Mohon tunggu...
RIZALDY RAHADIANPRADIPTA
RIZALDY RAHADIANPRADIPTA Mohon Tunggu... Penulis - Netizen Journalism

Aku percaya, bahwasannya peradaban tercipta dari kata-kata yang keluar dari ujung sebuah pena.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketimpangan Sosial-Ekonomi di Indonesia: Akar Masalah dan Solusi

25 Juni 2023   09:42 Diperbarui: 25 Juni 2023   09:56 2714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketimpangan sosial-ekonomi telah menjadi permasalahan yang kompleks di Indonesia. Meskipun negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin semakin melebar. Esai ini akan membahas akar masalah ketimpangan sosial-ekonomi di Indonesia, serta mencari solusi-solusi yang dapat meminimalkan kesenjangan ini.

Contoh fenomena ketimpangan sosial dari sudut pandang ekonomi antara kaya dan miskin, pejabat dan rakyat biasa. Penyebab utama ketimpangan sosial berkisar dari pengangguran hingga kemiskinan. Ketimpangan sosial merupakan salah satu masalah sosial yang mempengaruhi terjadinya konflik.

Konflik dapat disebabkan oleh masalah hukum, pelayanan publik, birokrasi, pendidikan, agama dan suku, tidak hanya dari segi ekonomi. Ada beberapa factor yang menjadi akar masalah dari ketimpangan sosial-ekonomi yang terjadi di Indonesia.

Faktor yang pertama adalah pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Meskipun pertumbuhan ekonomi nasional terjadi, distribusi kekayaan dan kesempatan tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa daerah masih mengalami kemiskinan yang parah, sementara daerah lain menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat.

Seperti yang dikatakan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati. Enny mengatakan bahwa sekitar 70 persen berkutat di wilayah Jabodetabek. Hal ini berakibat adanya pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.

Lalu faktor yang kedua adalah ketidakmerataan akses terhadap Pendidikan. Akses terhadap pendidikan berkualitas masih menjadi tantangan di beberapa wilayah di Indonesia. Ketimpangan pendidikan berdampak pada kesenjangan kemampuan dan peluang kerja antara kelompok sosial.

Walaupun zaman semakin berkembang dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, semakin meluasnya jaringan internet dan penggunaannya, akan tetapi akses pendidikan masih belum merata di setiap daerah.

Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya menjadi faktor ketiga dalam ketimpangan ini. Kontrol dan distribusi sumber daya ekonomi yang tidak adil merupakan salah satu akar masalah utama ketimpangan sosial-ekonomi di Indonesia. Banyak kebijakan ekonomi yang memberikan keuntungan kepada segelintir orang atau kelompok tertentu, sementara masyarakat luas tidak merasakan manfaatnya.

Tentu saja dengan akses-akses sumber daya yang hanya dikelola oleh segelintir orang saja atau adanya oligarki maka ketimpangan akan terus terjadi. Masyarakat yang tidak mempunyai modal atau akses akan selamanya kesulitan untuk mengikis ketimpangan yang terjadi.

Akses terhadap sumber daya saja sudah dikuasai oleh segelintir orang atau golongan, belum lagi ditambah korupsi dan kehancuran tata Kelola di antara pejabat publik dan system birokrasi. Tingginya tingkat korupsi di Indonesia juga berperan dalam memperburuk ketimpangan sosial-ekonomi. Korupsi menghambat pembangunan yang adil dan berkelanjutan serta menyebabkan alokasi sumber daya yang tidak efisien. Korupsi ini menjadi factor yang kelima.

Lalu bagaimana dengan solusi-solusi untuk mengatasi ketimpangan sosial-ekonomi di Indonesia? Mungkin di sini hanya akan memberikan sedikit solusi soal ketimpangan sosial-ekonomi ini.

Solusi yang pertama adalah pemerataan pembangunan daerah. Pemerintah perlu menerapkan kebijakan pembangunan yang berfokus pada daerah-daerah yang tertinggal, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Hal ini melibatkan investasi infrastruktur, akses pendidikan, dan peluang ekonomi yang setara di seluruh wilayah Indonesia.

Kebijakan ini dimaksudkan agar tidak hanya daerah-daerah maju perkotaan yang mengalami pertumbuhan ekonomi, akan tetapi juga di daerah-daerah yang kurang dijangkau atau diperhatikan oleh pemerintah pusat.

Reformasi sistem pendidikan merupakan solusi yang kedua. Diperlukan upaya serius untuk meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat. Investasi dalam fasilitas pendidikan, pelatihan guru, dan kurikulum yang relevan akan membantu mengurangi kesenjangan pendidikan dan memberikan peluang yang lebih adil bagi semua anak Indonesia.

Kemudian, solusi ketiga adalah pembangunan ekonomi inklusif. Pemerintah harus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan menciptakan lapangan kerja yang layak dan memberikan pelatihan bagi masyarakat yang kurang terampil. Pemberdayaan sektor informal dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah juga perlu didorong untuk mengurangi ketimpangan ekonomi.

Walaupun tidak bisa langsung memberikan akses sumber daya alam seperti misalnya pertambangan dan lain-lain, setidaknya pemberian paket kebijakan untuk meningkatkan sektor bisnis sekala rumahan tentu akan berdampak signifikan.

Perbaikan tata kelola dan pemberantasan korupsi menjadi solusi yang sangat penting dan diharuskan. Reformasi tata kelola yang transparan dan akuntabel harus menjadi prioritas utama. Penguatan lembaga pengawas, penegakan hukum yang tegas terhadap praktik korupsi, dan pemberdayaan masyarakat dalam memerangi korupsi akan membantu menciptakan lingkungan ekonomi yang adil dan berkeadilan.

Karena sebagus apapun kebijakan yang sudah direncanakan, korupsi akan menjadi faktor kuat dalam memperlebar ketimpangan sosial-ekonomi yang sudah terjadi. Anggaran yang seharusnya menjadi hak warga negara untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya, justru hanya dinikmati oleh pejabat tak bertanggung jawab dengan cara dikorupsi.

Solusi yang kelima adalah kebijakan sosial yang progresif. Pemerintah harus mengadopsi kebijakan sosial yang progresif, seperti program jaminan sosial, bantuan sosial, dan subsidi yang tepat sasaran. Langkah-langkah ini dapat membantu melindungi dan mendukung masyarakat yang rentan, serta mengurangi kesenjangan dalam akses terhadap layanan publik.

Ketimpangan sosial-ekonomi di Indonesia adalah masalah serius yang mempengaruhi keberlanjutan pembangunan negara ini. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya serius dari pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta. 

Pemerintah harus mendorong pembangunan yang inklusif, memperbaiki tata kelola, dan mengadopsi kebijakan sosial yang progresif. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat membangun masyarakat yang lebih adil, setara, dan berkelanjutan bagi seluruh rakyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun