Mohon tunggu...
Ichal Rumain
Ichal Rumain Mohon Tunggu... Musisi - Jika Sastra adalah antusias, maka kau adalah formalitas

Hidup masih panjang, tetaplah kuat dalam juang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Teknik Komunikasi Konseling

19 Maret 2018   07:21 Diperbarui: 19 Maret 2018   08:42 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kegiatan konseling, konselor berhadapan dan bertatap muka secara langsung dengan konseli dan kegiatan selanjutnya bergantung bagaimana corak dan bentuk komunikasi tercipta. Selain melalui komunikasi verbal dengan melakukan wawancara, ada komunikasi dalam bentuk lain, yaitu komuikasi non verbal yang juga memegang peran penting dalam kegiatan konseling.Menurut Barata (2003: 93) komunikasi non verbal adalah pesan atau informasi yang tidak disampaikan secara lisan maupun tulis. Komunikasi non verbal ini biasanya diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the object language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language) dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).

Komunikasi non verbal banyak pengaruhnya terhadap kegagalan atau keberhasilan konseling, sebab setiap saat konseli mungkin saja secara tidak disadari menekan atau menentang bahasa lisannya dengan perilaku non verbal. Suatu studi oleh Julius Fast (dalam Willis, 2013: 125) membuktikan bahwa bahasa tubuh dapat bertentangan dengan bahasa verbal. Berikut ini beberapa bahasa isyarat dalam perilaku komunikasi non verbal yang dikemukakan oleh Willis (2013: 129):

  • Membelalakkan mata; marah, terkejut, menentang, heran.
  • Muka merah; malu, menahan marah.
  • Dahi dikerutkan, mata agak terpejam; menghadapi kesukaran.
  • Menggosok-gosok mata; menghadapi kesukaran, berpikir.
  • Menggaruk-garuk kepala; menahan malu, kesal.
  • Memegang kepala dengan dua tangan sambil tertunduk; kecewa, konflik, stres, keadaan pelik menekan.
  • Telinga merah; menahan malu, marah.
  • Menggoyang-goyang kaki saat duduk; menahan stres.

 Sayangnya, kebanyakan kemampuan konselor untuk mengamati perilaku tersebut amat dibatasi oleh kurangnya sensitivitas dan latihan, serta kemampuan menangkap makna isyarat yang berasal dari gerak-gerik ekspresi konseli, sehingga kesempatan itu tidak dapat digunkan untuk membuat konselor lebih efektif dan tujuan konseling tidak tercapai dengan baik.

Sekian Terimakasih... 

Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun