Mohon tunggu...
Itashiro Desuka
Itashiro Desuka Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Biasa saja, nothing special

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Kenali Kepribadian "Berprestasi" pada Anak

24 Juli 2014   10:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:23 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selama masa kanak-kanak dan remaja, mereka cenderung mengidentifikasi dirinya mirip dengan salah satu orang tuanya yang mempunyai kepribadian yang sama. Dia mengagumi cara orang tuanya menghadapi hidup dengan optimis dan kuat, serta semangat orang tuanya untuk menyelesaikan segala sesuatunya.

Pada fase ini, hendaknya orang tua memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan hal yang dikehendakinya selama itu merupakan kegiatan positif yang dapat mengembangkan potensi dalam dirinya. Namun, akan lebih baik juga jika apa yang dilakukan orang tua hanyalah memberikan senyuman persetujuan atau tepukan tangan di bahu sebagai suatu usaha anaknya yang jujur, dan bukannya terus meningkatkan harapan-harapan yang dipercayakan anaknya untuk dipenuhi.

3. Pemuda dan Pemudi

Memasuki fase ini, anak mulai bersifat pragmatis, dan sifat itulah yang menjadi pengendali yang memberikan rasa aman baginya. Mereka mulai pandai memilah sesuatu, mana yang menjadi prioritas dan tidak. Berkencan ketika masih muda, bisa memberi bermacam-macam pengalaman bagi kepribadian ini. Mula-mula dia mempunyai rasa khawatir apakah ia bisa mempesona pasangannya, atau menjadi pribadi yang menyenangkan pasangannya.

Kepribadian ini memang bernafsu untuk bisa menyenangkan pasangannya. Dia bersedia membayar harga makanan yang mahal, sekalipun setelahnya, dia harus makan seadanya. Tentu saja itu dilakukannya untuk menarik perhatian teman kencannya, bahwa dia telah mempunyai pengalaman yang bagus dan dia adalah orang yang menyenangkan. Prestise dan kualitas selalu menjadi dambaan bagi kepribadian ini.

Kepribadian ini, baik pria maupun wanita, memilih teman kencan yang menarik secara fisik maupun sosial, yang jelas seseorang yang diharapkan bisa memberikan umpan balik positif terhadapnya.

Meski kepribadian ini tidak bersifat kompetitif, tapi bisa saja saling berebut agar menjadi pusat perhatian. Kadang-kadang anak dengan kepribadian ini harus belajar bagaimana memberi angukan yang ramah terhadap orang saat bertemu, meski itu bukanlah sifatnya, hanya demi mempesonakan siapa saja yang melihatnya. Ketika mengalami frustasi, mereka dapat menggunakan kata-kata tajam, sindiran, bahkan kata-kata kasar untuk membalas tanggapan yang negatif.

Namun, meski demikian, kepribadian ini biasanya punya semangat dan bekerja keras, sadar tujuan, dan produktif. Dia mempunyai reputasi sebagai orang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan keterampilan yang tinggi dan berprestasi cemerlang dalam banyak kegiatan. Apabila dia dalam keadaan sehat, dia tahu tujuannya dan dia bergerak ke tujuan itu secara cepat dan tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun