“Hai mas...nama saya Chaca”. Begitulah sapaan pertama kalinya saya bertemu dengan wanita cantik ini, pekan lalu, di sebuah pelataran ruko Taman Palem, Cengkareng. Mata saya, jujur, tak berkedip sedikit pun memandangi wajah cantik gadis tinggi putih dan seksi ini. Hidungnya mancung, suaranya nge-bass. Namun, ia sangat lembut dan sangat bersahabat.
Tapi, di balik wajah cantik dan sepatu hak tingginya, ia sejatinya gahar dalam urusan menguras tenaga. Tak percaya, coba anda colek, saya pastikan bogem dan tendangan kerasnya akan langsung melumpuhkan anda. Ini, saya saksikan langsung, ketika gadis bernama lengkap Cha Caroline, latihan pukulan dan tendangan di atas ring.
Ya...gadis kelahiran Tanjung Pinang 01 Agustus 1989 ini, sedang dilatih khusus menjadi woman fighter di VFC Gym Mixed Martial Art. Tiap hari, gadis cantik tinggi putih ini digembleng secara khusus oleh instruktur MMA dan Brazilian Jiu-jitsu. Keringat bercucuran selalu membasahi wajah cantik dan tubuh seksinya, saat kakinya menendang sansak 80 kg. Begitu juga ketika menendang hand kick PAD milik pelatih. Buk..buk...mbukk!!!
Bukan ingin sok-sokan jadi jagoan, tapi Chaca ingin memiliki pertahanan diri dari segala aksi yang merugikan dirinya. Maklum, akhir-akhir ini, banyak terjadi aksi pelecehan seksual dan kekerasan di jalanan, yang korbannya kebanyakan wanita. “Saya memilih martial art sebagai olahraga bukan semata-mata mengikuti trend. Tetapi memang saya menyukai jenis olahraga yang menantang adrenalin dan pertahanan diri,” ujar gadis pengila film-film action full body contact ini.
Mahasiswi sebuah perguruan swasta ini, setahun belakangan ini mengenal beladiri. Di gym yang terletak di kawasan Ruko Mutiara Taman palem, Cengkareng ini, Chaca langsung dilatih juara Muay Thai Thailand bernama Pho. Untuk teknik kuncian, ia dibimbing oleh master brazilian jiu-jitsu blue belt, Stanley Pesik.
Di sini juga, gadis penyuka warna hitam dan merah ini, ikut kelas khusus action movie, yang langsung ditangani jagoan stuntmant Indonesia, pak Tanaka. “Saya menikmati setiap gerakan martial art ini. Apalagi kalau saya lihat film-film laga, kayak pertarungan, itu sangat seru. Makanya saya ingin menguasai beladiri,” tegas Chaca sembari tersenyum manis.
Berat dan melelahkan? Baginya tentu tidak. Apalagi, martial art sudah menjadi hobi dan kewajiban. Chaca berharap, dengan latihan beladiri, bahkan tiap hari, mudah-mudahan ke depannya ia bisa menjadi bintang film laga full body contact.
Tapi, sssttt....ngomong-ngomong tipe cowoknya, dia suka pria macho dan bertatoo, atau dalam istilah dia, bad boy style! So, jangan coba-coba colek dia! Salam. (rizaldo, karpetmerah 20141017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H