin membahas tentang teori kepribadian versi Gregory G Young yang mengelompokkan kepribadian manusia kedalam 10 macam tipe, yang menurut saya lebih mudah dipahami dibandingkan teori lain. Salah satu tipe yang akan dibahas disini adalah Kepribadian "Berprestasi"

1. Masa Kanak-kanak

Orang tua menggambarkan pemilik kepribadian ini sebagai anak yang menyenangkan dan penurut. Dia periang, tidak rewel, tidak mudah menangis, dan cepat membalas senyum dari orang tuanya. Mereka menunjukkan rasa ingin tahu yang besar terhadap apa yang ada di sekelilingnya. Dia menyenangi kegembiraan, membuat persahabatan-persahabatan baru. Dia bisa dengan sangat sibuk dengan kubangan lumpur yang dibuatnya saat hujan. Mereka mudah ditemui di luar rumah, memanjat pohon, bermain bola, bermain lempar-lemparan cakram plastik, meluncur di papan luncur. Dia menyukai peristiwa-peristiwa olahraga yang menitikberatkan pada tenaga, daya tahan, dan kerjasama regu. Baginya ini memberi kemungkinkan agar orang lain memberi kasih sayang padanya.

Anak dengan kepribadian ini bersikap penuh kasih sayang. Dia memiliki semangat kebersamaan, tidak suka bersaing untuk mendapatkan sesuatu dengan saudaranya. Baginya, persahabatan dengan mereka dan mendapat sambutan baik dari mereka adalah yang terpenting. Di rumah, dia dapat bersikap baik, mau membantu ibunya mencuci piring, mengambilkan perabotan masak, mengganti popok adiknya, atau bahkan memanaskan botol susu untuk adiknya. Dia merasa bangga sekali ketika ibunya memuji pekerjaannya tersebut. Tapi, apabila diharapkan secara rutin untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut, dia tidak bergairah untuk melakukannya. Dia tidak menyukai rutinitas dan pekerjaan-pekerjaan rumah yang selama ini dilakukannya hanya bersifat spontanitas.

Sejak pertama di sekolah, anak dengan kepribadian ini, bisa menyesuaikan diri, bekerja keras, dan tanggap. Sejak di Taman Kanak-kanak, dia sudah mendapat pujian bagi penampilannya yang mempesona.

Anak dengan kepribadian ini suka menuruti kata hatinya. Ada unsur-unsur kenekatan dalam kegembiraannya. Dia selalu ingin tahu dan cenderung melompat ke depan dengan senang dan bebas agar mendapat tanggapan yang positif dari teman-temannya, meski terkadang tak sesuai dengan yang diharapkannya.

Jika orang tua menghadapi anak dengan kepribadian ini, tidak bijaksana jika mengurangi semangatnya, misalnya melarangnya melakukan kegiatan tertentu di luar rumah. Selalu cari cara atau jalan untuk memelihara perhatiannya. Sikap orang tua yang terlalu berlebihan dalam memberi perlindungan kepada anak hingga membekukan kegiatan atau keinginannya menyelidiki hal-hal yang baru adalah tidak baik bagi perkembangan kepribadian ini. Lebih buruk lagi jika orang tua mendesak si anak untuk bersantai di rumah atau tidak mencoba hal-hal sama sekali. Bisa-bisa potensi yang terpendam dalam diri anak, akan mati begitu saja.

2. Masa Remaja

Masa remaja bagi kepribadian ini membawa serta persoalan-persoalan yang pelik. Mereka memasuki masa yang rawan ketika berada di sekolah Menengah Pertama. Anak remaja dengan kepribadian ini tidak lagi bisa memperhitungkan tanggapan atau sambutan yang sekiranya akan diperolehnya. Bila di sekolah dasar dahulu, dia lebih menonjol, maka kini dia menghadapi anak-anak yang lebih baik darinya. Dia bisa tergoda masuk ke dalam dorongan berlebihan untuk tampil mempesona, untuk memperoleh pengakuan dan tepuk tangan. Atau mungkin dia akan bisa bersikap menarik diri apabila dia merasa khawatir bahwa usaha tersebut akan sia-sia belaka dan tidak menghasilkan tanggapan yang menguntungkan.

Kepribadian ini pada dasarnya tidak suka bersaing dan lebih nyaman tertawa lepas bersama teman-temannya, bila memang itu lebih mampu menciptakan kesan menarik di mata teman-temannya. Semangatnya yang terlalu tinggi, sering membuat ia dipilih sebagai pemimpin mereka, meskipun terkadang itu bukanlah tujuannya. Perhatiannya terhadap kegiatan di luar kelas cukup tinggi. Pramuka, berkemah, bertanam, menari, melukis, atau bahkan olahraga. Rumah anak remaja dengan kepribadian ini bisa saja penuh dengan teman-teman yang berkunjung, baik siang maupun malam. Singkatnya, remaja dengan kepribadian ini sangat sibuk di dalam maupun di luar jam sekolah, hingga selama beberapa hari dia pulang ke rumah dalam kecapaian, menjatuhkan diri di tempat tidur, dan langsung tidur. Jika demikian, biarkanlah dia, jangan diganggu. Tidur adalah satu jalan yang digunakan untuk melepaskan segala ketegangan dan beristirahat dari segala kegiatan.

Selama masa kanak-kanak dan remaja, mereka cenderung mengidentifikasi dirinya mirip dengan salah satu orang tuanya yang mempunyai kepribadian yang sama. Dia mengagumi cara orang tuanya menghadapi hidup dengan optimis dan kuat, serta semangat orang tuanya untuk menyelesaikan segala sesuatunya.

Pada fase ini, hendaknya orang tua memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan hal yang dikehendakinya selama itu merupakan kegiatan positif yang dapat mengembangkan potensi dalam dirinya. Namun, akan lebih baik juga jika apa yang dilakukan orang tua hanyalah memberikan senyuman persetujuan atau tepukan tangan di bahu sebagai suatu usaha anaknya yang jujur, dan bukannya terus meningkatkan harapan-harapan yang dipercayakan anaknya untuk dipenuhi.

3. Pemuda dan Pemudi

Memasuki fase ini, anak mulai bersifat pragmatis, dan sifat itulah yang menjadi pengendali yang memberikan rasa aman baginya. Mereka mulai pandai memilah sesuatu, mana yang menjadi prioritas dan tidak. Berkencan ketika masih muda, bisa memberi bermacam-macam pengalaman bagi kepribadian ini. Mula-mula dia mempunyai rasa khawatir apakah ia bisa mempesona pasangannya, atau menjadi pribadi yang menyenangkan pasangannya.

Kepribadian ini memang bernafsu untuk bisa menyenangkan pasangannya. Dia bersedia membayar harga makanan yang mahal, sekalipun setelahnya, dia harus makan seadanya. Tentu saja itu dilakukannya untuk menarik perhatian teman kencannya, bahwa dia telah mempunyai pengalaman yang bagus dan dia adalah orang yang menyenangkan. Prestise dan kualitas selalu menjadi dambaan bagi kepribadian ini.

Kepribadian ini, baik pria maupun wanita, memilih teman kencan yang menarik secara fisik maupun sosial, yang jelas seseorang yang diharapkan bisa memberikan umpan balik positif terhadapnya.

Meski kepribadian ini tidak bersifat kompetitif, tapi bisa saja saling berebut agar menjadi pusat perhatian. Kadang-kadang anak dengan kepribadian ini harus belajar bagaimana memberi angukan yang ramah terhadap orang saat bertemu, meski itu bukanlah sifatnya, hanya demi mempesonakan siapa saja yang melihatnya. Ketika mengalami frustasi, mereka dapat menggunakan kata-kata tajam, sindiran, bahkan kata-kata kasar untuk membalas tanggapan yang negatif.

Namun, meski demikian, kepribadian ini biasanya punya semangat dan bekerja keras, sadar tujuan, dan produktif. Dia mempunyai reputasi sebagai orang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan keterampilan yang tinggi dan berprestasi cemerlang dalam banyak kegiatan. Apabila dia dalam keadaan sehat, dia tahu tujuannya dan dia bergerak ke tujuan itu secara cepat dan tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun