Ketiga kaum inilah yang menjadi penghubung Negara-negara yang ingin Indonesia tidaklah merdeka.
Keberadaan kaum-kaum ini sifatnya Aksioma atau pasti selalu ada. Terbukti, ketika kepemimpinan Soekarno berganti ke Soeharto bangunan NKRI tidak dapat berdiri tegak.
Malahan pada tahun 2002, empat tahun setelah Soeharto turun dari jabatannya. Keberadaan UUDS 1950 menjadi sempurna dengan nama UUD 1945 Amandemen.
Disinilah, tantangan Prabowo-Sandi dalam menghadapi Proxy War yakni, menyeleksi dan mentracing siapakah di bangsa ini yang masuk ke dalam tiga golongan tersebut.
China dan Amerika Pernah Bekerjasama
Ketika Soekarno memimpin bangsa ini dengan UUD 1945 naskah asli, terdapat konspirasi dunia yang dimulai dari China, Amerika Serikat, dan Belanda.
Konspirasi ini, bertujuan dua hal; menjatuhkan Soekarno dan memiskinkan rakyatnya. Mengapa harus memiskinkan rakyatnya? Sebab jika hanya menjatuhkan Soekarno saja maka akan lahir Soekarno-Soekarno yang lain. Jika rakyatnya telah miskin tentu akan menjadi rakyat yang enggan berpikir.
Alasan konspirasi ini terjadi, sederhana saja, untuk China adalah PP 10 Tahun 1959, sebetulnya ini adalah manuver Soekarno agar Presiden China saat itu merubah konstitusinya, yang kabarnya berisi sebagai berikut; "Setetes Darah China maka Ia adalah China."
Sehingga tidak heran pada 1960, ada 102.196 orang asing Tionghoa meninggalkan Indonesia.
Sedangkan Amerika Serikat terganggu hegomoninya ketika Soekarno membangun Konferensi Asia Afrika.Â
Lalu Belanda, menuntut kepada Pemerintahan Indonesia menanggung pembayaran utang pemerintah sebesar 1,13 miliar dolar AS.Â