Lounge-nya sendiri terlihat sederhana jika dibandingkan lounge first class lainnya yang pernah saya kunjungi atau baca. Ada beberapa ruang duduk, 3 meja kerja di salah satu sudut, dan bar kecil di sudut lainnya. Ada jendela besar di satu sisi di mana saya bisa melihat ... tidak ada yang menarik. Makanannya sendiri cukup lezat.Â
Semuanya jenis makanan Asia. Salah satu staf memberi tahu saya bahwa ada tersedia laksa di lounge kelas bisnis. Dia dengan gembira membawakan satu mangkok laksa ke meja saya.Â
Lumayan enak juga sekalipun sedikit kurang pedas menurut saya. Saya juga memesan segelas anggur merah yang juga enak. Saya perlu menjelaskan bahwa minuman beralkohol tidak ditunjukkan dengan bebas, tapi tersedia.Â
Tinggal minta saja ke salah satu staf atau pergi ke daerah bar. Lounge-nya lumayan sibuk, lebih sibuk dari yang saya bayangkan, tapi masih banyak kursi kosong ketika saya masuk. Tempatnya menjadi lebih sepi sekitar 15 menit sebelum waktu saya boarding.
Konfigurasi kursi di setiap baris adalah 1-2-1, memberikan akses langsung ke lorong untuk setiap penumpang. Ini tentunya fitur yang wajib di first class dan bahkan sudah menjadi cukup umum di kelas bisnis. Ada 5 penumpang first class termasuk saya.
Servis makan dimulai segera setelah lepas landas. Makanan dibawakan dengan baki. Hal ini berbeda di penerbangan jarak jauh di mana makanannya dikeluarkan satu persatu. Makanannya lezat dan saya menghabiskan semuanya sekalipun saya sudah makan siang di lounge.
Saya hanya tinggal satu malam di Singapura. Saya membawa 1 tas koper dan 1 paket yang lumayan besar. Saya perlu koper saya di Singapura, tapi tidak mau membawa paket besar tersebut. Besoknya saya terbang dengan Singapore Airlines di first class lagi, jadi saya mencoba untuk check-in paketnya duluan. Staf check-in membantu saya dengan senang hati sekalipun saya di Terminal 2 dan penerbangan saya besoknya di Terminal 3.