Saat yang ditunggu-tunggu. Akhirnya saya berkesempatan mencoba Garuda Indonesia First Class. Agak susah untuk mencoba kelas ini dengan Garuda Indonesia karena rute yang tersedia sangat terbatas and Garuda hanya mempunyai 2 pesawat B777-300ER dengan first class. Penerbangan ini dari Jakarta ke London dengan nomor penerbangan GA86.Â
Pada saat saya mencoba penerbangan ini, pesawat harus transit di Singapura terlebih dahulu sebelum menuju London karena, setahu saya, landasan di Bandara Soekarno-Hatta tidak kuat untuk menahan beban B777-300ER yang penuh penumpang dan bahan bakar. Sekarang sudah bisa langsung dari Jakarta ke London tanpa melalui Singapura. Penerbangan dari Jakarta ke Singapura memakan waktu sekitar 1 jam 20 menit. Setelah transit di Singapura selama 1.5 jam, penerbangan ke London membutuhkan waktu sekitar 13 jam.
Saya memberikan tinggi dan tipe badan saya dan menyuruh Garuda memilih ukuran yang tepat. Yang ketiga, jenis makanan yang tidak bisa saya makan di mana saya membalas bahwa saya tidak ada batasan makanan. Yang keempat, penerbangan berikutnya kalau ada. Di sini saya tidak ada penerbangan lanjutan, tapi saya meminta agar pegawai di London bisa membantu saya menunjukkan arah dan mode transportasi termudah untuk mencapai hotel.
Keesokan harinya, jam 5 pagi, Garuda tepat waktu menjemput saya di hotel untuk pergi menuju ke Bandara Soekarno Hatta Terminal 3. Sopir yang menjemput sopan dan ramah. Karena masih pagi, perjalanan dari hotel di Jakarta Selatan ke bandara cukup cepat tanpa hambatan.Â
Setibanya di bandara, 2 orang staf garuda, Mbak Dea dan Mas Heibert, menyambut dan membawakan bagasi saya ke tempat check-in. Di sini saya diberitahu bahwa saya adalah satu-satunya penumpang first class. Tanpa menunggu lama, saya menerima boarding pass dan langsung menuju imigrasi.Â
Saya satu-satunya yang memakai lounge ini. Ukuran lounge tidak terlalu besar tapi saya rasa memadai karena tidak banyak penerbangan first class yang ditawarkan oleh Garuda atau maskapai SkyTeam lainnya dari Jakarta. Lounge ini dibagi menjadi beberapa bagian dengan tipe kursi yang berbeda. Ada tempat makan, tempat bersantai sambil menonton TV, dan ada juga tempat beristirahat sambil tiduran dengan kursi malasnya.Â
Di tengah lounge ada grand piano yang secara otomatis memainkan musik yang lembut. Secara keseluruhan, lounge ini pasti yang terbaik di Indonesia, tapi masih kalah jauh bila dibandingkan dengan first class lounge milik Singapore Airlines di Singapura. Menurut saya first class lounge milik Thai Airways in Bangkok masih sedikit lebih baik terutama karena ukuran lounge yang jauh lebih besar.
Ada 3 pilihan makanan pembuka: irisan buah segar, yogurt, dan sereal; dan 3 pilihan makanan utama: western food, ayam bakar madu dan nasi kuning, dan crepe apel. Saya memilih buah dan ayam bakar madu. Lima menit setelah waktu keberangkatan lewat, pesawat juga belum berangkat padahal boarding dimulai sedikit lebih awal dari jadwal. Ternyata Hani menunggu kacang macademia saya yang masih diambilkan dari terminal. Terima kasih untuk usaha dan pelayanan yang luar biasa.
Tidak lama kemudian, pesawat mendarat di Singapura. Setelah mengucapkan selamat tinggal dengan semua awak kabin, saya dijemput oleh 2 orang staf bandara di pintu pesawat. Mereka mengantar saya ke lounge milik Dnata dengan airport buggy. Lounge ini sederhana dan tidak terlalu besar. Ada satu ruangan khusus untuk penumpang first class dan kebetulan hanya saya yang memakai. Berhubung saya membutuhkan poundsterling, staf bandara membantu saya menanyakan nilai tukar selama saya di lounge.
Kini giliran awak kabin Garuda yang menyambut saya. Mereka adalah Mbak Yeni dan Mbak Ria. Yeni membawakan handuk kecil dan menawarkan minuman kedatangan. Saya memilih jus kacang hijau (unik milik Garuda) yang ternyata cukup lezat. Dia juga membawakan piyama dan kemudian melakukan slipper service.
Apakah slipper service ini? Pada dasarnya, seorang awak kabin membawakan sandal pesawat dan memperkenankan saya melepas sepatu dan memakai sandal tersebut selama penerbangan. Setahu saya ini adalah servis unik milik Garuda. Oh ya, sandalnya juga sangat nyaman dipakai sehingga saya bawa pulang.
Untuk penutup ada 2 pilihan: parfait buah markisa (pilihan saya) dan kue coklat. Servis dimulai dengan kaviar dan krupuk. Kaviarnya sih enak dan saya mengapresiasi detail berkaitan dengan servis ini, seperti pearl spoon dan mangkuk kecil dengan es di bawahnya untuk menjaga suhu kaviar. Kaviarnya sendiri menurut saya terlalu sedikit. Berikutnya hidangan yang sudah saya pilih datang satu persatu. Good fine dining experience. Secara keseluruhan saya menikmati hidangan dan servis yang diberikan selama makan siang.
Setelah menutup pintu, saya menghabiskan waktu dengan menonton film, tidur, dan bekerja. WiFi tersedia gratis untuk penumpang first class dengan kecepatan yang cukup baik walaupun terkadang agak kurang stabil. Ukuran TV memadai, tapi pilihan film terbatas, tidak sebanyak dulu dan pastinya jauh lebih sedikit dibandingkan maskapai-maskapai terkenal lainnya.Â
Film-film yang tersedia juga agak aneh menurut saya. Ini adalah kelemahan terbesar dalam pengalaman terbang ini. Waktu saya merasa lapar, saya memesan mie kuah dan jus kacang hijau (yang benar-benar saya suka). Berbagai makanan kecil juga tersedia selama penerbangan.
Dari pesawat ke imigrasi, kami tidak menjumpai seorang penumpang pun. Padahal Heathrow adalah salah satu bandara tersibuk di dunia. Ruang imigrasi pun juga sepi. Saya menggunakan jalur fast track dan dalam waktu kurang dari satu menit saya sudah menyelesaikan proses pengecekan paspor. Agen tersebut membantu saya mengambil bagasi dan kemudian menunjukkan cara termudah untuk pergi ke hotel. Di sini pun cerita saya berakhir.
Garuda mendapat nilai yang sangat baik dalam hal pelayanan yang diberikan oleh para pegawainya, baik di darat ataupun di udara. Kelemahan utama adalah terbatasnya pilihan film yang tersedia di pesawat. Untungnya wifi disediakan gratis untuk penumpang first class. Secara keseluruhan saya sangat puas dengan pengalaman terbang saya.
Penilaian:
- Garuda Indonesia first class lounge di Jakarta: 8/10
- Servis: 10/10
- Makanan: 8.5/10
- Kabin: 9/10
- In flight entertainment system: 7/10
Ikuti Instragram saya, @Rizayosia untuk melihat pengalaman-pengalaman lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H