Frustasi inilah yang sering kali menyebabkan kita merasa "dikalahkan," meskipun secara logis kita tahu bahwa argumen kita lebih kuat.
Pada akhirnya, pesan yang disampaikan oleh Imam Syafi'i ini mengajarkan kita untuk bijaksana dalam memilih perdebatan. Kita perlu mempertimbangkan apakah lawan debat kita adalah seseorang yang benar-benar tertarik pada kebenaran atau hanya ingin mempertahankan egonya. Jika yang terjadi adalah yang kedua, maka bijaksanalah untuk mundur dan menjaga ketenangan pikiran.
Dalam dunia yang semakin terhubung ini, kemampuan untuk berdialog secara sehat dan produktif semakin penting. Belajar dari kebijaksanaan Imam Syafi'i, kita diingatkan untuk tidak terjebak dalam debat yang sia-sia, dan lebih baik fokus pada diskusi yang dapat membawa pemahaman bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H