Mohon tunggu...
rizal malaka
rizal malaka Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Bisma Rizal

Seorang ingin mecoba merangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Prabowo Menang, Good Bye Survei Politik

29 April 2019   21:53 Diperbarui: 29 April 2019   23:11 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari convesia.com

Seorang komentator menyebutkan, bahwa saya adalah pendukung Prabowo Subianto yang telah buta mata hatinya karena tidak melihat hasil Quick Count beberapa lembaga survei yang senada dengan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Jujur saja saya tertawa membacanya, pertama saya mau katakan saya bukan pendukung pak Prabowo, cuma orang yang ingin pak Prabowo menjadi Presiden. Karena kemenangan pak Prabowo dikehendaki oleh para Ulama-Ulama yang terbukti jalan di garis yang lurus.

Apalagi, ulama-ulama ini dipimpin oleh Habib Rizieq Shihab yang merupakan cucu dari Nabi Muhammad Saw. Tentu saya berharap, dengan membantu pak Prabowo saya berada di barisan Habib Rizieq. Berada di barisan Habib Rizieq insya Allah bisa jadi bekal di akhirat nanti ketika bertemu dengan Nabi Muhammad Saw. Aamiin Yra.

Jadi tidak peduli apakah hasil akhirnya pak Prabowo menang atau kalah yang terpenting adalah ikut berjuang.

Kedua soal Quick Count yang dilakukan lembaga Survei, jujur saja sejak adanya Deklarasi 2019 Ganti Presiden saya sudah memprediksi lembaga survei politik akan mati.

Untuk bisa bertahan hidup maka salah satu cara yang harus dilakukan lembaga Survei politik adalah memenangkan petahana.

Alasannya sederhana saja, aksi Deklarasi jauh lebih nyata mengambarkan elektabilitas ketimbang angka-angka statistik. Aksi deklarasi pasti jadi lebih menarik swing voter atau suara ngambang ketimbang pengumuman tingginya angka elektabilitas.

Hanya saja, aksi deklarasi apakah bisa dipercaya oleh para Pengusaha sebagai ukuran kemenangan? Ini tentunya yang membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Sebab, jujur saja, dalam survei politik yang diincar dari pihak pemodal dan lembaga survei selain masyarakat awam. Hasil survei juga dimaksudkan untuk menarik sumbangan politik.

Tetapi jika strategi deklarasi ini ampuh, tentu akan menjadi contoh para kandidat yang ingin maju dalam pertandingan politik baik itu Pilkada dan Pilpres menggunakan strategi ini. Bahkan mengembangkannya menjadi Musyawarah Rakyat Besar atau Murba. Kira-kira kalo keadaannya seperti ini siapakah yang akan menjadi klien atau konsumen para lembaga survei politik?

Dalam dunia politik ada teori yang dikenal dengan band wagon effect teori ini berkembang pada pertengahan abad ke-19 di Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun