Mohon tunggu...
rizal malaka
rizal malaka Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Bisma Rizal

Seorang ingin mecoba merangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Maklumat Mekkah untuk Persatuan Indonesia

28 April 2019   23:19 Diperbarui: 29 April 2019   00:10 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bhttps://www.netralnews.com/news/politik/read/172497/rizieq-minta-jokowi-akui-prabowo-menang-agar-tidak-terjadi-i-people-power-i-

Pemilihan Presiden nampaknya akan terus ramai mewarnai pemberitaan dan lini media sosial. Selain proses penghitungan yang belum selesai, dugaan akan kecurangan pun mememuka.Bahkan, sampai Imam Besar Umat Islam Indonesia Habib Rizieq Shihab mengeluarkan 'Maklumat Mekkah' untuk segera menggelar Ijtima Ulama III dan Demonstrasi besar-besaran ke Badan Pengawas Pemilu dan KPU.

Namun, apa yang dilakukan oleh Habib Rizieq adalah sikap untuk tegaknya Pancasila terutama sekali sila ketiga Pancasila yakni, Persatuan Indonesia.

Asalnya sederhana saja, apa yang dilakukan Habib Rizieq adalah keinginan agar Pemilu dijalankan secara Jujur dan Adil atau Jurdil sebagaimana ketentuan
UUD 1945 Pasal 22 e ayat 1 menyatakan : "Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali".

Kemudian dalam UU nomor 7 tahun 2017 tentang PEMILU Pasal 463 ayat 1 s/d 4 telah menetapkan Sanksi Hukum dan Politik bagi Caleg mau pun Capres dan Cawapres yang melakukan kecurangan secara Terstruktur, Sistematis dan Masif adalah Dibatalkan Pencalonannya (DISKUALIFIKASI).

Sudah jadi rahasia umum sejak sebelum dan sesudah masa kampanye bahkan pada hari pencoblosan begitu banyak fakta-fakta dan bukti-bukti yang menunjukan telah terjadi kecurangan yang terstruktur, masif dan berkesimambungan.

Dan dalam UU nomor 7 tahun 2017 tentang PEMILU Pasal 463 ayat 1 s/d 4 tidak ada ketentuan yang harus membuktikan adalah pasangan calon yang dirugikan di Mahkamah Konstitusi (MK).

Seharusnya Bawaslu dengan Polri bisa menyelidiki hal tersebut terutama sekali terkait dengan gelembungnya suara pasangan 01 dalam sistem Situng KPU.

Namun, lagi-lagi sejak sebelum dan sesudah masa kampanye kedua lembaga itu terlihat tidak bertaji jika mengusut pihak petahana. Bila ini terus didiamkan maka yang terjadi adalah melemahnya Persatuan Indonesia. Karena pendiaman akan dugaan kecurangan dalam Pemilu membuktikan bahwa Manusia-manusia yang Adil dan Beradab semakin sedikit.

Jika manusia-manusia yang tidak Adil dan Beradab semakin banyak bahkan menduduki jabatan elit dalam negeri. Bisa dipastikan, pernyataan Prabowo Subianto Indonesia akan Punah tinggal menghitung hari.

Dalam Maklumat Mekkah sendiri ada instruksi untuk membacakan Surat Yasin dan shalawat serta doa Qunut. Hal ini membuktikan bahwa Maklumat Mekkah adalah kompas atau arah bagi manusia untuk tetap bersikap dan berpihak kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. 

Dan ciri Manusia yang Adil dan Beradab adalah yang bersikap dan berpihak kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.


Karena itu, mendukung Maklumat Mekkah adalah upaya untuk menjaga NKRI tetap tegak berdiri.

Mengapa Kita Yang Harus Bergerak

Berdasarkan lintasan kebenaran perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibentuk dari Bangsanya dulu lahir baru kemudian Negara ditetapkan.

Sejak 1965 hingga 2016 ketika peristiwa 212 terjadi, hanya gerakan Bangsa sajalah yang mampu merubah arah keberpihakan Elit atau Negara dari Prilaku yang Tidak Adil dan Biadab menjadi prilaku yang Adil dan Beradab.

Untuk itu, bagi Bangsa Indonesia menuntut Pemilu untuk Jujur dan Adil adalah wujud dari sikap Keberpihakan kita Kepada Prilaku yang Adil dan Beradab.

Dan hanya Manusia yang Adil dan Beradab lah yang akan mau dan mampu menjadi Persatuan Indonesia. Tidak mungkin, manusia-manusia yang berlaku curang dapat menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.

Dan semakin kokohnya persatuan Indonesia maka akan semakin kokohnya NKRI.

Kita Butuh Pemimpin Yang Beriman Dan Berbuat Kebajikan

Selama proses kampanye kita sudah melihat dari dua pasangan calon Presiden ini namakah yang Beriman dan yang Mengajak Berbuat Kebajikan.

Dari sejak Kampanye di mulai tidak pernah kita Mendengar Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengeluarkan kata-kata "Saya Akan Lawan" karena difitnah, "Kalo Diajak Berkelahi Jangan Takut."

Satu kata yang paling saya ingat dari Prabowo ketika acara deklarasi dukungan Alumni Perguruan Tinggi Nasional adalah, "Kita jangan menyalahkan siapa-siapa salah kan diri kita sendiri yang nama copet emang kerjanya mencopet."

Apalagi Sandiaga Uno yang berani menyambut dengan senyuman ketika dihadang oleh pendukung Jokowi-Ma'ruf  dan berkata bahwa "Kalian adalah saudara saya juga."

Tentu tidak berlebihan kalo saya katakan, Prabowo-Sandi bukanlah orang Munafik yang berkata dia berbohong, bila berjanji dia ingkar, bila dipercaya dia khianat dan bila bermusuhan sangat jahat.

Bahkan, ketika jelas-jelas dia dicurangkan pada hari pencoblosan tetap saja dia meminta pendukungnya untuk tetap tenang dan tidak anarkis.

Padahal, dari sisi militansi bila saja, bila saja pendukung Prabowo dan pendukung Jokowi berhadap-hadapan saya yakin sekali pendukung Jokowi lah yang akan lari terbirit-birit duluan.

Alasannya sederhana sekali, dari awal sampai saat ini tidak ada satu pun dari pendukung Jokowi-Ma'ruf yang menuntut keadilan dan kejujuran KPU.

Hanya BPN dan para ulama yang berada di barisan Ijtima Ulama lah yang berteriak untuk kejujuran dan keadilan.


Untuk itulah tidak berlebihan jika saya katakan Maklumat Mekkah Untuk Persatuan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun