Film-film yang tersedia juga agak aneh menurut saya. Ini adalah kelemahan terbesar dalam pengalaman terbang ini. Waktu saya merasa lapar, saya memesan mie kuah dan jus kacang hijau (yang benar-benar saya suka). Berbagai makanan kecil juga tersedia selama penerbangan.
Dari pesawat ke imigrasi, kami tidak menjumpai seorang penumpang pun. Padahal Heathrow adalah salah satu bandara tersibuk di dunia. Ruang imigrasi pun juga sepi. Saya menggunakan jalur fast track dan dalam waktu kurang dari satu menit saya sudah menyelesaikan proses pengecekan paspor. Agen tersebut membantu saya mengambil bagasi dan kemudian menunjukkan cara termudah untuk pergi ke hotel. Di sini pun cerita saya berakhir.
Garuda mendapat nilai yang sangat baik dalam hal pelayanan yang diberikan oleh para pegawainya, baik di darat ataupun di udara. Kelemahan utama adalah terbatasnya pilihan film yang tersedia di pesawat. Untungnya wifi disediakan gratis untuk penumpang first class. Secara keseluruhan saya sangat puas dengan pengalaman terbang saya.
Penilaian:
- Garuda Indonesia first class lounge di Jakarta: 8/10
- Servis: 10/10
- Makanan: 8.5/10
- Kabin: 9/10
- In flight entertainment system: 7/10
Ikuti Instragram saya, @Rizayosia untuk melihat pengalaman-pengalaman lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H